Program Pemberian Imunisasi TT pada wanita subur Efek Samping Imunisasi Tetanus Toxoid

karena itu dosis yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang telah direkomendasikan sebagaimana dalam program imunisasi. b. Frekuensi dan Jarak Pemberitahuan Respon imun sekunder akan menimbulkan sel afektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. Selain itu jarak pemberian juga akan mempengaruhi respon imun yang terjadi. Bila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat antibody masih tinggi , antigen yang masuk akan segera dinetralkan oleh antibody yang masih tinggi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sel-sel immunokompeten bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan reaksi arthus, yaitu bengkak kemerahan didaerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen dan antibody local. Oleh karena itu frekuensi dan jarak pemberian yang diberikan harus tepat sebagaimana yang telah direkomendasikan. c. Ajuvan Ajuvan adalah zat yang secara non spesifik dapat meningkatkan respon imun terhadap antigen. Ajuvan akan meningkatkan respon imun dengan mempertahankan antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan.

H. Program Pemberian Imunisasi TT pada wanita subur

Tabel 1. Jadwal Imunisasi pada WUS Wanita Usia Subur Pemberian imunisasi Selang waktu pemberian minimal Masa perlindungan Dosis T1 - - 0.5 cc TT2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0.5 cc TT3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0.5 cc TT4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0.5 cc TT5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0.5 cc Sumber : Buku Acuan Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi DasarBidan Universitas Sumatera Utara

I. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI

Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi. Organisasi Kesehatan Dunia WHO membagi KIPI kedalam 3 kategori yaitu: 1. Program Related atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan imunisasi, misalnya timbul bengkak atau abses pada bekas suntikan vaksin. Biasanya karena jarum tidak steril. 2. Reaction Related to properties of vaccines atau reaksi terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja reaksi terhadap bahan campuran vaksin. 3. Coincidental atau koinsidental yaitu dua kejadian yang terjadi secara bersamaan tanpa adanya hubungan satu sama lain. Ketika anak menerima imunisasi sebenarnya dia sudah dalam keadaan masa perjalanan penyakit yang sama atau penyakit yang lain masa tunas yang tidak ada hubungannya dengan vaksin yang bersangkutan.

H. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toxoid

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang demam

I. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT

Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi, dan mengoptimalkan keberhasilan program imunisasi, telah disediakn tempat-tempat khusus yang bisa digunakan untuk pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan di posyandu, Puskesmas, Polindes, Universitas Sumatera Utara Rumah sakit, Bidan desa, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan imunisasi yaitu: 1. Pos pelayanan Terpadu Posyandu 2. Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah 3. Praktek DokterBidan atau Rumah Sakit Swasta Proverawati, andhini, 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian Notoatmodjo, 2010. Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah Azis, 2007. Skema 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014. Pengetahuan Wanita Usia Subur Imunisasi tetanus toxoid 5 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Pengaruh Kompetensi Petugas Imunisasi Terhadap Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

5 87 140

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

1 63 91

EVALUASI PROGRAM SKRINING STATUS TETANUS TOXOID WANITA USIA SUBUR (TT WUS) DAN RIWAYAT KEJADIAN TETANUS NEONATARUM (TN) DI JEMBER TAHUN 2010

0 18 21

Gambaran Persepsi Petugas Kesehatan dan Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Pada Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan

0 24 95

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Bumil Mengenai Imunisasi Tetanus Toxoid Di wilayah Kerja Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Periode Januari-Agustus 2007.

0 0 24

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

0 0 7

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

0 0 2

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

0 2 28

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

0 0 11