Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan Tingkat Konsumsi Oksigen Pengukuran tingkat konsumsi oksigen TKO dilakukan untuk mengetahui Tingkat Kelangsungan Hidup Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Tahap Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. 2010 yaitu tahap pendahuluan meliputi penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen, laju eksresi amoniak, penentuan kapasitas zeolit dan karbon aktif dalam penyerapan Total Amoniak Nitrogen TAN. Tahap penelitian utama yaitu pengangkutan dengan penentuan kepadatan optimum benih ikan nila BEST pada transportasi tertutup, kualitas air, kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan harian ikan selama pemeliharaan. 2.2. Prosedur Kerja 2.2.1 Tahap Penelitian Pendahuluan

2.2.1.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

Penentuan puasa ikan dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila BEST tanpa diberi pakan. Hal ini berguna pada saat pengangkutan dilakukan, apabila terjadi kematian bukan karena kelaparan. Penentuan puasa ikan dilakukan dengan cara menyiapkan 3 buah akuarium berukuran 50x30x30 cm 3 yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama 1 hari kemudian diisi air dengan tinggi air 25 cm yang diaerasi selama 2 hari, lalu dimasukkan ikan uji sebanyak 30 ekorakuarium. Parameter yang diamati yaitu tingkah laku ikan uji yang dilakukan setiap hari selama tujuh hari dan kualitas air yaitu nilai pH, suhu dan oksigen terlarut.

2.2.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen Pengukuran tingkat konsumsi oksigen TKO dilakukan untuk mengetahui

konsumsi oksigen ikan sehingga dapat diketahui jumlah oksigen yang dibutuhkan ikan selama pengangkutan. Pengukuran tingkat konsumsi oksigen dilakukan dalam wadah yang berukuran 3 ℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian diisi air dan diaerasi selama 3 hari agar kandungan oksigen di dalam air jenuh. Selanjutnya, 6 ekor ikan uji dimasukkan ke dalam wadah, kemudian 4 ditutup rapat dengan plastik hingga tidak terdapat gelembung udara dan dilakukan pengukuran DO setiap 1 jam selama 6 jam dengan menggunakan DO-meter.

2.2.1.3 Laju Eksresi Amoniak

Penentuan laju eksresi amonia ikan bertujuan untuk menghitung jumlah amoniak yang dieksresikan ikan tiap satuan waktu, sehingga dapat diketahui jumlah akumulasi amoniak pada waktu tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan 3 toples bervolume 3 ℓ yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama satu hari, kemudian diisi air hingga penuh. Ikan uji dimasukkan ke dalam wadah masing-masing 10 ekortoples. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 30 m ℓ setiap 24 jam selama 48 jam untuk mengukur suhu, pH, dan konsentrasi total amonia nitrogen TAN. 2.2.1.4 Kapasitas Serap Zeolit Dan Karbon Aktif Terhadap Amoniak Pengukuran kemampuan serap zeolit dan karbon aktif pada NH 3 dapat dilakukan dengan mengukur tingkat serap bahan aktif tersebut dalam larutan TAN. Tahapan pada proses ini diawali dengan penyiapan tiga botol plastik yang salah satu bagian tutup botol dilubangi dengan jarum. Selanjutnya, botol tersebut diisi dengan zeolit sebanyak 20 gram dan karbon aktif sebanyak 10 gram. Selanjutnya air yang mengandung TAN 1 mg ℓ dengan volume 1 ℓ dialirkan pada masing-masing botol, di bawah botol diletakkan gelas piala untuk menampung aliran air yang mengalir pada botol. Langkah ini dilakukan setiap 1 menit selama 7 menit. Air sampel yang ditampung tersebut kemudian diukur kadar TAN, pH dan suhu. 2.2.2 Penelitian Utama 2.2.2.1 Penentuan Kepadatan Optimum Benih Ikan Nila BEST Pada Pengangkutan Tertutup Prosedur ini dilakukan dengan pemuasaan ikan uji selama 2 hari, kemudian disiapkan 12 lembar kantong plastik dan karet pengikat, salah satu ujung plastik dipasang stop keran regulator untuk mengambil sampel air dan ujung yang lain dipasang kemasan zeolit dan karbon aktif. Selanjutnya kantong plastik diisi dengan air masing-masing 1,3 dan ikan uji dimasukkan kantong plastik dengan kepadatan 300, 500 dan 700 ekorliter. Masing-masing perlakukan 5 terdiri dari 2 ulangan. Setiap kantong diisi oksigen dengan perbandingan 1:3 dan diikat dengan karet gelang dan dimasukkan ke dalam kotak Styrofoam. Selanjutnya dimasukkan es batu kedalam kotak Styrofoam agar suhu stabil, kemudian ditutup rapat. Pengamatan keadaan ikan dilakukan setiap 4 jam dan pengambilan sampel air sebanyak 100 m per kantong setiap 4 jam. Pengamatan dan pengambilan sampel dihentikan hingga 12 jam. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuka keran yang sudah dipasang di ujung plastik sehingga air yang ada di dalam plastik dapat keluar tanpa mengalami difusi udara dari luar packing. Proses transportasi dilakukan secara simulasi di laboratorium, yaitu disimpan di boks Styrofoam yang diguncangkan.

