Pendekatan Albedo Albedo Penurunan nilai albedo dan suhu permukaan dari data Terra MODIS L1B untuk klasifikasi awan

dimana, : radiasi yang dipancarkan benda hitam, dalam hal ini yaitu L λ T : suhu mutlak K sehingga dimana, Tb : suhu kecerahan o K C 1 : konstanta radiasi pertama 1.1911 x 10 8 W M -2 sr -1 µm -1 -4 C 2 : konstanta radiasi kedua 1.439 x 10 -4 K µm L λi : nilai radiansi kanal ke-i Wm -2 µm -1 sr -1 λ i : nilai tengah panjang gelombang kanal ke-i µm  Penentuan daerahregion awan dan non awan

a. Pendekatan Albedo

Region awan dipilih apabila memiliki nilai albedo seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Di luar nilai tersebut, jenis penutupan permukaan berupa non awan.

b. Pendekatan Suhu Permukaan

Suhu permukaan yang ditangkap oleh sensor satelit merupakan suhu lapisan atas awan, sehingga nilai nilai yang mendekati suhu minimum dari suhu awan pada tabel di bawah ini adalah suhu permukaan. Pada Tabel 5, suhu pada jenis awan vertikal, sedang, dan tinggi memiliki kisaran nilai yang sama karena pada jenis awan tersebut memakai asumsi bahwa ketinggian pada jenis awan tersebut sama. Tabel 5 Suhu awan menurut World Meteorological Oganization 1956 dalam Summer G 1988 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemrosesan Awal Citra MODIS 4.1.1 Koreksi Radiometrik pada Citra MODIS Koreksi radiometrik citra MODIS yang dimaksud adalah koreksi bowtie. Akibat dari koreksi ini, nilai radians dari citra yang belum dikoreksi dengan yang sudah dikoreksi mengalami perubahan. Besar perubahan adalah sebagai berikut. i ii Gambar 4 i Citra MODIS yang belum dilakukan koreksi radiometrik; ii Citra MODIS yang sudah dilakukan koreksi radiometrik Nilai RSME terbesar akibat koreksi bowtie terjadi pada tanggal 1 Januari 2008 yaitu pada kanal 32 yaitu sebesar 0.2593. Artinya nilai radians pada kanal 32 sebelum dilakukan koreksi bowtie dan sesudah dilakukan koresi bowtie mengalami perubahan sebesar 0.2593 Wm -2 µm -1 sr -1 . Sedangkan nilai RSME terkecil terjadi pada Jenis Awan Suhu Awan K Vertikal : Cumulus Cu 288-278 Cumulonimbus Cb Rendah : Stratus St 293-283 Stratocumulus Sc 283-256 Nimbostratus Ns 288-268 Sedang : Altocumulus Ac 283-243 Altostratus As Tinggi : Cirrus Ci 253-213 Cirrocumulus Cc Cirrostratus Cs R² = 0,9991 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Albedo Linear Albedo K a n a l 3 Kanal 1 tanggal 26 Maret 2008. Artinya nilai radians pada kanal 32 sebelum dilakukan koreksi bowtie dan sesudah dilakukan koresi bowtie mengalami perubahan sebesar 0.0002 Wm -2 µm -1 sr -1 . Tabel 6 Perubahan nilai radians akibat duplikasi citra Tanggal RMSE Kanal 1 Kanal 3 Kanal 4 Kanal 31 Kanal 32 1 Jan 2008 0.0708 0.0975 0.0684 0.2593 0.2230 26 Mar 2008 0.0003 0.0002 0.0003 0.0008 0.0005 2 Nov 2008 0.0720 0.0625 0.0679 0.2065 0.1673 6 Apr 2008 0.0458 0.0410 0.0437 0.1226 0.0920 9 Jul 2008 0.0198 0.0171 0.0186 0.0806 0.0627 24 Sep 2008 0.0427 0.0348 0.0388 0.1655 0.1275

