Metode Penelitian Penurunan nilai albedo dan suhu permukaan dari data Terra MODIS L1B untuk klasifikasi awan

 Stratus : awan yang melebur seperti kabut, seringkali terbentuk dari kabut yang naik. Hujan yang dihasilkan dari awan ini biasanya hujan ringan.  Stratocumulus Sc : awan yang berbentuk seperti gelombang lautan. Langit yang berwaarna biru sering tampak di antara awan ini.  Nimbostratus Ns : suatu lapisan awan yang tebal dengan bentuk yang tidak teratur, menimbulkan banyak hujan sehingga disebut awan-awan gangguan storm cloud. d. Awan yang berkembang vertikal Awan yang berkembang vertikal dihasillkan oleh kantong udara yang hangat dan lembab yang masih mampu naik sampai ketinggian yang cukup tinggi setelah melewati aras kondensasi. Awan ini terdiri dari :  Cumulus Cu : awan yang berbentuk seperti kubah dengan dasar vertikal. Biasanya terbentuk pada siang hari dalam udara yang bergerak naik. Bagian yang berhadapan dengan matahari terang dan berwarna kelabu pada bagian yang tidak tersinari.  Cumulonimnus Cb : awan yang berbentuk sangat besar dan kadang-kadang puncaknya melebar. Awan ini menghasilkan hujan yang disertai kilat dan guntur serta badai. Kadang- kadang disertai kristal-kristal es. Berwarna putih, pucat, dan terdiri dari beberapa bagian yang keabu-abuan karena kurang sinar Handoko 1995. Awan Cb mengandung partikel es dan butir air yang besar dan suhu puncaknya mencapai puluhan derajat Celcius Karmini M 2000. Tabel 3 Penelitian klasifikasi awan yang sudah dilakukan Peneliti JudulTema Metode Mimin Karmini 2000 Hujan Es Hail Di Jakarta, 20 April 2000 Menghitung cell Cb dilihat dari kecerahan puncak awan yang dikonversi menjadi suhu puncak awan menggunakan satelit GMS-5 Francis R Valovcin 1968 Infrared Measurement of Jet-Stream Cirrus Mengukur Tbb puncak awan cirrus menggunakan pesawat terbang U-2 O Lado- Bordowsky Radiometric Measurements Menghitung suhu kecerahan dan Y Hurtaud of Cirrus Cloud Over Sea and Land Surfaces cirrostratus dengan teknik rasio menggunakan 2 kanal menggunakan AVHRR3 III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung pada bulan Maret 2010 - November 2010 di Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran Atmosfer Departemen Geofisika dan Meteorologi, IPB. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak pengolah citra image processing , perangkat pengolah sistem informasi geografis, Microsoft Office. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data citra satelit Terra-MODIS L1B yang mencakup wilayah Bogor pada tanggal 1 Januari 2008, 2 November 2008, 26 Maret 2008, 6 April 2008, dan 9 Juli 2008, 24 September 2008. Kanal yang digunakan yaitu kanal 1, 3,dan 4 sebagai kanal reflektan dengan kisaran panjang gelombang tampak yaitu kanal 1 yaitu 0.62 µm sampai 0.67 µm, kanal 3 yaitu 0.459 µm sampai 0.479 µm, kanal 4 yaitu 0.545 µm sampai 0.565 µm dan kanal 31 dan 32 sebagai kanal emisivitas dengan kisaran panjang gelombang inframerah termal yaitu kanal 31 yaitu 10.78 µm sampai 11.28 µm, dan kanal 32 yaitu 11.77 µm sampai 12.27 µm. Ke lima kanal tersebut mempunyai resolusi 1000 m x 1000m. Data tersebut dapat diperoleh dengan mengunduh di alamat http:ladsweb.nascom.nasa.govdatasearch.ht ml b. Peta Rupa Bumi Indonesia RBI skala 1:50000.

