9
3.1.1.4 Kapasitas Daya Serap Zeolit dan Karbon Aktif terhadap Amoniak
Pada uji kapasitas serap zeolit terhadap TAN terdapat hasil bahwa air yang mengandung TAN 1 mg
ℓ dapat diturunkan hingga mencapai konsentrasi 0 mgℓ dalam waktu 420 detik atau sekitar 7 menit Lampiran 3. Pada uji karbon aktif
didapat hasil bahwa air yang mengandung TAN 1 mg ℓ dapat diturunkan hingga
mencapai konsentrasi 0,114 mg ℓ dalam waktu 7 menit Lampiran 4.
3.1.2 Penelitian Utama 3.1.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Nila BEST Selama Pengangkutan
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila BEST pada media pengangkutan dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis statistik menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara perlakuan pada jam ke-0 sampai jam ke-4, namun terdapat perbedaan nyata pada jam ke-8 sampai jam ke-16.
Ikan pada jam ke-0 sampai jam ke-4 untuk perlakuan 300 ekor ℓ masih
mencapai 100, hanya saja untuk perlakuan 500 ekor ℓ dan 700 ekorℓ
mengalami kematian sehingga mengakibatkan SR turun masing-masing menjadi 96±5,23
dan 91±1,8. Nilai SR 100 pada perlakuan 300 ekor ℓ hanya
bertahan sampai jam ke-4, sedangkan untuk perlakuan 500 ekor ℓ dan 700 ekorℓ
hanya bertahan sampai jam ke-0. Tabel 3. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama pengangkutan
jam ke- SR
300 ekor 500 ekor
700 ekor 0 100±0,00
100±0,00 100±0,00
4 100±0,00
a
96±5,23
a
91±1,8
a
8 98±0,40
a
93±3,54
a
87±1,2
a
16 96±1,41
a
88±1.98
b
79±0,7
c
Keterangan: huruf superscrip di belakang nilai standar deviasi adalah berbeda pada setiap baris menunjukan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata P0.05
Gambar 1. Menunjukan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila BEST pada jam ke-16 untuk masing-masing perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup
tertinggi terdapat pada perlakuan dengan kepadatan 300 ekor ℓ yang mencapai
96±0,47. Tingkat kelangsunagn terendah adalah perlakuan 700 ekor ℓ sebesar
79±0,7 selama masa pengangkutan 16 jam. Berdasarkan hasil perhitungan
10 statistik, peningkatan kepadatan ikan pada transportasi berberda nyata P0,05
antara perlakuan satu dengan yang lainnya.
Gambar 1. Tingkat Kelangsungan hidup pada jam ke-16
3.1.5 Kualitas Air Media Pengangkutan
Tabel 4 menunjukan bahwa konsentrasi TAN rata-rata dari setiap perlakuan pada jam ke-0, 4, 8 mengalami peningkatan konsentrasi TAN seiring
bertambahnya waktu, namun terjadi penurunan pada jam ke-12. Pada jam ke 12 konsentrasi nilai TAN terendah terjadi pada perlakuan pada perlakuan 300 ekor
ℓ yang mencapai 0,502±0,049 mg
ℓ, kemudian meningkat pada masing-masing perlakuan 500 ekor
ℓ dengan konsentrasi TAN sebesar 0,744±0,047 mgℓ dan perlakuan 700 ekor
ℓ dengan konsentrasi TAN sebesar 0,792±,0,006 mgℓ. Tabel 4. Konsentrasi TAN rata-rata pada media air pengangkutan ikan nila BEST
jam ke- TAN mgL
300 ekor 500 ekor
700 ekor 0 0,138±0,000 0,138±0,000
0,138±0,000 4 0,478±0,291
a
0,717±0,265
a
0,773±0,009
a
8 0,814±0,039
a
0,883±0,014
ab
0,929±0,009
c
12 0,502±0,049
a
0,744±0,047
b
0,792±,0,006
b
Keterangan: huruf superscrip di belakang nilai standar deviasi adalah berbeda pada setiap baris menunjukan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata P0,05.