4.1.2 Albedo dan Ekstraksi Suhu Permukaan

dari Citra MODIS dan hubungan di antara kanal-kanalnya

a. Albedo

Albedo dari citra MODIS menggunakan kanal reflektan yaitu kanal 1, kanal 3, dan kanal 4. Penggabungan kanal 1, 3, dan 4 akan menghasilkan citra digital berwarna untuk menampilkan kesan-kesan alamiah tampilan sebagaimana terlihat di permukaan bumi yang dilihat oleh mata manusia. Nilai spektral radiasi yang terdapat pada kanal 1,3, dan 4 mempunyai nilai yang bervariasi tergantung dari kemampuan suatu objek merefleksikan energi gelombang pendek yang diterimanya. Nilai suhu permukaan bervariasi tergantung dari spektral radiansi yang diterima permukaan persatuan luas persatuan waktu pada kisaran panjang gelombang tertentu. i ii iii Gambar 5 Hubungan hasil sebaran albedo pada tanggal 1 Januari 2008 antara : i kanal 1 dengan kanal 3; ii kanal 1 dengan kanal 4; iii kanal 3 dengan kanal 4 Grafik di atas menunjukkan bahwa sebaran hasil albedo pada kanal 1-3, kanal 1- 4, dan kanal 3-4 mempunyai hubungan yang linier dengan nilai koefisien determinasi yang tertera pada grafik. Hal ini menunjukkan bahwa albedo di antara ketiga kanal tersebut mempunyai sebaran yang hampir sama. Tabel 7 Nilai koefisien determinasi R 2 pada kombinasi ke tiga kanal di waktu yang berbeda Tanggal Koefisien Determinasi R 2 Kanal 1-3 Kanal 1-4 Kanal 3-4 1 Jan 2008 0,99 0,99 0,99 26 Mar 2008 0.98 0.99 0.99 2 Nov 2008 0.98 0.99 0.99 6 Apr 2008 0.99 0.99 0.99 9 Jul 2008 0.27 0.33 0.93 24 Sep 2008 0.99 0.99 0.99 R² = 0,9996 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Albedo Linear Albedo K a n a l 4 Kanal 1 R² = 0,9995 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Albedo Linear Albedo K a n a l 4 Kanal 3 Hal yang sama juga terjadi pada hasil albedo tanggal 24 September 2008, 2 November 2008, 26 Maret 2008, 6 April 2008, seperti yang tertera pada tabel 4. Oleh karena itu pada tanggal 26 Maret 2008, 2 November 2008, 6 April 2008, dan 24 September 2008 antara kanal 1-3, kanal 1-4, dan kanal 3-4 mempunyai pola sebaran albedo yang relatif sama. Pola sebaran albedo yang sama tersebut dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi awan. Namun, pada tanggal 9 Juli 2008 pada kanal 1-3 dan kanal 1-4 memiliki koefisien determinasi sebesar 0.2751 dan 0.3381. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran albedo pada kanal 1-3 dan kanal 1-4 memiliki pola yang berbeda, tetapi pada kanal 3-4 sebaran albedonya mempunyai pola yang sama. Grafik ke lima tanggal tersebut dapat dilihat pada lampiran. Nilai koefisien determinasi yang kecil pada kanal 1-3 dan kanal 1-4 terjadi karena data tersebut mengalami kerusakan. Hubungan antara panjang gelombang dengan albedo pada tiap kanal dapat dilihat pada tabel 4. Albedo antara kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 memiliki nilai yang hampir sama di semua tanggal karena albedo menyangkut gelombang pendek. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada panjang gelombang 0.62 µm sampai 0.67 µm, 0.459 µm sampai 0.479 µm, dan 0.545 µm sampai 0.565 µm saat mengenai obyek mempunyai respon pantulan yang sama. ditutupi oleh awan karena pada ke enam tanggal tersebut terdapat nilai-nilai albedo yang dimiliki awan. Hubungan pada satu nilai albedo terhadap banyaknya sel citra di antara ketiga kanal tersebut juga menunjukkan jumlah yang sama. Hubungan tersebut dapat dilihat pada grafik di gambar 6. Rentang albedo pada kelima rentang nilai di tanggal 1 Januari 2008 pada kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 mempunyai jumlah sel yang hampir sama. Begitu pula pada tanggal-tanggal yang lain. Tabel 8 Kisaran albedo pada kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 di wilayah