Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

(1)

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP

PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI

WILAYAH KERJA

PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

TAHUN 2014

AGRI ODOR SILALAHI

135102014

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK

AGRI ODOR SILALAHI

Latar belakang: Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus untuk wanita maupun bayinya. Tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi ( pemberian vaksin Tetanus Toxoid Wanita Usia Subur dan Tetanus Toxoid ibu hamil ). Upaya kementrian kesehatan melaksanakan program Eliminasi Tetanus Neonatorum ( ETN ) tahun 2000 belum terlaksana sepenuhnya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Metode : Peneliti menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan berjumlah sampel 33 orang pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada bulan Juni 2014.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita usia subur berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%), berdasarkan umur mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17 orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi wanita usia subur agar lebih mengetahui manfaat imunisasi tetanus toxoid 5


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanua Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi baik saat perencanaan, pelaksanaan maupun penyusunannya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalammenyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakaisih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.kes. Selaku Dekan Fakultas Keperwatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sihotang, S.kep, Ns, M.kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidikan Sumatra Utara.

3. Febrina Oktavinola Kaban SST, M. Keb. Selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat kepada penulis semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal untuknya.

4. Selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi prerbaikan karya tulis ilmiah.

5. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

6. Orang Tua dan Saudara yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatra Utara, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan karya tulis ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pengertian Pengetahuan ... 6

B.Faktor- factor yang mempengaruhi pengetahuan………...8

C.Pengertian Imunisasi……….……9

D.Imunisasi TT………..…..10

E. Manfaat Imunisasi TT………...10

F. Tujuan Imunisasi………...11

G.Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur………...11

H.Efek Samping Imunisasi TT………...….14

I. . Program Pemberian Imunisasi TT………...13

J. . Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi……….….…..14

K.Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi………...15

BAB IIIKERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep ... 16


(6)

BAB IV METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian ... 15

B.Populasi dan Sampel ... 15

a. Populasi ... 15

b. Sampel ... 15

C.Tempat Penelitian ... 16

D.Waktu Penelitian ... 16

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 16

F. Instrumen Penelitian ... 16

G.Alat Pengumpul Data ... 17

H.Uji Validitas ... 17

1. Uji Validitas ... 17

2. Reliabilitas ... 17

I. . Prosedur Pengumpulan Data ... 18

J. . Pengolahan Data ... 19

K.Analisa Data ... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20

1. Karakteristik Responden ... 21

2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ... 21

B. Pembahasan 1.Hasil Penelitian………...20

2.Pembahasan………...25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...30

B. Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Defenisi Operasional Penelitian ………14 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Frekuensi Wanita Usia Subur Berdasarkan

Sosiodemografi (Umur, Pendidikan, Perkerjaan, dan Jumlah anak) Tentang pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014………20 Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan

Imunisasi Tetanua Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Thun 2014...21


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Surat Izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan


(10)

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK

AGRI ODOR SILALAHI

Latar belakang: Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus untuk wanita maupun bayinya. Tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi ( pemberian vaksin Tetanus Toxoid Wanita Usia Subur dan Tetanus Toxoid ibu hamil ). Upaya kementrian kesehatan melaksanakan program Eliminasi Tetanus Neonatorum ( ETN ) tahun 2000 belum terlaksana sepenuhnya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Metode : Peneliti menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan berjumlah sampel 33 orang pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada bulan Juni 2014.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita usia subur berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%), berdasarkan umur mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17 orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi wanita usia subur agar lebih mengetahui manfaat imunisasi tetanus toxoid 5


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi tetanus toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan penyakit tetanus. Oleh karena itu, imunisasi tetanus toxoid sangat penting bagi wanita dan sebaiknya dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Wanita dan keluarganya harus merencanakan untuk memilih tempat persalinan yang bersih dan aman serta tenaga kesehatan yang terampil untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum, selain itu tali pusat bayi harus tetap dijaga agar tetap bersih dan kering setelah lahir sampai lepas ( Indrayani, 2011 ).

Menurut survey yang dilakukan WHO (World Health Organization) pada tahun 2002, derajat kesehatan penduduk dengan membandingkan angka kematian penduduk terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, diperoleh data sebagai berikut : Measles ( morbiliti, Campak ) ada 540.000 kematian, Pertusis ada 249.000 kematian, tetanus neonatorum ada 198.000 kematian, Diphteria ada 4.000 kematian, Ndan poliomyelitis ada < 1000 kematian (Lisnawaty, 2011 ).

