pun menegaskan padanya untuk senantiasa dalam kesabaran dan pengajaran 2 Tim.4:2.
Dalam doa Paulus kepada jemaat di Kolose Kol 1:11, kesabaran digunakan bersama dengan tekun. Sesungguhnya kedua istilah ini mempunyai
perbedaan. Tekun berarti kemampuan untuk bertahan dalam tekanan dalam situasi yang sulit, sedangkan kesabaran berarti sikap sabar terhadap orang lain,
menangguhkan kemarahan di bawah hasutan, dan menolak untuk mengikuti tindakan salah seseorang. Perbedaan ini juga muncul dalam 2 Kor 6:4, 6
meskipun tidak secara tegas. www.carmelia.net
2.3.5 Kemurahan
Kemurahan dapat diterjemahkan sebagai “kebaikan”. Itu berarti lembut dan tidak keras terhadap orang-orang. Kemurahan adalah suatu watak yang
penuh dengan kebaikan dan murah hati terhadap orang-orang lain. Orang- orang yang memiliki rasa tidak aman di hidupnya seringkali tidak dapat
meunjukan kemurahan hati dan kelembutan kepada orang-orang lain. Hanya orang-orang yang memiliki rasa percaya diri yang utuh dapat bersikap lembut.
Rasa percaya diri yang kudus dan citra diri yang baik diperlukan di dalam hidup kita agar kita dapat menunjukkan buah kemurahan hati. Orang-orang
yang kuat orang-orang yang murah hati mampu dengan mudah memaafkan orang lain dan melupakan hal-hal yang mengecewakan kejadian 45:4-5;
Amsal 19:11.
2.3.6 Kebaikan
Kebaikan adalah sifat dasar Allah. Kebaikan adalah salah satu sifat yang Allah pakai untuk menggambarkan diri-Nya sendiri kepada Musa.
Kebaikan adalah sebuah kata tindakan, kebaikan selalu melakukan apa yang terhormat secara moral. Kebaikan itu sepenuhnya murni dalam motif, itu
berarti “tidak mampu berbuat jahat”. Kebaikan berarti “kebenaran moral dalam berhadapan dengan orang-orang lain”. Kebenaran hanya akan
melakukan apa yang terbaik dan perlu demi kesejahteraan kekal seseorang, dalam kelembuta. Allah ingin agar kita dipenuhi dengan kebaikan-Nya Roma
15:14; Efesus 5:9.
2.3.7 Iman
Iman sejati itu sungguh-sungguh berasal dari Allah. Iman itu benar- benar supranatural. Meskipun demikian kita harus dimurnikan karena
tercampur dengan anggapan yang berlebihan dan elemen-elemen asing lain yang berkaitan dengan ego.
Secara umum ada beberapa pengertian tentang iman. Menurut beberapa filsuf, iman adalah sesuatu hal yang ber-ada di antara pendapat biasa
dan pengetahuan. Artinya, manusia menerima, kemudian percaya, tetapi belum tentu apa yang dia per-cayai itu benar. Dalam pengertian ini nilai iman
lebih rendah dari pe-ngetahuan yang pasti. Ada juga yang mengatakan kalau iman itu suatu kepercayaan yang muncul sebagai suatu kepastian. Di sini,
iman diidentikkan dengan pengetahuan. Jadi, apa yang dipercayai itu karena
apa yang diketahui. Di sini iman sederajat dengan pengetahuan. Singkat kata, ada yang menaruh iman di bawah penge-tahuan, ada yang membuatnya sejajar
dengan pengetahuan, ada yang membuatnya di atas pengetahuan, dan sebagainya.
Iman di dalam pandangan umum memiliki semacam tingkat kualifikasi. Namun perlu juga kita me-ngerti bahwa tanpa sadar, pengertian-
pengertian seperti ini banyak sekali kita pakai dalam kehidupan kita, bersama dengan Tuhan, dalam kehidupan beragama kita. Misalnya setelah berdoa,
penyakit kita langsung sembuh. Jadi kita percaya Tuhan itu hidup. Sebaliknya, jika penyakit itu tidak sembuh, maka kita tidak akan percaya.
Masuknya pengertian-pengertian iman secara umum ini ke pema- haman iman Kristen, jelas berbahaya, karena banyak pemahaman ini dibalut
dengan ayat-ayat Alkitab. Dengan dibalut ayat-ayat suci, pemahaman seperti ini memang tampak manis, tetapi sebenarnya sangat rapuh. Ini menjadi sebuah
peringatan bagi orang Kristen supaya jangan sampai terjebak pada pola pikir dunia. Kalau konsep dunia itu dikatakan sebagai iman, betapa murahnya iman
kritsiani itu. Kalau iman itu hanya sekadar apa yang kita ketahui, kita alami, lalu di mana letak iman yang berpusat kepada Kristus itu? Sekarang, mari kita
lihat pengertian iman secara kristiani. Dalam pengertian khusus kristiani ini, iman merupakan anugerah dari
Tuhan. Iman ini dianugerahkan bagi orang yang diperkenankanNya dan menjadi percaya kepadaNya. Jadi, iman dianugerahkan oleh Allah. Iman tidak
kita bawa dari lahir, iman bukan merupakan bakat. Iman tidak ada dengan
begitu saja dalam diri manusia. Iman adalah sesuatu yang diperkenankan, dianugerahkan oleh Allah, khususnya di dalam iman mengenal DIA, Yesus
Kristus Tuhan.www.Sahabatsurgawi.net
2.3.8 Kelemahlembutan