Bogor dan sekitarnya Selain itu, pada grafik tersebut dapatmenunjukkan banyak awan yang meliputi wilayah Bogor dan sekitarnya. Tanggal 1 Januari 2008 di wilayah tersebut hampir seluruhnya diliputi awan karena albedo sebesar 20 sampai 80 memiliki jumlah sel yang paling banyak. Hal yang sama juga terjadi pada tanggal 2 November 2008. Pada tanggal 26 Maret 2008, 6 April 2008, 9 Juli 2008, dan 24 September 2008 merupakan wilayah yang bebas. Sel antara kanal 1, kanal 3, dengan kanal 4 pada rentang yang sama memiliki jumlah yang hampir sama walaupun panjang gelombang kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 berbeda. Oleh karena itu pada panjang gelombang kanal 1, kanal 3, dan kanal 4 hampir memiliki pola yang sama sehingga albedo bisa diturunkan dari kanal 1, kanal 3, dan kanal 4. c. Suhu Permukaan Kanal 31 dan kanal 32 digunakan untuk mengestraksi suhu permukaan karena menurut Baum et all 2000 es yang terdapat pada awan mempunyai nilai absorpsi yang Suhu permukaan hasil ektraksi kanal 31 dan kanal 32 mempunyai nilai yang beragam tetapi mempunyai pola sebaran yang relatif sama. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 6. Pada grafik tersebut terlihat bahwa pada kanal 31 dan kanal 32 mempunyai hubungan yang linier dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.9969. Hubungan tersebut juga ditunjukkan dengan memakai persamaan linier pada grafik maka selisih nilai suhu permukaan antara kanal 31 dan kanal 32 sebesar 1.7 K. Tabel 9 menunjukkan bahwa pada tanggal 26 Maret 2008, 2 November 2008, 6 April 2008, 9 Juli 2008, dan 24 September 2008 memiliki juga nilai koefisien determinasi yang besar. Gambar 6 Hubungan sebaran hasil suhu permukaan antara kanal 31 dengan kanal 32 pada tanggal 1 Januari 2008 di wilayah Bogor dan sekitarnya R² = 0,9969 y = 0,9795x + 3,2282 240 250 260 270 280 290 240 250 260 270 280 290 300 Suhu permukaan Linear Suhu permukaan K a n a l 3 2 Kanal 31 Tanggal Kisaran Albedo Kanal 1 Kanal 3 Kanal 4 1 Jan 2008 6 – 98 11 - 98 9 - 98 26 Mar 2008 2 - 46 6 - 52 4 - 53 2 Nov 2008 6 - 97 12 - 95 9 - 97 6 Apr 2008 3 - 85 8 - 83 5 – 85 9 Jul 2008 2 - 61 6 - 58 4 - 60 24 Sep 2008 5 - 56 11 - 56 8 - 56 Tabel 9 Koefisien determinasi dan persamaan pada suhu permukaan antara kanal 31 dengan kanal 32 Tanggal R 2 Persamaan 1 Jan 2008 0,99 y = 0,9795x + 3,2282 26 Mar 2008 0,99 y = 1,0012x - 3,5917 2 Nov 2008 0,99 y = 0,9795x + 3,2282 6 Apr 2008 0,99 y = 0,8564x + 39,219 9 Jul 2008 0,99 y = 0,9304x + 18,542 24 Sep 2008 0,95 y = 0,7765x + 63,558 Hal ini menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan antara kanal 31 dengan kanal 32 tidak terlalu jauh berbeda dengan selisih nilai pada tanggal 26 Maret 2008 sebesar 3.3 K, 2 November 2008 sebesar 1.7 K, 6 April 2008 sebesar 5.6 K, dan 24 September 2008 sebesar 12.8 K. Gambar 7 Jumlah sel citra pada beberapa rentang suhu permukaan pada tanggal 1 Januari 2008 di wilayah Bogor dan sekitarnya Grafik pada Gambar 8 di atas menunjukkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2008 emisi gelombang panjang yang dipancarkan oleh awan mempunyai nilai spektral yang berbeda antara kanal 31 dengan kanal 32. Hal serupa juga terjadi pada tanggal 26 Maret 2008, 2 November 2008, 6 April 2008, 9 Juli 2008, 9 Juli 2008, dan 24 September 2008. Selain itu, panjang gelombang pada kanal 32 memiliki nilai suhu permukaan yang rendah dibandingkan pada kanal 31 dimana panjang gelombang pada kanal 32 memiliki panjang yang lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang pada kanal 31. Hal ini sesuai dengan teori pada Hukum Wien yang mengatakan bahwa panjang gelombang berbanding terbalik dengan suhu permukaan maksimum.

4.2 Klasifikasi Awan dan Non Awan