Diseluruh dunia, tetanus pada bayi baru lahir masih merupakan masalah besar, setiap tahun tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi tetanus. Jika banyak bayi, anak dan ibu hamil tidak divaksinasi, maka dapat dibayangkan meningkatnya sakit berat dan kematian akibat tetanus pada bayi baru lahir, anak-anak atau orang dewasa (Hadinegoro, 2011 ).


(12)

Proporsi kematian janin yang disebabkan karena tetanus neonatorum di Indonesia cukup tinggi yaitu 67% . Dalam upaya pencegahan tetanus neonatorum maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) merupakan salah satu target yang harus dicapai sebagai tindak lanjut dari world summit for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 (Marimbi, 2010 ). Namun program ETN belum terlaksana dengan sepenuhnya. (Ranuh, 2011).

Dalam program imunisasi SEORANG WANITA DIHARUSKAN UNTUK MENDAPATKAN VAKSIN TETANUS TOXOID SEBANYAK 5 KALI. HAL INI DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN SEUMUR HIDUP BAGI DIRINYA. DENGAN demikian, setiap wanita usia subur (WUS) telah mendapat perlindungan untuk bayi yang akan dilahirkannya terhadap bahaya tetanus neonatorum. Menurut WHO 85–99% imunisasi tetanustoxoid telah berhasil merangsang tubuh untuk membuat antibody (Lisnawaty, 2011 ).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mislianti dan Khoidar Amirus (2012), menunjukkan bahwa distribusi frekuensi status imunisasi tetanus toxoid responden yang tidak lengkap sebanyak 62,4%, dan memiliki pengetahuan tinggi 64,9%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p value 0,003 OR 2,497) terhadap pelaksanaan imunisasi tetanustoxoid.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengetahuan Wanita Usian Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.


(13)

B. Rumusan Masalah

”Bagaimanakah Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Wanita Usia Subur

Sebagai bahan pengetahuan dan informasi awal bagi wanita usia subur untuk mengetahui seberapa penting pelaksanaan tetanus toxoid 5.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan masukan tentang pengetahuan wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi perpustakaan Fakultas Keperawatan yang dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya.


(14)

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam ilmu yang didapat selama perkuliahan, hasil penelitian dapat menjadi sumber pengetahuan secara ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behavior ). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendifinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,


(16)

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.

3. Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagai nya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitan nya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis ( synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formualsi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu didasarkan pada


(17)

suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Mubarak (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Umur

Umur berkaitan erat dengan pengetahuan. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikis. Pada aspek psikis atau metal taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu proses belajar yang berkaitan dengan terjadinya proses pertumbuhan, perkembangan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

c. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

d. Paritas

Tingkat paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat paritas yang lebih rendah.

e. Lingkungan

Lingkungan dengan kebudayaan di sekitar tempat tinggal atau dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap


(18)

pribadi atau sikap seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir.

f. Sumber Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika dia mendapat informasi yang baik dari berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu seseorang u ntuk memperoleh pengetahuan yang baru.

C. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, & Andhini, 2010).

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut dia tidak menjadi sakit ( Ranuh, et all.2011).

1. Prinsip imunisasi

Kekebalan aktif yaitu memberikan perlindungan jangka panjang dengan cara imunisasi dan murah.

Kekebalan Pasif yaitu, memberikan perlindungan jangka pendek dan mahal.

2. Syarat-syarat imunisasi

Terdapat beberapa jenis penyakit yang di anggap berbahaya bagi anak, yang pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi dalam bentuk vaksin. Dapat dipahami bahwa imunisasi hanya dilakukan pada tubuh yang sehat. Berikut ini keadaan yang tidak boleh memperoleh imunisasi yaitu : sakit keras, keadaan fisik


(19)

lemah, dalam masa tunas suatu penyakit, sedang mendapat pengobatan (Huliana, 2003 dalam Lisnawati, 2011).

Menurut Depkes RI (2005), dalam penelitian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan yaitu : diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan harus baik, disimpan dilemari es, dan belum lewat masa berlakunya, pemberian imunisasi dengan tekhnik yang tepat, mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan, memberikan dosis yang akan diberikan serta memberikan informed consent kepada orang tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat dan efek samping dalam pemberian imunisasi (Lisnawati, 2011).

