Pengukuran Irigasi Pengurukuran Unsur Iklim Unsur Iklim

Penyiangan dilakukan sebanyak 2 – 3 kali. Tahap setelah 7 hari setelah tanam, tahap kedua 30 hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan secara merata. Gulma yang disiangi dibuang dari areal pertanaman. Dalam waktu bersamaan penyiangan juga dilakukan pembumbunan tanah, kemudian dilakukan pemupukan. Untuk mendapat petak-petak percobaan bebas dari tanaman pengganggu gulma dilakukan penyiangan pada waktu waktu tertentu, sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk menjaga supaya tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit dilakukan pemberian furadan 3 G, penyemprotan insektisida sevin 85 SP dan dithane M 45 . Penyemprotan dimulai pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam MST dan penyemprotan selanjutnya dilakukan dengan selang 15 hari. Penyemprotan dihentikan 15 hari sebelum panen.

B. Tahap Pengamatan dan Pengamatan dan Pengukuran

Kegiatan pengambilan data dibedakan atas beberapa bagian antara lain:

a. Pengukuran Irigasi

Pengukuran data irigasi Gbr 11 dilakukan pada tahap awal penjenuhan sebagai dasar atau pembanding dengan pengukuran berikutnya. Sistim pengukuran yang dilakukan yakni dengan mengukur ketinggian debit air pada pintu irigasi utama dan mengukur waktu pendistribusian air pada masing-masing furrow. Gambar 11. Pengukuran tinggi muka air

b. Pengurukuran Unsur Iklim

Pada tahap ini pengukuran unsur iklim Gbr 12 dilakukan dengan menggunakan data stasiun klimatologi di BPTP NTT, yang berada dalam lokasi kantor dengan ketinggian 20 mtr dpl. yang ada di sekitar lokasi penelitian. Kondisi iklim mikro yang terjadi masih menggambar secara global atau bersifat umum karena populasi tanaman masih kecil, sehingga kondisi iklim yang terjadi sekitar tanaman masih seragam. Nilai keseragaman tersebut dapat terukur secara otomatis oleh stasiun klimatologi disekitar lokasi. Gambar 12. Stasiun Klimatologi dan Data Hasil Olahan Pengukuran unsur iklim selain dilakukan secara automatis juga dengan cara manual dengan menggunakan alat portable. Dengan mengikuti tahapan – tahapan yang sudah ditentukan dengan formulasi, namun pada dasarnya sebagai pembanding. Adapun point atau inti data variable pengamatan antara lain ata curah hujan, dan unsur iklim lainnya suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin selama penelitian berlangsung diambil dari Dalam pengambilan data pengamatan dilapangan dibedakan atas 3 bagian pengamatan antara lain :

a. Unsur Iklim

Untuk mengetahui keadaan unsur ilklim dilapangan terbuka, tanpa pengaruh perlakuan diambil data pengamatan pada stasiun klimatologi kantor BPTP NTT yang meliputi: 1. Curah hujan mm 2. Intensitas radiasi surya kal cm -2 3. Suhu udara C 4. Kelembaban udara Pengamatan pada unsur iklim mikro dalam pertanaman, setiap petak percobaan diamati parameter berikut: 1. Pengukuran intersepsi radiasi surya pada minggu ke 10 dan 11 setelah tanam dengan menggunakan Tube solarimeter yang diletakkan di atas dan di bawah tajuk tanaman. Jumlah energi radiasi surya yang diintersepsi Int dihitung dengan Handoko 1995: Q int = 1- τ Q s ………………………………………….. 2 dengan, τ = e -k Lai Q Int = Radiasi intersepsi MJ m -2 Q s = Radiasi surya diatas tajuk tanaman atau terukur di stasiun klimatologi MJ m -2 τ = Proporsi radiasi surya yang ditransmisi oleh tajuk tanaman k = Koefisien pemadaman Lai = Luas Indeks Daun 2. Pengukuran suhu udara rata-rata harian pada setiap petak perlakuan pada jam 11.00, pengamatan dilakukan pada minggu ke 10 dan 11. dengan menggunakan sensor termokopel di lakukan di dalam tajuk tanaman dan di atas tajuk tanaman. Pengukuran suhu udara di dalam tajuk dilakukan pada ketinggian 20 cm dari tanah. Pengukuran suhu udara di alas tajuk dilakukan 20 cm di atas tajuk tanaman. Suhu rata rata harian dihitung dengan rumus Handoko 1995 : T rataan = 2 x T pagi Tsiang + Tsore +T.4 …………………………3 3. Kelembaban udara rata-rata harian diukur dengan menggunakan termometer bola bawah dan bola kering sensor termokapel dilakukan dalam tajuk dan di atas tajuk tanaman. Pengukuran kelembaban di dalam tajuk dilakukan pada ketinggian 20 cm dari tanah. Pengukuran kelembaban di atas tajuk dilakukan 20 cm di atas tajuk tanaman. Kelembaban rata-rata harian dihitung dengan rumus : RH rataan = 2 X RH pagi + RH siang + RH sore 4 …………………… 4 4. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada setiap petak perlakuan pada minggu ke 10 dan 11 dengan menggunakan sensor termokopel pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 20 cm dan 30 cm. Suhu tanah rata-rata harian dihitung dengan rumus ; T rataan = 2 x T pagi + T siang + T sore 4 ……………………………… 5 Efisiensi Pemanfaatan Radiasi Surya Efisiensi pemanfaatan radiasi surya yaitu perbandingan total radiasi surya yang menghasilkan bahan kering senyawa organik dengan total radiasi yang diterima tanaman, yang dirumuskan sebagai berikut: Biomass ε = ------------ …………………………………………….. 6 Q intersepsi Handoko Dimana : ε = Efisiensi radiasi surya gramMJ Biomass = Bahan kering senyawa organik Q intersepsi = Total radiasi yang diintersepsi oleh tanaman Ketersedian data yang terbatas akan dikembangkandibangkitkan dengan mengjeneral data yang tersedia dengan menggunakan persamaan regresi polynomial.

b. Agronomi Tinggi Tanaman