2.3.1 Parameter Biologi
Parameter biologi yang diamati terdiri atas derajat kelangsungan hidup SR, koefisien keragaman panjang, dan pertambahan panjang mutlak. Untuk
menentukan nilai parameter tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengambilan contoh sampling. Sampling ikan dilakukan setiap 10 hari sekali selama 30 hari
pemeliharaan dengan pengambilan contoh ikan sebanyak 30 ekor. Setiap sampling dilakukan penghitungan jumlah dan pengukuran panjang tubuh ikan.
Pengukuran panjang tubuh ikan tersebut dilakukan dengan menggunakan jangka sorongpenggaris. Pada akhir pemeliharaan dilakukan perhitungan populasi ikan
dan pengukuran bobot tubuh akhir. Pengukuran bobot ikan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
1 Derajat Kelangsungan Hidup Derajat kelangsungan hidup yaitu perbandingan ikan yang hidup hingga
akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan. Dihitung dengan menggunakan rumus Goddard, 1996 :
Keterangan: SR = Derajat kelangsungan hidup Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor 2 Koefisien Keragaman Panjang
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman, dihitung menggunakan rumus Steel dan
Torrie, 1991:
Keterangan: KK = Koefisien keragaman S
= Simpangan baku γ = Rata-rata contoh
3 Pertambahan Panjang Mutlak Pertambahan panjang mutlak adalah perubahan panjang rata-rata individu
pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan, dihitung menggunakan rumus Effendi, 1979:
Keterangan: Pm = Pertambahan panjang mutlak cm Lt = Panjang rata-rata akhir cm
Lo = Panjang rata-rata awal cm
2.3.2. Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati meliputi konsentrasi oksigen terlarut DO, pH, suhu, amonia, kesadahan dan alkalinitas. Nilai parameter tersebut
digunakan untuk pembahasan kelayakan air yang digunakan sebagai media pemeliharaan memenuhi kisaran bagi kelangsungan hidup ikan betok.
Pengukuran konsentrasi oksigen terlarut DO dilakukan dengan menggunakan DO-meter. Air tandon dan media pemeliharaan dari masing-masing
perlakuan diambil dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Selanjutnya air tersebut diukur dengan DO-meter.
Derajat keasaman pH diukur dengan menggunakan pH meter. Batang indikator probe pada pH-meter dicelupkan pada air sampel. Selanjutnya nilai pH
yang terukur dapat dilihat pada layar pH-meter. Pengamatan terhadap suhu dilakukan dengan menggunakan termometer.
Pengambilan data suhu dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kualitas air yang lain.
Data konsentrasi amoniak diperoleh melalui dua tahap. Tahap pertama menggunakan spektrofotometer untuk memperoleh nilai absorban yang kemudian
dihitung untuk memperoleh nilai total amonium nitrogen TAN. Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan perhitungan terhadap data TAN sehingga diperoleh
nilai kadar amoniak NH
3
dalam media pemeliharaan. Data kesadahan media pemeliharaan diperoleh dengan cara titrasi.
Pengukuran kesadahan dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kualitas air yang lain.
Data alkalinitas media pemeliharaan diperoleh dengan cara titrasi. Pengukuran alkalinitas dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kualitas air
yang lain.
2.3.3. Perhitungan Ekonomi