D. Imunisasi TT

Imunisasi tetanus (TT, Tetanus Toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus (Lisnawati, 2011).

Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus baik untuk wanita maupun bayinya nanti (Indrayani, 2011).

E. Manfaat Imunisasi TT

1. Untuk anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.


(20)

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (Proverawati, & Andhini, 2010).

F. Tujuan Imunisasi TT

Program imunisasi bertujuan memberikan kekebalan kepada bayi dan ibu hamil agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi TT adalah:

1. Melalui imunisasi tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. 2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

3. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada ibu dan balita (Proverawati, & Andhini, 2010).

G. Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS)

Imunisasi TT WUS dilakukan dengan memberikan Vaksin TT (Tetanus Toxoid) pada kelompok wanita usia subur (15-39 tahun ), termasuk ibu hamil. Jadi imunisasi TT WUS adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seorang wanita secara aktif terhadap penyakit sehingga bila kelak dia terpapar dengan penyakit tersebut, dia tidak akan menderita penyakit tetanus (tetanus maternal) dan kelak bila melahirkan, bayinya juga tidak akan menderita penyakit tetanus (tetanus neonatal) (Ahmad Falih, 2010).


(21)

Wanita Usia Subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinan nya (Depkes 2009)

1. Karakteristik Vaksin Pada TT WUS

Vaksin adalah suatu produk biologik, yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan seseorang ( departemen kesehatan, 2005). Vaksin merupakan mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tapi masih tetap mengandung sifat antigenesitasnya (prasetyo, 2008).

Menurut departemen kesehatan (2005) dalam Ahmad Falih (2010), menyebutkan bahwa ada beberapa karakteristik Vaksin TT, diantaranya ialah :

a. Vaksin TT sangat sensitive terhadap pembekuan (freeze sensitive). Jadi vaksin TT akan rusak apabila terpapar suhu beku.

b. Suhu ideal untuk menyimpan vaksin TT adalah pada rentang suhu 2-8° C. vaksin TT tidak boleh terpapar pada selain rentang suhu tersebut karena vaksin akan rusak akibat meningkatnya konsentrasi zat pengawet yang merusak antigen.

2. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Vaksin TT WUS

Menurut Prasetyo (2008) dalam Ahmad Falih (2010), menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas vaksin TT, yaitu :

a. Dosis Pemberian

Dosis vaksin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi respon imun yang terjadi. Dosis yang terlalu tinggi akan menghambat respon imun yang diharapkan sedangkan dosis yang terlalu rendah tidak akan mampu merangsang sel-sel immunokompeten. Dosis yang tepat dapat diketahui dari hasil uji klinis, oleh


(22)

karena itu dosis yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang telah direkomendasikan sebagaimana dalam program imunisasi.

b. Frekuensi dan Jarak Pemberitahuan

Respon imun sekunder akan menimbulkan sel afektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. Selain itu jarak pemberian juga akan mempengaruhi respon imun yang terjadi. Bila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat antibody masih tinggi , antigen yang masuk akan segera dinetralkan oleh antibody yang masih tinggi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sel-sel immunokompeten bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan reaksi arthus, yaitu bengkak kemerahan didaerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen dan antibody local. Oleh karena itu frekuensi dan jarak pemberian yang diberikan harus tepat sebagaimana yang telah direkomendasikan.

c. Ajuvan

Ajuvan adalah zat yang secara non spesifik dapat meningkatkan respon imun terhadap antigen. Ajuvan akan meningkatkan respon imun dengan mempertahankan antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan.

H. Program Pemberian Imunisasi TT pada wanita subur

Tabel 1. Jadwal Imunisasi pada WUS (Wanita Usia Subur) Pemberian

imunisasi

Selang waktu pemberian minimal

Masa perlindungan Dosis

T1 - - 0.5 cc

TT2 4 minggu setelah T1

3 tahun 0.5 cc

TT3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0.5 cc

TT4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0.5 cc

TT5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0.5 cc


(23)

I. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi KIPI kedalam 3 kategori yaitu:

1. Program Related atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan imunisasi, misalnya timbul bengkak atau abses pada bekas suntikan vaksin. Biasanya karena jarum tidak steril.

2. Reaction Related to properties of vaccines atau reaksi terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja reaksi terhadap bahan campuran vaksin.

