Konsultasi Dengan Guru Pembimbing

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA Jalan Sagan 1 Yogyakarta Telp. 0274 513434, Faks. 0274 520346 20 kelas, cara mengendalikan siswa yang hiperaktif, cara menyampaikan materi secara jelas, dan lain-lain.

e. Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi berguna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh mahasiswa praktikan. Evaluasi dilakukan dengan mengadakan penilaian praktikyang sesuai dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan praktikan. Hasil penilaian tersebut dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan batas nilai minimal ketuntasan belajar untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia wajib 78. Sebagian besar siswa mampu mempraktekan tugas dengan baikdengan nilai yang sangat memuaskan.

C. Analisis Hasil Pelaksanaan Dan Refleksi

Pada tahun ajaran 2016 2017 ini mulai diterapkan kurikulum 2013 di kelas X. penerapan kurikulum 2013 yang menuntut adanya keaktifan dan dominasi siswa menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa PPL. Hal ini dikarenakan untuk mencapai tujuan penerapan kurikulum 2013 ini akan berdampak pada suasana kelas yang ramai dan tidak kondusif. Apalagi ditambah dengan tenaga pengajar yang masih berstatus sebagai mahasiswa magang sehingga membuat siswa terkesan menyepelekan berbeda halnya saat diajar oleh guru yang sebenarnya. Untuk meminimalkan hal tersebut maka mahasiswa PPL berusaha beradaptasi dengan metode pembelajaran yang diterapkannya dengan menggunakan aspek karakteristik siswa di masing – masing kelas. Pada awalnya kelas memang dirasa kurang bisa dikuasai dan dikelola dengan baik, akan tetapi hal tersebut semakin lama semakin dapat teratasi. Ini dikarenakan hubungan komunikasi yang dibangun dengan baik antara siswa dengan mahasiswa PPL sehingga adanya rasa menghargai antar sesama sehingga kondisi kelas semakin dapat terkondisikan dan kondusif sebagaimana yang diharapkan. Terkait dengan adanya penilaian hasil belajar maka dilakukan tugas mandiri maupun ulangan harian. Tugas mandiri dilakukan setiap kali pertemuan sedangkan ulangan harian dilakukan hanya 1 kali. Ulangan harian tersebut mencakup 4 KD sekaligus. Banyaknya materi yang harus dipelajari membuat sebagian siswa harus mengikuti remedial agar nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 78 untuk Sejarah Indonesia Wajib. Berdasarkan hasil analisis mahasiswa UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA Jalan Sagan 1 Yogyakarta Telp. 0274 513434, Faks. 0274 520346 21 terdapat beberapa faktor pendukung maupun penghambat dalam pelaksanaan program PPL diantaranya meliputi: a. Faktor Pendukung Program PPL 1 Dosen Pembimbing Lapangan DPL PPL yang profesional dalam bidang pendidikan, sehingga mahasiswa diberikan arahan dalam melaksanakan PPL. 2 Guru pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan evaluasi yang membangun sehingga mahasiswa dapat memahami penerapan mengajarnya di kelas dengan karakteristik siswa yang berbeda. 3 Keseluruhan siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 5 yang proaktif dan interaktif sehingga dapat tercipta kondisi yang menyenangkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa juga tidak segan untuk melakukan komunikasi yang baik dengan mahasiwa. 4 Teman – teman kelompok PPL yang saling bertukar pikiran maupun metode pengajaran di kelas dan sikap agar dapat menguasai kelas juga mengelolanya dengan baik. b. Faktor Penghambat 1 Dalam pengajaran di awal memang kelas belum dapat terkondisikan dengan baik. Akan tetapi mahasiswa berusaha melakukan pendekatan dengan komunikasi yang baik dan penerapan metode pembelajaran yang dirasa tepat diterapkan di tiap kelas sehingga pada pertemuan selanjutnya kelas menjadi lebih kondusif dan aktif. 2 Mata pelajaran sejarah lebih dominan terlaksana di akhir jam pelajaran. Hal ini membuat konsentrasi maupun semangat siswa menurun dibandingkan saat siswa menerima pelajaran di awal. Oleh karena itu, metode pengajaran yang berbeda dengan penerapan kuis maupun diskusi aktif harus terus dilakukan agar siswa tidak jenuh dan tetap semangat hingga akhir pembelajaran. 3 Adanya materi pada KD 3.1 dan KD 3.2 yang belum terdapat di buku pegangan sisw sehingga membuat siswa kesulitan dalam belajar. Akan tetapi hal ini dapat diatasi oleh mahasiswa dengan membuat bahan ajar khusus pada materi tersebut.