Tujuan Albedo Penurunan nilai albedo dan suhu permukaan dari data Terra MODIS L1B untuk klasifikasi awan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awan berpengaruh terhadap terhadap keseimbangan energi di atmosfer melalui proses penyerapan, pemantulan, dan pemancaran energi matahari. Awan memiliki ciri tertentu sesuai dengan bentuk dan ketinggiannya. Selain itu, seperti jenis penutupan permukaan yang lain, awan juga memiliki nilai albedo dan suhu permukaan. Ketika awan menerima energi yang dipancarkan surya maka energi tersebut akan dipantulkan dan diteruskan oleh awan. Perbandingan jumlah radiasi yang dipantulkan dan diteruskan akan mempengaruhi nilai albedo. Selain itu, suhu permukaan dapat menjadi indikator dalam pemisahan daerah yang tertutup awan dan bebas awan. Salah satu aplikasi penginderaan jauh di bidang meteorologi yaitu pemantauan pergerakan awan dan pola sebarannya. Pemanfaatan dengan teknologi ini memiliki kemampun deteksi yang tidak terbatas ruang dan waktu. Suhu permukaan dan albedo adalah identifikasi pertama yang diturunkan dari data citra satelit, dalam penelitian ini yaitu citra satelit MODIS, dengan menggunakan kisaran panjang gelombang tertentu. Pola sebaran awan dapat dilihat dengan menggunakan informasi reflektan menggunakan kisaran panjang gelombang tampak dan kanal inframerah dapat mengindikasikan suhu permukaan. Proses klasifikasi awan dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan albedo dan suhu permukaan yang dapat diekstrak dari data satelit. Namun, sebelum melakukan klasifikasi dengan dua pendekatan tersebut perlu ditinjau dahulu hubungan antara kanal-kanal yang digunakan. Jika hubungan diantara kanal-kanal tersebut positif maka proses klasifikasi awan dapat dilakukan.

1.2 Tujuan

Penilitian ini dilakukan untuk : a. melakukan analisis terhadap nilai albedo dan suhu permukaan yang diturunkan dari data Terra MODIS L1B. b. membuat klasifikasi awan berdasarkan suhu permukaan dan albedo. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suhu Permukaan Suhu permukaan dapat didefinisikan sebagai suhu bagian terluar dari suatu objek. Suhu permukaan benda tergantung dari sifat fisik permukaan objek, diantaranya yaitu emisivitas, kapasitas panas jenis, dan konduktivitas termal. Jika suatu objek memiliki emisivitas dan kapasitas panas jenis yang tinggi, sedangkan konduktivitas termalnya rendah maka suhu permukaan objek tersebut akan menurun, contohnya pada permukaan berupa perairan. Sedangkan jika suatu objek memiliki emisivitas dan kapasitas panas jenis yang rendah sedangkan konduktivitas termalnya tinggi maka suhu permukaan objek tersebut akan meningkat, contohnya pada permukaan berupa daratan Sutanto 1994. Suhu permukaan diperoleh dari suhu kecerahan yang diturunkan dari persamaan Planck. Suhu permukaan dengan mudah dapat diidentifikasi dengan memakai asumsi emisivitas sama dengan satu dimana sifat tersebut dimiliki oleh benda hitam. Benda hitam adalah objek yang menyerap seluruh radiasi elektromagnetik, kemudian menurut teori fisika klasik, objek tersebut juga haruslah memancarkan energi yang diserapnya. Oleh karena itu energi suatu benda dapat diukur. Suhu permukaan merupakan unsur pertama yang dapat diidentifikasi dari citra satelit termal. Suhu permukaan dapat didefinisikan sebagai suhu permukaan rata-rata dari suatu permukaan yang digambarkan dalam satuan piksel dengan berbagai tipe permukaan. Besarnya suhu permukaan dipengaruhi oleh panjang gelombang. Panjang gelombang yang paling sensitif terhadap suhu permukaan adalah inframerah thermal. Oleh karena itu, kanal thermal dari suatu satelit berfungsi untuk mencari suhu permukaan objek di permukaan.

2.2 Albedo

Albedo berasal dari bahasa Latin yaitu albus yang berarti putih. Albedo yaitu perbandingan antara radiasi gelombang pendek yang dipantulkan dengan yang datang dari semua spektrum panjang gelombang. Formula albedo dapat ditulis sebagai berikut : α = .................................1 dimana, α : albedo R s : Radiasi gelombang pendek yang dipantulkan R s : Radiasi gelombang pendek yang datang Albedo menunjukkan sifat kehitaman badan objek. Albedo mempunyai kisaran nilai 0-1. Bila suatu objek mempunyai nilai albedo = 0 maka objek tersebut mengabsorbsi seluruh radiasi gelombang pendek yang datang dan albedo =1 maka objek tersebut memantulkan seluruh radiasi gelombang pendek yang datang. Namun, tidak ada satu pun benda di alam semesta yang memiliki albedo bernilai 0 atau 1, yang ada hanya mendekati 0 dan 1. Semakin mendekati nilai nol maka kenampakan suatu objek semakin gelap dan semakin mendekati nilai satu maka kenampakan suatu objek semakin cerah. Tabel 1 Albedo pada bermacam-macam permukaan Albedo Jenis Permukaan 5 – 20 Perairan dalam 6 – 8 Tanah abu-abu lembab 16 – 18 Tanah terang kering 9 Bangunan 10 – 23 Tanaman Sumber : Stull 2000 Awan memiliki albedo yang beragam tergantung banyaknya radiasi gelombang pendek yang dipantulkan dan diteruskan. i ii Gambar 1 Respon radiasi gelombang pendek dan gelombang panjang pada : i awan tinggi; ii awan rendah Sumber : NASA 2010 Gambar diatas menjelaskan bahwa saat radiasi gelombang pendek mengenai objek tersebut maka awan tinggi lebih banyak meneruskan radiasi gelombang pendek garis panah berwarna merah daripada memantulkannya. Sebaliknya, pada awan rendah akan lebih banyak memantulkan radiasi gelombang pendek yang datang dibandingkan meneruskannya. Oleh karena itu, albedo awan tinggi lebih kecil dibandingkan awan rendah. Nilai albedo pada beberapa jenis awan dapat dilihat pada Tabel 2. Selain rentang nilai pada tabel di atas, menurut Tsay S et all 1988 awan juga memiliki nilai albedo 0.5 sampai 0.7. Selain itu menurut Conover 1965 dalam Kondratyev 1972 albedo rata-rata pada awan Cumulonimbus tebal dan besar yaitu sebesar 92 , Cumulus dan Stratocumulus di atas daratan 69 . Tabel 2 Albedo pada beberapa jenis awan Albedo Jenis Awan 0.2 - 0.4 Cirrus Ci 0.4 - 0.5 Stratus St 0.7 - 0.95 Awan Tebal Sumber: Gordeau 2004 dan Stull 2000

2.3 Penginderaan Jauh untuk Identifikasi