3. Coincidental atau koinsidental yaitu dua kejadian yang terjadi secara bersamaan tanpa adanya hubungan satu sama lain. Ketika anak menerima imunisasi sebenarnya dia sudah dalam keadaan masa perjalanan penyakit yang sama atau penyakit yang lain ( masa tunas ) yang tidak ada hubungannya dengan vaksin yang bersangkutan.

H. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toxoid

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang demam

I. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT

Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi, dan mengoptimalkan keberhasilan program imunisasi, telah disediakn tempat-tempat khusus yang bisa digunakan untuk pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan di posyandu, Puskesmas, Polindes,


(24)

Rumah sakit, Bidan desa, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan imunisasi yaitu:

1. Pos pelayanan Terpadu (Posyandu)

2. Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah

3. Praktek Dokter/Bidan atau Rumah Sakit Swasta (Proverawati, &andhini, 2010).


(25)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian ( Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Azis, 2007).

Skema 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.

Pengetahuan Wanita Usia Subur Imunisasi tetanus toxoid 5


(26)

B. Defenisi Operasional

Tabel.3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Pengetahuan Merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh wanita usia subur

Kuesioner Menghitung jawaban yang benar dari setiap responden

Baik = 17-20 Cukup = 14-16 Kurang = 10-13


(27)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu. Untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur (WUS) terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan tahun 2014 .

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh wanita usia subur yang ada di Wilayah Kerja Helvetia Medan Tahun 2014.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 33 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia dengan beberapa pertimbangan yaitu keterbatasan waktu untuk penelitian, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti dapat terjangkau oleh peneliti, tersedianya sampel yang diharapkan oleh peneliti, di samping itu belum pernah dilakukan penelitian


(28)

mengenai pengetahuan wanita usia subur (WUS) terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di wilayak kerja puskesmas Helvetia Medan .

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada bulan Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, beberapa pertimbangan etik yang harus peneliti memperhatikan, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani informed consent.

Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi apabila responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan kode. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang dibagikan


(29)

adalah lembar soal yang terdiri dari 10 soal yang peneliti buat berdasarkan referensi yang tersedia.

G. Uji validitas dan reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan secara conten validity kepada orang yang dianggap ahlinya, pengujian tidak dilakukan penilaian dimana hanya dilihat kesesuaian isi kuesioner. Dalam penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang penatalaksanaan imunisasi Tetanus Toxoid 5 terhadap wanita usia subur.

2. UjiReabilitas

Uji reabilitas (kehandalan) adalah uji yang dilakukan terhadap instrument yang handal, tidak berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali. Uji reabilitas dalam penelitian dilakukan menggunakan bantuan komputer.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Peneliti membawa surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kota Medan. Setelah mendapat surat balasan berupa izin untuk meneliti, kemudian peneliti membawa surat izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut dan membawa surat izin penelitian untuk Puskesmas Helvetia


(30)

Medan. Setelah mendapat izin untuk meneliti, kemudian peneliti mendatangi Puskesmas Helvetia dan mulai melakukan pengumpulan data responden. Peneliti langsung bertemu dengan responden di Puskesmas Helvetia Medan, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dari kuesioner. Langkah berikutnya peneliti membagikan kuesioner pada bidan menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Setelah itu responden yang bersedia, diminta mengisi kuesioner. Pada saat pengisian data dan kuesioner, responden diberikan waktu selama 15 menit untuk menjawab 10 pertanyaan. Kemudian responden diberi kesempatan bertanya tentang hal yang tidak mengerti terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Aspek pengukuran pengetahuan didasarkan pada jawaban responden atas semua pertanyaan yang diberikan. Kemudian diberikan skor. Pada saat pengisian kuesioner, terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner kemudian seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

I. Pengolahan data

Data yang terkumpul diolah dengan cara manual dengan tahapan: a. Proses Editing

Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jaawabanya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing” (Notoatmodjo, 2010, hlm. 176).


(31)

b. Proses coding

Yaitu mengidentifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode tertentu, untuk mempermudah pengenalan data (Notoatmodjo, 2010, hlm. 177).

c. Proses tabulating

Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan varibel yang dibutuhkan kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. (Arikunto, 2010, hlm. 279).

J. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah anlisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang penatalaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5.


