25
Alasan peneliti menggunakan tes ini karena tes tersebut merupakan standart baku untuk anak usia sekolah dasar 10-12 tahun. Sedangkan norma
tingkat kesegaran jasmani ini terdapat dalam buku tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun Depdiknas, 2003: 3. Adapun kategorinya
adalah baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
2.6 Fase Perkembangan
Dalam rentang kehidupannya setiap individu menjalani tahap-tahap perkembangan secara berurutan meskipun dengan kecepatan yang berbeda. Setiap
tahap atau periode masing-masing ditandai oleh ciri-ciri pelaku atau perkembangan tertentu Suparwoto dkk 2007:55. Para ahli membagi
perkembangan tersebut secara berbeda antara lain : Erikson dalam Suparwoto dkk 2007:55 membagi rentang kehidupan
dalam 8 tahap sebagai berikut: Masa bayi, masa kanak-kanak, usia prasekolah, usia sekolah, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa dan masa tua. Bijou
dalam Suparwoto dkk 2007:55 mengusulkan 5 periode perkembangan utama dimasa kanak-kanak dimulai pada saat pembuahan dan berakhir ketika anak
matang secara seksual yaitu: 1.
Periode Pralahir pembuahan sampai lahir 2.
Masa Neonatus lahir sampai 10-14 hari 3.
Masa Bayi 2 minggu sampai 2 tahun 4.
Masa Kanak-kanak 2 tahun sampai 1314 tahun 5.
Masa Puber 11 sampai 16 tahun
26
Hurlock dalam Suparwoto dkk 2007:55-56 membagi rentang kehidupan manusia fase-fase perkembangan secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Periode Pranatal konsepsi kelahiran.
2. Masa Kelahiran kelahiran sampai akhir minggu kedua
3. Masa Bayi akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
4. Awal Masa Kanak-kanak 2 sampai 6 tahun
5. Akhir Masa Kanak-kanak 6 sampai 1012 tahun
6. Masa Puber atau Pra-Remaja 1012 tahun sampai 1314 tahun
7. Masa Remaja 1314 tahun sampai 18 tahun
8. Awal Masa Dewasa atau Dewasa Dini 18 sampai 40 tahun
9. Masa Dewasa Madya 40 sampai 60 tahun
10.
Masa Dewasa Lanjut atau Usia Lanjut 60 tahun sampai meninggal
Menurut Aip Syarifuddin 2003: 9.7, 9.11, 9.13, karakteristik anak usia SD dibagi menjadi tiga jenis antara lain:
1. Anak usia 5-7 tahun Sekolah Dasar kelas I dan II 2. Anak usia 8-10 tahun Sekolah Dasar kelas III dan IV
3. Anak usia 11-13 tahun Sekolah Dasar kelas V dan VI
2.7 Daerah Binaan Dabin
Yang dimaksud dengan daerah binaan adalah pembagian tugas dan wewenang Pengawas TKSD diwilayah UPT Pendidikan Bojong. Jumlah
Pengawas TKSD di UPT Pendidikan Bojong ada 6, maka jumlah daerah binaan Dabin dibagi menjadi 6 wilayah.
27
2.7.1
SD Inti Ketitangkidul dengan SD Imbas
Yang dimaksud dengan SD Inti Ketitangkidul adalah Sekolah Dasar yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Kerja Guru KKG yang diikuti oleh 6
SD imbas. Jadi jumlah sekolah dasar di SD Inti Ketitangkidul ada 7 SD yang terdiri dari SDN Ketitanglor, SDN Bojongwetan, SDN 01 Menjangan, SDN 02
Menjangan, SDN 01 Duwet, SDN 02 Duwet, TK Cempaka Indah Ketitangkidul, TK Pertiwi, TK Pertiwi Menjangan, dengan Pengawas TK SD Bapak Drs.
Suharjo. Dabin SDN Inti Ketitangkidul terdiri dari 7 SD yang letaknya berdekatan
dengan lapangan yang cukup luas sehingga bisa digunakan untuk pelajaran Penjasorkes atau kegiatan olahraga lainnya. Selain itu beberapa diantaranya
mempunyai halaman cukup luas yang juga bisa digunakan untuk sarana bermain atau berolahraga. Ada beberapa SD yang mempunyai potensi dalam cabang
olahraga yang bisa dikembangkan, untuk SD Ketitanglor sebagai tempat pembinaan dan latihan sepak takraw di Kecamatan Bojong, SDN Ketitangkidul
yang merupakan Pusat Kegiatan KKG Kelompok Kerja Guru juga merupakan tempat pembinaan cabang olahraga Tenis Meja dan Lompat Tinggi. Beberapa kali
siswa dari SD Ketitanglor berhasil menjadi juara Sepak Takraw dalam POPDA Pekan Olahraga Pelajar Daerah tingkat Kabupaten dan terpilih mewakili regu
Kabupaten Pekalongan dalam POPDA tingkat Karisidenan Pekalongan, bahkan pada POPDA Tahun 2009 tingkat Jawa Tengah ikut memperkuat regu Kabupaten
Pekalongan meraih satu medali perak dalam nomor regu dan satu perunggu dalam nomor dobel event.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam memilih metode yang digunakan diperlukan ketelitian sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 2006: 110, survei diartikan sebagai cara
mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu jangka waktu yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar. Adapun metode penelitian ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian
Dalam menentukan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh
supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, antara lain:
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Suharsimi Arikunto, 2006: 130. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa putera usia 10-12
tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 2009 sejumlah 7 SD yang terdiri dari: SDN Bojongwetan
62 siswa, SDN Ketitanglor 62 siswa, SDN Ketitangkidul 53 siswa, SDN 01 Menjangan 35 siswa, SDN 02 Menjangan 16 siswa, SDN 01 Duwet 31 siswa, dan
SDN 02 Duwet 19 siswa. Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini sejumlah 278 siswa.