23
diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar Yasa, 2008 : 89.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual sangat cocok diterapkan pada siswa SD,
karena pembelajaran ini menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh serta menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata
realistik sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam
kehidupan nyata yang siswa alami.
B. Kajian Empiris
Menurut Sukarjo 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Multi Media Pembelajaran IPA untuk meningkatkan Hasil
Belajar siswa Studi tentang Multimedia Interaktif Berbasis Komputer di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kudus yang bertujuan untuk memecahkan
masalah belajar siswa terutama terbatasnya sumber belajar siswa dan menguji kelayakan produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan untuk
pembelajaran IPA untuk siswa SDMI. Penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan yang melibatkan 50 responden, terdiri dari 6 siswa
untuk uji coba satu-satu, 12 siswa untuk uji coba kelompok, dan 32 untuk uji coba lapangan. Sebelum diujicobakan produk divalidasi oleh ahli materi dan
ahli media. Aspek penilaian meliputi aspek materi, aspek pembelajaran, dan aspek media. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
24
Hasil penelitian menunjukkan: Pengembangan pembelajaran IPA telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur, yang meliputi penelitian pendahuluan,
analisis pembelajaran, produksipengembangan media, dan revisi, sedangkan evaluasi terhadap multimedia pembelajaran IPA untuk siswa SD MI telah
dikembangkan sesuai dengan prosedur evaluasi pengembangan media, hasil validasi oleh ahli materi dan media menunjukkan bahwa pembelajaran IPA
pada skala likert 1, 2, 3, 4, 5 memiliki kualitas pembelajaran yang sangat baik dengan nilai 4, 16, kualitas materi yang sangat baik dengan nilai 4,20
dan kualitas media yang sangat baik dengan nilai 4,30. Rata-rata hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran IPA pada skala
likert 1, 2, 3, 4,5 memiliki kualitas pembelajaran sangat baik dengan nilai 4,63, dan kualitas materi yang sangat baik dengan nilai 4,66 dan kualitas
media yang sangat baik dengan nilai, 4,68. Hasil tersebut menunjukan bahwa multimedia pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti layak
digunakan sebagai media pembelajaran maupun sumber belajar. Suprayekti 2009 dalam penelitian ”penerapan model pembelajaran
interaktif pada mata pelajaran IPA di SD” mengemukakan bahwa salah satu metode pembelajaran yang mendukung dalam metode inkuiri adalah melalui
model pembelajaran interaktif. Hasil penelitiannya pada siklus I anak masih kurang aktif dalam bertanya pencapaian hasil rata-rata siswa perorangan 5,859
dan nilai rata-rata kelompok 6,102 sehingga hasil belajarnya juga masih belum maksimal. Pada siklus II aktifitas bertanya anak meningkat nilai rata-
rata siswa perorangan 6,512 dan nilai rata-rata kelompok 7,615. Pada siklus
25
III menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dan hasil belajar mencapai rata-rata siswa perorangan 7,948 dan nilai rata-rata kelompok 7,384. Dalam
kesimpulannya melalui pembelajaran model interaktif meningkatkan aktifitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Menurut penelitian Estiastuti Arini 2007 yang berjudul ”Penerapan pendekatan kontekstual menunjukkan bahwa dengan penerapan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu terlihat dari nilai yang diperoleh dari siklus I hingga Siklus II mengalami peningkatan hingga
mencapai ketuntasan 90 . Berdasarkan dari berbagai sumber penelitian di atas, maka dapat
dijadikan acuan peneliti dalam kegiatan penelitian untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV melalui model pembelajaran melalui CD-
Interaktif dengan pendekatan kontekstual.
26
C. Kerangka Berfikir