(32)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dillakukan mengenai Pengetahuan Wanita Usia Subur terhadap pelaksanaan tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan 2014 dengan mempergunakan sampel 33 orang diperoleh hasil sebagaai berikut:

1. Karakteristik responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Demografi (Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah anak)

Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Karakteristik Frekuensi N = 33

Persentase (%)

Usia Wanita Usia Subur

≤ 20 Tahun

21 – 30 Tahun 31– 39 Tahun

5 7 22 15,15 21,21 66,66 Pendidikan Terakhir SD SMP SMA PT 1 9 17 6 3,03 27,27 51,51 18,18 Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri 15 10 6 2 45,45 30,30 18,18 6,06 Jumlah anak 1 2 3 >4 5 9 12 7 15,15 27,27 36,26 21,21


(33)

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dari 33 responden diperoleh bahwa mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%). Mayoritas berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (51,51%). Mayoritas bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 15 orang (45,45%) dan mayoritas jumlah anak 3 sebanyak 12 orang (36,36%).

2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia

Medan 2014 Tabel 5.2

Pengetahuan Frekuensi Persen (%)

Baik 6 18,18

Cukup 11 33,33

Kurang 16 48,48

Total 33 100

Berdasarkan tabel 5.2, bahwa dari 33 responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%).


(34)

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.2, bahwa dari 33 responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%).

Berdasarkan pembahasan diatas, diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 adalah kurang.

Hasil penelitian Muslianti (2012), diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 159 orang (64,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 96 orang (35.1%).Secara teori pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005)

Nanda ( 2005 ) menjelaskan bahwa faktor yang berkaitan dengan kurang pengetahuan terdiri dari kurang terpapahnya informasi . kurang daya ingat/hafalan,salah menafsirkan informasi keterbatasan kongnitif, kurang berminatdan tidak familiar terhadap sumber daya informasi.

Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal, tetapi


(35)

pada penelitian ini tidak sepenuhnya pelayanan imunisasi TT harus didahului oleh pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model keyakinan kesehatan dimana perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan individu untuk menghindari suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan kesehatan yang tersedia akan mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).

Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002), pengetahuan baik responden di wilayah Anyer Kabupaten Serang mencapai 77,7%. Dapat disimpulkan bahwa, persentase responden dengan pengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas Mancak belum optimal. Peneliti menduga belum optimalnya pengetahuan ibu hamil di wilayah Mancak ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat. Selain itu, tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi penyuluhan yang cenderung terbatas, karena pada umumnya tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang.

Berdasarkan hasil penelitian maka penelitian beramsumsi pengetahuan tidak hanya diperoleh dari hasi lpendidikan formal, tetapi di peroleh dari penyuluhan, teman, brosur dan semakin banyak memperoleh pengetahuan tentang pemberian imunisasi TT maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan imunisasi TT pada wanita usia subur.


(36)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%).

2. Berdasarkan karakteristik responden mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17 orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).

B. Saran

1. Bagi Wanita Usia Subur

Perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan terhadap Wanita Usia Subur tentang Pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 agar termotivasi untuk melakukan imunisasi tetanus toxoid 5.

2. Bagi Puskesmas

a) Puskesmas perlu memperhatikan sarana untuk promosi tentang penyuluhan Imunisasi tetanus toxoid 5 melalui pengadaan poster, Leaflet

b) Menyamakan persepsi tentang tehnik pemberian Imunisasi tetanus toxoid dengan teori yang ada .


(37)

Dapat memberikan masukan dan menambah bahan kepustakaan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

4. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya akan melakukan penelitian dengan judul sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan serta menggunakan sampel yang lebih banyak dan dapat dilakukan di beberapa lokasi serta menggunakan desain yang berbeda.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar S, 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Depkes, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, Jakarta, 2009.

Fred Miller dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta : Widya Medika.

Glanz, Karen. Health behavior and health education. San Francisco : Jossey-Bass, 2002

Hadinegoro dkk, 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia .

Hidayat. AA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Juwita Ratna, 2013 “Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu mengenai kejadian pasca imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Belang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013“.

Marimbi H, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Maryunani A, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media.


(39)

Mubarak, Whid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mubarok, Wahit Iqbal & Chayatin, Nurul, 2009. Ilmu keperawatan komunitas pengertian dan teori. Jakarta: Salemba Medika.

Mufidah F, 2012. Penyakit yang Rentan Diderita Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Flasbooks.

Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Ranuh dkk, 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia

Purnawan, Iwan. Konsep sehat- sakit. Diunduh dari www.unsoed.ac.id . Diakses tanggal 1 Mei 2009 jam 12.45.

Purwanto, Hary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada wanita usia subur di Puskesmas Anyer Kabupaten Serang Tahun 2001, Tesis Prograam Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2002.


(40)

(41)

Dengan hormat,

Nama saya Agri Odor Silalahi, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain. Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.


(42)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi TT5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(43)

KUESIONER PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH

PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

No.Responden :

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda dengan baik dan jujur.

A. Data Demografi

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Jumlah Anak :

B. Pertanyaan

1. Apakah Ibu mengetahui tentang Imunisasi TT ? (…) Ya

(…) Tidak

2. Apakah Ibu mengetahui tentang efek samping penyuntikan TT ? (…) Ya

(…) Tidak

3. Apakah Imunisasi TT5 harus diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) ? (…) Ya

(…) Tidak

4. Apakah Imunisasi TT5 dapat mencegah Ibu dari penyakit tetanus toxoid ? (…) Ya


(44)

5. Apakah Imunisasi TT dapat diberikan pada Ibu hamil ? (…) Ya

(…) Tidak

6. Apakah Imunisasi TT5 disuntikkan dilengan Ibu ? (…) Ya

(…) Tidak

7. Apakah Imunisasi TT5 telah terjadwal ditempat imunisasi tersebut dilakukan ? (…) Ya

(…) Tidak

8. Apakah yang Ibu ketahui tentang efek samping imunisasi TT ? (…) Imunisasi TT dapat menyebabkan demam

(…) Imunisasi TT dapat menyebabkan radang selaput otak (…) Imunisasi TT dapat menyebabkan infeksi

9. Usia berapa pertama kali Ibu mendapatkan TT ? (…) <15 Tahun

(…) <25 Tahun (…) <35 Tahun

10. Berapa kali Ibu mendapatkan imunisasi TT ? (…) 3 kali

(…) 4 kali (…) 5 kali


(45)

(1)

(2)

Dengan hormat,

Nama saya Agri Odor Silalahi, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain. Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi TT5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(4)

KUESIONER PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH

PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 No.Responden :

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda dengan baik dan jujur.

A. Data Demografi

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Jumlah Anak :

B. Pertanyaan

1. Apakah Ibu mengetahui tentang Imunisasi TT ? (…) Ya

(…) Tidak

2. Apakah Ibu mengetahui tentang efek samping penyuntikan TT ? (…) Ya

(…) Tidak

3. Apakah Imunisasi TT5 harus diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) ? (…) Ya

(…) Tidak

4. Apakah Imunisasi TT5 dapat mencegah Ibu dari penyakit tetanus toxoid ? (…) Ya


(5)

5. Apakah Imunisasi TT dapat diberikan pada Ibu hamil ? (…) Ya

(…) Tidak

6. Apakah Imunisasi TT5 disuntikkan dilengan Ibu ? (…) Ya

(…) Tidak

7. Apakah Imunisasi TT5 telah terjadwal ditempat imunisasi tersebut dilakukan ? (…) Ya

(…) Tidak

8. Apakah yang Ibu ketahui tentang efek samping imunisasi TT ? (…) Imunisasi TT dapat menyebabkan demam

(…) Imunisasi TT dapat menyebabkan radang selaput otak (…) Imunisasi TT dapat menyebabkan infeksi

9. Usia berapa pertama kali Ibu mendapatkan TT ? (…) <15 Tahun

(…) <25 Tahun (…) <35 Tahun

10. Berapa kali Ibu mendapatkan imunisasi TT ? (…) 3 kali

(…) 4 kali (…) 5 kali


(6)

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Pengaruh Kompetensi Petugas Imunisasi Terhadap Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

5 87 140

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

1 63 91

EVALUASI PROGRAM SKRINING STATUS TETANUS TOXOID WANITA USIA SUBUR (TT WUS) DAN RIWAYAT KEJADIAN TETANUS NEONATARUM (TN) DI JEMBER TAHUN 2010

0 18 21

Gambaran Persepsi Petugas Kesehatan dan Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Pada Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan

0 24 95

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Bumil Mengenai Imunisasi Tetanus Toxoid Di wilayah Kerja Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Periode Januari-Agustus 2007.

0 0 24

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

0 0 7

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

0 0 2

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

0 2 28

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

0 0 11