3.3 Metode Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.3.1 Pemrosesan Citra Satelit Pemrosesan awal citra satelit dilakukan untuk mendapatkan informasi awal yang diinginkan dari suatu data citra sebelum dilakukan analisis spasial dan atribut, yaitu informasi reflektan dari kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 dan informasi suhu permukaan yang diturunkan dari kanal 31 dan kanal 32. Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu :  Ekspor GCP Ground Check Point dan Koreksi Radiometrik Ekspor GCP Ground Check Pointtitik ikat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ENVI 4.5 yang berfungsi untuk memilih sistem proyeksi yang akan digunakan. Pada penelitian ini digunakan sistem proyeksi UTM dengan unit meter dan datum WGS-84. Sedangkan koreksi Bowtie dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ENVI 4.5 yang berfungsi untuk menghilangkan efek duplikasi data pada citra di baris-baris tertentu. Koreksi bowtie dilakukan pada semua kanal yang digunakan.  Pemotongan Cropping wilayah Bogor Data citra satelit Terra-MODIS wilayah Pulau Jawa yang telah terkoreksi kemudian dipotong dengan data vektor wilayah Bogor dengan menggunakan perangkat lunak pengolah citra.  Penentuan nilai RMSE Root Mean Squared Error RMSE : ...............7 dimana, P ij : nilai awal T j : nilai targetprediksi n : jumlah sampel Sumber : gepsoft 2000 3.3.2 Ekstraksi Nilai Parameter Klasifikasi Awan Citra satelit MODIS L1B yang telah terkoreksi kemudian dilakukan ekstraksi nilai yang diuraikan sebagai berikut :  Konversi nilai digital number ke dalam nilai spectral radiance Nilai radiansi energi radiasi yang diterima permukaan bumi per satuan luas dihitung dari kanal 31 dan 32 sebagai kanal termal pada citra MODIS. Persamaan radiansi adalah sebagai berikut : L λ = radiance_scale Scaled Integer – radiance _offsets ...............................................8 dimana, L λ : nilai radiansi kanal ke-i Wm -2 µm -1 sr -1 Radiance scale : nilai faktor skala bebas pada kanal ke-i Radiance offset : nilai offset tak bebas pada kanal ke-i  Albedo Albedo didapat dengan menggunakan persamaan : α = .........................9 dimana, L : Spektral Radiasi Wm 2 sr µm D : Jarak astronomi bumi-matahari Å E o : nilai rata-rata solar spektral irradians pada kanal tertentu Wm 2 µm cos θ s : Sudut zenith matahari Spektral radiasi merupakan kisaran nilai radiasi yang dipantulkan oleh objek sedangkan solar spektral irradians merupakan kisaran nilai radiasi yang sampai ke permukaan bumi per unit area per unit panjang gelombang. Tabel 4 Nilai rata-rata solar irradians pada kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 MODIS L1B Kanal E o 1 1606.17 3 2087.94 4 1865.94 Sumber : Thuillier et all 1998 Sudut zenith matahari merupakan sudut yang dibentuk antara garis normal dengan arah radiasi yang datang. Sudut zenith matahari akan berbeda setiap tanggal sehingga menyebabkan nilai albedo dari satu tanggal ke tanggal lainnya mengalami perbedaan. Nilai albedo tersebut langsung didapat pada kanal reflektan satelit MODIS L1B. Kanal yang digunakan yaitu kanal 1, kanal 3, dan kanal 4.  Suhu Permukaan Suhu permukaanbrigthness temperature diturunkan dari nilai radiansi energi yang diterima bumi per satuan luas berdasarkan persamaan Planck Lim 2001. Dalam hal ini brigthness temperature dapat dianggap sebagai suhu permukaan dari suatu obyek. Hukum Planck digunakan untuk menurunkan suhu permukaan karena hukum tersebut dapat menghitung intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu objek permukaan. Intensitas radiasi berkaitan dengan panas objek di bumi dan besarnya panas dapat ditunjukkan dengan suhu. Kanal yang digunakan untuk ekstraksi suhu permukaan yaitu kanal 31 dan kanal 32. Adapun persamaanya yaitu : dimana, : radiasi yang dipancarkan benda hitam, dalam hal ini yaitu L λ T : suhu mutlak K sehingga dimana, Tb : suhu kecerahan o K C 1 : konstanta radiasi pertama 1.1911 x 10 8 W M -2 sr -1 µm -1 -4 C 2 : konstanta radiasi kedua 1.439 x 10 -4 K µm L λi : nilai radiansi kanal ke-i Wm -2 µm -1 sr -1 λ i : nilai tengah panjang gelombang kanal ke-i µm  Penentuan daerahregion awan dan non awan

a. Pendekatan Albedo