Citra tanggal
6 April
2008, dan
memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah Bogor dan sekitarnya didominasi oleh rona merah
yang memiliki suhu permukaan sebesar 293 K sampai 306.7 K. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar wilayahnya bebas awan. Sedangkan pada tanggal 26 Maret 2008, wilayah
Bogor dan sekitarnya sebagian besar didominasi oleh rona merah dan kuning. Hal ini
menunjukkan bahwa wilayah tersebut ditutupi sebagian tertutup oleh awan dan sebagian lagi
bebas awan. Citra pada tanggal 26 Maret 2008, 2 November 2008, 6 April 2008 dan 24 September
2008 dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan tanggal 9 Juli 2008 tidak dapat dipetakan karena
mengalami kerusakan data.
4.3 Klasifikasi Awan
4.3.1 Pendekatan Albedo
Awan tebal lebih banyak memantulkan dibandingkan meneruskan radiasi matahari. Oleh
karena itu, awan tebal terlihat gelap jika dilihat dari permukaan bumi namun terlihat putih terang
dari ruang angkasa. Sebaliknya, awan-awan tipis lebih banyak meneruskan daripada memantulkan
radiasi matahari sehingga tampak berwarna abu- abu atau gelap jika dilihat dari ruang angkasa.
Oleh karena itu kenampakan citra pada albedo rendah akan terlihat lebih gelap dibandingkan
dengan kenampakan citra pada albedo tinggi. Citra tanggal 1 Januari 2008 memperlihatkan
bahwa sebagian besar wilayah Bogor dan sekitarnya banyak didominasi oleh rona merah
muda dan hijau dengan kisaran albedo yaitu 80 sampai 98 dan 40 sampai 60. Hal ini
menunjukkan bahwa ditutupi oleh awan-awan tebal. Menurut penilitan Conover 1965 dalam
Kondratyev 1972, awan Cumulonimbus mempunyai albedo rata-rata sebesar 92 . Oleh
karena itu diantara awan-awan tebal pada tanggal 1 Januari 2008 di wilayah Bogor dan sekitarnya
salah satunya merupakan awan cumulus. Selain awan cumulus, wilayah tersebut juga ditutupi
oleh awan cirrus, stratus dan stratocumulus.
Citra pada 26 Maret 2008 dan 24 September 2008, awan yang terdapat pada wilayah Bogor
dan sekitarnya memiliki albedo sebesar 20 sampai 40 yang merupakan awan cirrus.
Sedangkan pada tanggal 6 April 2008, selain terdapat awan cirrus, wilayah tersebut juga
ditutupi oleh awan stratus namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan awan cirrus. Citra pada
tanggal 2 November 2008, awan-awan yang terdapat pada wilayah tersebut yaitu awan cirrus,
stratus,
cumulus, stratocumulus,
dan cumulonimbus.
4.3.2 Pendekatan Suhu Permukaan Ts
Suhu permukaan pada citra Gambar 11, pada rona biru tua merupakan awan cirrus. Awan pada
kisaran tersebut juga sesuai dengan penilitian Valovcin 1968 yang mengidentifikasi suhu
permukaan awan cirrus sekitar 219 K. Rona Biru muda merupakan awan cirrostratus. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian Bordowsk dan Hurtaud mengidentifikasi kecerahan awan cirrostratus
sebesar 235 K sampai 255 K. Selain itu, pada rona tersebut juga dapat digolongkan ke dalam
awan
cirrocumulus. Rona
hijau dapat
digolongkan ke dalam awan altocumulus, altostratus,
nimbostratus, stratocumulus,
cumulonimbus, dan
cumulus.
Gambar 9 Distribusi Albedo Wilayah Bogor dan sekitarnya pada tanggal 1 Januari 2008
Gambar 10 Distribusi Suhu Permukaan Wilayah Bogor dan sekitarnya pada tanggal 1 Januari 2008 Sedangkan rona kuning dapat digolongkan ke
dalam awan stratus, nimbostratus, cumulus, dan
cumulonimbus. Citra sebaran spasial pada tanggal 1 Januari
2008 memperlihatkan bahwa wilayah Bogor dan sekitarnya ditutupi oleh berbagai jenis tipe awan.
Wilayah tersebut didominasi oleh warna hijau sehingga awan-awan yang menutupinya yaitu
altocumulus,
altostratus, nimbostratus,
stratocumulus, cumulonimbus, dan cumulus. Citra tanggal 2 November 2008 sebagian besar
didominasi oleh rona merah muda yang digolongkan ke dalam awan stratus. Selain itu
wilayah tersebut juga banyak ditutupi oleh awan
nimbostratus, cumulus, dan cumulonimbus. Citra sebaran spasial suhu permukaan pada
tanggal 26 Maret 2008 banyak didominasi oleh awan stratus, nimbostratus, cumulus, dan
cumulonimbus. Selain itu wilayah tersebut juga ditutupi oleh awan altocumulus, altostratus, dan
stratocumulus. Pada tanggal 6 April 2008 wilayah Bogor dan sekitarnya ditutupi oleh awan stratus,
nimbostratus, cumulus, dan cumulonimbus. Jumlah terbanyak yaitu awan stratus. Sedangkan
pada tanggal 24 September 2008 wilayah Bogor
dan sekitarnya ditutupi oleh awan stratus. Hasil ekstraksi suhu permukaan menggunakan
kanal 31 dan kanal 32 menunjukkan bahwa hampir di semua tanggal terdeteksi awan-awan
yang mengandung kristal es seperti awan cumulonimbus dan awan-awan tinggi. Hal ini
sesuai dengan penelitian Baum et all 2000 dalam Choi et all 2005 yang mengatakan
bahwa kristal-kristal es pada awan dapat dideteksi dengan baik pada panjang gelombang tersebut
menggunakan citra MODIS.
4.4 Perbandingan Klasifikasi Awan antara