2.2.2.2 Tingkat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup SR adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan awal pemeliharaan. Perhitungan SR digunakan rumus dari Goddart 1996: Keterangan : SR = Kelangsungan Hidup Nt = Jumlah ikan akhir ekor No = Jumlah ikan awal ekor

2.2.2.3 Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH

3 Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban sampel dan standar kemudian dilakukan konsentrasi larutan standar yang digunakan NH 3 = nilai TAN dikalikan dengan persentase amoniak yang tidak terionisasi berdasarkan nilai pH dan suhu. Berikut merupakan persentase amoniak tak terionisasi pada suhu dan pH yang berbeda Tabel 1: 6 Tabel 1. Persentase amoniak tidak terionisasi NH3 pada pH dan suhu yang berbeda Boyd, 1990 Suhu C pH 6,5 7 7,5 8 8,5 18 0,1 0,3 0,9 2,9 8,5 20 0,1 0,3 1,1 3,3 9,8 22 0,1 0,4 1,2 3,8 11,2 24 0,2 0,5 1,4 4,4 12,7 26 0,2 0,5 1,7 5 14,4

2.2.2.4 Pemeliharaan Ikan Nila BEST Pasca Pengangkutan

Dokumen yang terkait

Potensi bakteri saluran pencernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai kandidat probiotik berbasis enzim

26 240 46

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

EFEKTIFITAS PEMBERIAN ZEOLIT PADA SISTEM TRANSPORTASI TERTUTUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio Linn.) DENGAN KEPADATAN TINGGI

0 2 18

Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada sistem pengepakan tertutup ikan corydoras Corydoras aenus dengan kepadatan tinggi

0 7 71

Efektivitas Penambahan Zeolit, Karbon Aktif, dan Minyak Cengkeh dalam Transportasi Tertutup Ikan Nila BEST Oreochromis sp. dengan Kepadatan Tinggi.

1 3 268

Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif dalam transportasi tertutup benih ikan nila BEST Oreochromis sp. dengan kadar garam berbeda

0 3 169

Efektivitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ dan Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda

0 3 47

Efektivitas Zeolit, Karbon Aktif dan Minyak Cengkeh terhadap Fisiologi Benih Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) pada Transportasi Tertutup dengan Kepadatan Tinggi

1 3 55

Efektivitas Minyak Sereh, Garam, Zeolit, Dan Karbon Aktif Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Pangasius Sp Pada Transportasi Tertutup

1 25 52

Pemanfaatan garam pada pengangkutan sistem tertutup benih ikan patin Pangasium sp berkepadatan tinggi dalam media yang mengandung zeolit dan arang aktif

0 2 98