Gambar. 2. Adegan memesan satu porsi sate
Penggalan shot diatas menunjukkan adegan seorang laki-laki yang sedang memesan sate pada penjual sate. Ekspresi laki-laki tersebut menunjukkan harapan untuk
dapat membelisatu porsi sate. Dialog yang muncul dalam adegan tersebut adalah “sate bang...?”. Dengan mengangkat jari telunjuk seperti pada gambar.
2. Level representasi
Penggalan shot diatas juga termasuk didalam level representasi yakni pengambilan gambar medium shot. Pemilihan angel medium shot pada gambar
menunjukkan ketidakjelasan, perihal bahasa non verbal yang dilakukan laki-laki tersebut
pada gambar yakni mengangkat jari telunjuk tangan kanannya. Analisa kode Roland Barthes:
Merujuk pada kode Roland Barthes, pada shot diatas termasuk dalam kode hermeneutik. Pada level petanda dari diskripsi penggalan shot ini, maka kode
hermeneutik berhubungan dengan teka-teki yang timbul dalam wacana yang terkandung dalam wacana shot ini sehingga memunculkan pertanyaan apa maksud laki-laki tersebut
mengangkat jari telunjuk tangan kanannya?. Dalam kode ini mengkonotasikan bahwa McDonald’s menunjukkan apabila ingin memesan sajian makanan McDonald’s
pelanggan tidak perlu kuatir sajian makanan habis dan tidak perlu cemas akan macam-
macam sajian McDonald’s, karena McDonald’s menyediakan sajian makanan yang
cukup bervariasi. 4.1.2.3
Gambar. 3. Adegan penjual sate yang menyatakan porsi sate yang telah habis.
1. Level realitas Dialog
Gambar. 3. Adegan penjual sate yang menyatakan porsi sate yang telah habis.
Dalam penggalan shot diatas terdapat dialog penjual sate. Dialog yang muncul adalah ”Habis Mas..”
2. Level representasi
Penggalan shot diatas juga termasuk didalam level representasi yakni pengambilan gambar medium shot. Pemilihan angel medium shot pada gambar tidak
memunculkan suatu kejelasan tentang dialog yang muncul dalam wacana penggalan shot
diatas. Analisis kode Roland Barthes :
Merujuk pada kode Roland Barthes, pada shot diatas termasuk dalam kode hermeneutik. Pada level petanda dari diskripsi penggalan shot ini, maka kode
hermeneutik berhubungan dengan teka-teki yang timbul dalam wacana yang terkandung
dalam wacana shot ini sehingga memunculkan pertanyaan apa yang dimaksud penjual
sate dengan melontarkan kata-kata “habis mas”?. Didalam penggalan shot diatas juga termasuk didalam kode proaretik atau kode tindakan atau lakuan yang dianggap sebagai
perlengkapan utama teks yang dibaca orang, dan yang artinya semua teks yang bersifat naratif , seperti dialog ”habis mas...” yang diucapkan oleh penjual sate kepada laki-laki
yang memesan sate tersebut pada shot sebelumnya. dalam penggalan shot diatas McDonald’s ingin menyampaikan bahwa layanan McDonald’s tidak akan mengatakan
habis kepada pelanggannya. Karena begitu banyak macam atau variasi sajian makanan McDonald’s yang dapat dipesan. Tidak seperti penjual sate pada penggalan shot diatas
yang hanya menjual sate dan porsinya pun terbatas atau bisa saja habis. diMcDonald’s,
sajian makanan tidak akan habisn dan selalu tersedia..
4.1.2.4 Gambar. 4. Adegan laki-laki yang kecewa karena kehabisan porsi sate
1. Level realitas