BAB III METODE PENELITIAN
Dalam memilih metode yang digunakan diperlukan ketelitian sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 2006: 110, survei diartikan sebagai cara
mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu jangka waktu yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar. Adapun metode penelitian ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian
Dalam menentukan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh
supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, antara lain:
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Suharsimi Arikunto, 2006: 130. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa putera usia 10-12
tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008 2009 sejumlah 7 SD yang terdiri dari: SDN Bojongwetan
62 siswa, SDN Ketitanglor 62 siswa, SDN Ketitangkidul 53 siswa, SDN 01 Menjangan 35 siswa, SDN 02 Menjangan 16 siswa, SDN 01 Duwet 31 siswa, dan
SDN 02 Duwet 19 siswa. Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini sejumlah 278 siswa.
29
Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah: 1.
Mereka adalah siswa satu jenis yaitu putra 2.
Tes kesegaran jasmani yang digunakan adalah TKJI usia 10-12 tahun, maka populasi yang digunakan adalah siswa putra usia 10-12 tahun pada Dabin SD
Inti Ketitangkidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan.
3.1.2. Sampel
Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2006: 131. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain,
sampel harus reprensetatif Suharsimi Arikunto, 2006: 133. Teknik pengambilan sampel ini adalah stratifield proportional random
sampling Suharsimi Arikunto, 2006: 139. Teknik pengambilan sampel ini merupakan gabungan dari tiga teknik dalam pengambilan sampel yaitu berstrata,
proporsi dan acak. Sampel berstrata dilakukan karena adanya perbedaan karateristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut akan
mempengaruhi variabel. Dalam hal ini adalah siswa usia 10-12 tahun. Kemudian dengan sampel proporsi ditentukan besarnya proporsi yang akan diambil. Hal ini
dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau wilayah. Adakalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata atau
wilayah tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau
30
sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah. Dalam penentuan sampel ini diambil proporsi sebesar 25 dari masing-masing
populasi strata. Kemudian dengan proporsi 25 diambil sejumlah sampel dari jumlah populasi dari tiap strata dengan cara random acak.
Cara random yang digunakan dalam penelitian ini berupa undian atau untung-untungan Suharsimi Arikunto, 2006: 136, dengan tahap-tahap sebagai
berikut: 1.
Buat daftar yang berisi semua nama subyek 2.
Tulis nomor masing-masing individu dalam kertas kecil 3.
Gulung kertas itu baik-baik 4.
Masukkan gulungan kertas tersebut dalam tempolong tempat kocok 5.
Kocok tempolong tersebut 6.
Ambil sejumlah nomor sesuai dengan prosentase proporsi sampel 7.
Catat nama siswa yang terpilih sebagai sampel Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan oleh Suharsimi Arikunto
2006: 134 yaitu apabila subyek penelitian jumlahnya kurang dari 100, maka dalam menentukan besarnya sampel lebih baik diambil sebagai anggota sampel,
sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
31
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Usia 10 tahun, 25 x 89 siswa = 22,25 dibulatkan menjadi 22 siswa
2. Usia 11 tahun, 25 x 103 siswa = 25,75 dibulatkan menjadi 26 siswa 3. Usia 12 tahun, 25 x 86 siswa = 21,50 dibulatkan menjadi 22 siswa
Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 70 siswa. Perinciannya dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2 dan 3.3 berikut ini.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 10 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No
Nama Sekolah Populasi
25 x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan
16 25 x 16
4 2.
SDN Ketitanglor 24
25 x 24 6
3. SDN Ketitangkidul
18 25 x 18
4 4.
SDN01 Menjangan 12
25 x 12 3
5. SDN 02 Menjangan
5 25 x 5
1 6.
SDN 01 Duwet 7
25 x 7 2
7. SDN 02 Duwet
7 25 x 7
2 JUMLAH 89
22
32
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 11 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No
Nama Sekolah Populasi
25 x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan
27 25 x 27
7 2.
SDN Ketitanglor 20
25 x 20 5
3. SDN Ketitangkidul
16 25 x 16
4 4.
SDN01 Menjangan 11
25 x 11 3
5. SDN 02 Menjangan
8 25 x 8
2 6.
SDN 01 Duwet 16
25 x 16 4
7. SDN 02 Duwet
5 25 x 5
1 JUMLAH 103
26
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Siswa Putra Usia 12 Tahun Dabin SD Inti Ketitangkidul
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan No
Nama Sekolah Populasi
25 x Populasi Sampel
1 SDN Bojongwetan
19 25 x 19
5 2.
SDN Ketitanglor 18
25 x 18 4
3. SDN Ketitangkidul
19 25 x 19
5 4.
SDN01 Menjangan 12
25 x 12 3
5. SDN 02 Menjangan
3 25 x 3
1 6.
SDN 01 Duwet 8
25 x 8 2
7. SDN 02 Duwet
7 25 x 7
2 JUMLAH 86
22
33
3.1.3 Variabel Penelitian