BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugarankesegaran para
siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat.
Berolahraga itu menyenangkan sehingga pola pengajarannya diarahkan untuk membimbing siswa dalam melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu
siswa diajarkan pula bagaimana mempraktikkan kebiasaan hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari Tim Abdi Guru, 2007:V.
Menurut Aip Syarifudin dkk 2003:2.3, pendidikan jasmani dan olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak
sama, akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukkan kaitan satu sama lain. Adapun tujuan pendidikan jasmani diantaranya adalah meningkatkan kesenangan,
dan kekayaan gerak, meningkatkan kesehatan jasmani rohani dan sosial, mensiagakan menghadapi tugas dan waktu senggang. Dengan kata lain
pendidikan jasmani bertujuan untuk pertumbuhan gerak. Menurut Edward dalam Aip Syarifudin dkk 1.5-1.6, pengertian
olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games dan Sport. Karakteristik bermain play meliputi :
a. Bebas, sukarela, tanpa paksaan dalam berpartisipasi.
2
b. Aktifitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu
c. Hasil dari aktifitas bermain adalah tidak direncanakan
d. Tidak menghasilkan nilai yang permanent
e. Peraturan bermain tergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan
situasional f.
Kualitas bermain merupakan bagian kehidupan nyata sehari-hari Games merupakan bagian dari bermain play. Games memiliki
karakteristik yang ada pada bermain, tetapi semua diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat disusun yang harus ditaati bersama. Ciri utama dari Games
adalah kompetisi, sehingga hanya individu atau kelompok yang mempunyai standar keterampilan yang tinggi akan berhasil, tergantung tehnik, fisik, strategi
atau kesempatan. Olahraga
sport merupakan bagian dari permainan dalam pertandingan. Perbedaannya terletak pada prasyarat tingkat kecakapan. Olahraga merupakan
permainan yang sudah dilembagakan dalam masyarakat seperti halnya pendidikan, agama dan pemerintahan.
Menurut Aip Syarifudin dkk 2003:1.11, olahraga adalah aktivitas jasmani yang berbentuk perlombaan atau pertandingan untuk memperoleh prestasi
yang tinggi dan kemenangan. Menurut Ensiklopedia Indonesia dalam Aip Syarifudin dkk 2003:1.17,
menyebutkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah olahraga yang dilakukan tidak semata-mata untuk mencapai prestasi, terutama dilakukan di sekolah yang terdiri
3
atas latihan tanpa alat dan dengan alat dilakukan di dalam ruangan dan di lapangan terbuka.
Menurut Menpora dalam Aip Syarifudin dkk 2003: 1.17 Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai kegiatan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Menurut Rusli Lutan 2002: 17-18, Pendidikan Jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa jasmani merupakan “alat” untuk
membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di
sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani itu dapat berupa
permainan atau olahraga yang terpilih. Oleh karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Program dan tujuan Pendidikan Jasmani itu bersifat menyeluruh sebab menyangkut bukan hanya aspek fisik, tetapi juga aspek lainnya yang mencakup
aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Kelak, anak muda itu menjadi seseorang percaya diri, berdispilin, sehat, bugar, dan hidup bahagia.
Jadi, secara sederhana Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
a. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial
4
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kesegaran kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani, baik secara kelompok maupun perorangan e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan
sumbangan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Bagan di bawah ini menunjukkan cakupan ideal pendidikan jasmani
yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.
5
Gambar 1.1 Pendidikan Jasmani menuju perkembangan menyeluruh Rusli Rutan, 2002: 20
Menurut Rusli Lutan 2002:21, kesegaran jasmani merupakan sebuah topik terpenting dari domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan
kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah
sistem misalnya, sistem peredaran darah, dan sistem pernapasan, sistem metabolisme dll.
Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan dan
kesegaran jasmani harus dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
setiap negara termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara yang maju,
Pendidikan Jasmani Praktik pengajaran beorientasi pada
karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak
Psikomotorik
Kesegaran Jasmani Gerak Perseptual
Afektif Kognitif
Penalaran dan pembuatan keputusan
Pengetahuan tentang penjas, Olahraga dan Kesehatan
Inteligensia emosional dan watak Konsep diri
6
dimana manusianya dapat dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan dalam
metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darahnya dan juga sistem syarafnya Erpandi,2003:2.
Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan, sehingga
peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status kesehatan, dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan
dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani, pendidikan jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh
masyarakat Erpandi,2003:3. Dengan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertantang untuk
mengadakan penelitian dengan judul Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan tahun 2009. Adapun latar belakang peneliti memilih judul tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun pada Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan
tahun 2009 dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia TKJI untuk usia 10-12
tahun. 2. Untuk mengetahui apakah Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12
Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten
7
Pekalongan tahun 2009 termasuk dalam kategori sangat baik, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
1.2 Permasalahan