Nilai amoniak tidak terionisasi NH
3
diperoleh dari data TAN dengan memperhitungkan kondisi pH dan suhu pada setiap unit percobaan dengan
menggunakan tabel persentase amoniak tidak terionisasi Tabel 1. Gambar 2 menunjukan konsentrasi NH
3
pada media pengangkutan untuk setiap perlakuan
96 ±0,47
88 ±1,98
79 ±0,7
20 40
60 80
100
300 ekor
500 ekor
700 ekor
SR
Perlakuan
300 ekor
500 ekor
700 ekor
a
b c
11 dari jam ke-0 sampai jam ke 12 terlihat terjadi peningkatan konsentrasi dari waktu
ke waktu. Konsentasi NH
3
mulai meningkat pada jam ke-4 dengan nilai terendah pada perlakuan 500 ekor
ℓ sebesar 0,0082+0,016 mgℓ dan nilai tertinggi pada perlakuan 700 ekor
ℓ sebesar 0,146±0,016 mgℓ. Nilai NH
3
pada jam ke-12 untuk semua perlakuan berkisar antara 0,0082+0,016-0,0415+0,003 mg
ℓ. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan pada jam ke 12.
Gambar 2. Nilai NH
3
rata-rata pada media air Gambar 3. menunjukan suhu selama pengangkutan relatif stabil, diketahui
bahwa suhu awal air dalam wadah penampungan yaitu 28 C. Suhu kemudian
diturunkan dengan penambahan es batu ke dalam boks Styrofoam. Suhu pengangkutan benih ikan nila pada penelitian ini berkisar antara 24-26
C
Gambar 3. Suhu media air pengangkutan Gambar 4. dapat terlihat bahwa nilai oksigen awal sebelum pengangkutan
adalah 3,75 mg ℓ. pada saat ikan ditransportasikan. DO media pada jam ke-4
mengalami kenaikan pada jam ke-4 karena adanya penambahan dan tekanan dari oksigen murni. Pada jam ke-8 kandungan DO mulai menurun, pada jam ke-12
‐0.010 0.000
0.010 0.020
0.030 0.040
0.050
4 8
12 Am
oniak m g
ℓ
Waktu 300
ekor 500
ekor 700
ekor
24 25
26 27
8 12
Suhu C
Waktu 300
ekor 500
ekor 700
ekor
12 nilai DO sebesar 3,56 mg
ℓ untuk kepadatan 300 ekorℓ, kemudian nilai DO sebesar 2,97 mg
ℓ untuk kepadatan 500 ekorℓ, dan nilai DO sebesar 2,92 mgℓ untuk kepadatan700 ekor
ℓ. Pengaruh secara nyata antar perlakuan terjadi pada jam ke-4 sampai akhir pengambilan sampel.
Gambar 4. DO media air pengangkutan Gambar 5. menunjukkan kisaran derajat keasaman pH selama
pengangkutan masing-masing perlakuan selama pengangkutan, adapun kisaran pH selama pengangkutan adalah berkisar antara 6,84-7,30. Kisaran ini merupakan
kisaran optimum pada pengangkutan benih ikan nila BEST. Nilai pH ini tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan dari jam ke-0 sampai ke -12.
Gambar 5. pH media air pengangkutan Gambar 6. Menunjukan nilai CO
2
selama pengangkutan mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu. Nilai CO
2
berkisar antara 15,98 sampai 71,91 mg
ℓ. Pada jam ke 12, nilai CO
2
relatif berbanding lurus dengan kepadatan. Nilai CO
2
tertinggi terjadi pada
padat tebar 700 ekor ℓ dengan nilai konsentrasi
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
4 8
12 DO m
gl
Waktu 300
ekor 500
ekor 700
ekor
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00
4 8
12 pH
Waktu 300
ekor 500
ekor 700
ekor
13 71,914±5,65 mg
ℓ. Adapun pada perlakuan 300 ekorℓ dengan nilai CO
2
dari waktu ke waktu relatif stabil.
Gambar 6. Konsentrasi CO
2
media air pengangkutan 3.1.6 Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila BEST pada Pemeliharaan
Pasca Pengangkutan
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila BEST yang dipelihara pasca pengangkutan memiliki nilai SR yang beragam. Pada awal pemeliharaan terjadi
kematian ikan pada hari ke-3 dan ke-4 pada perlakuan dengan kepadatan 300 ekor
ℓ
dan 700 ekor
ℓ.
Tingkat kelangsungan SR tertinggi hingga akhir pemeliharaan selama 14 hari terdapat pada perlakuan 300 ekor
sebesar 85. Sedangkan tingkat kelangsungan terendah terdapat pada perlakuan 700 ekor
ℓ yaitu sebesar 63.
Gambar 7. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila BEST pada pemeliharaan pasca pengangkutan selama 14 hari
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
4 8
12
CO2 mgl
Waktu
300 ekor
500 ekor
700 ekor
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
SR
Hari ke-
300 ekor 500 ekor
700 ekor
14
3.1.7 Laju Pertumbuhan Harian pada Pemeliharaan Pasca Pengangkutan