komprehensif, bisa mengenai berbagai peristiwa, politik, hukum-kriminal, bencana dan sebagainya. Durasi maksimal 6 menit.
g. Siaran langsung Live Event
Siaran langsung mengenai suatu peristiwa yang sudah terjadwal, seperti sidang MPRDPR, sidang pengadilan, dan peristiwa lain. Disajikan
secara utuh dilengkapi narasumber di studio untuk memberikan perspektif tentang kejadian tersebut. Durasi tidak terbatas, tergantung event-nya.
h. Breaking News
Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan bila memungkinkan bersamaan denagn terjadinya peristiwa tersebut. Breaking
News merupakan berita yang tidak terjadwal dan bisa terjadi kapan saja.
Kriteria penentuan Breaking News : - Peristiwa yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang
luar biasa, minimal 10 orang tewa dan 50 luka berat. - Peristiwa yang mengancam keselamatan manusia, minimal mengancam
50 orang dan harta benda. - Peristiwa yang mengancam perekonomian negara, misal perang antar
negara yang berdampak pada Indonesia. - Kematian tokoh penting yang berpengaruh dan terkenal.
C. PELIPUTAN BERITA
Sebuah stasiun berita, biasanya mendapatkan informasi adanya suatu kejasian atau peristiwa dari berbagai macam sumber. Informasi-informasi inilah
yang kemudian akan diteruskan kepada videojurnalis untuk kemudian diliput. Sumber-sumber berita televisi antara lain
13
: §
Kontak Pribadi
Reporter bisa memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintahan dan nonpemerintahan. Disebut
kontak pribadi karena nomor-nomor telepon mereka tidak bebas diberikan kepada media. Narasumber kontak pribadi itu mungkin akan memberikan
suatu petunjuk awal atau peringatan dini atau memberikan latar belakang informasi yang penting. Informasi diberikan dalam bentuk off the record.
Semua ini diperlukan reporter sehingga ia dapat melangkah lebih dulu dari reporter tv saingannya.
§
Kontak Publik
Adalah orang-orang penting atau figur kunci yang dapat diminta tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau
profesi mereka. Kontak-kontak ini dapat berasal dari organisasi pemerintah, nonpemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi penekan atau
pengamat, dan kalangan perguruan tinggi. Pendapat mereka sangat penting, maka daftar kontak ini hendaknya
disimpan di ruang berita sehingga dapat diakses oleh semua reporter.
13
Horea Salajan, dalam Jurnalistik Televisi mutakhir, Morrisan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004
§ Kantor Berita
Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita, sebagai sumber berita paling penting dan utama bagi progam beritanya karena mereka
tidak bisa mengakses ke seluruh provinsi. Antara lain Kantor Berita Antara, Kantor Berita Asing Reuters, Associated Press AP, dan Agence France
Press AFP.
§
Siaran Pers press release
Adalah informasi atau pernyataan statement yang dikirimkan ke stasiun TV dengan tujuan dapat dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari
berbagai lembaga seperti : organisasi lokal dan internasional, lembaga pemerintahan, pejabat pemerintahan, kantor-kantor asing, kelompok penekan
oposisi, lembaga nonpemerintahan, dan lain-lain. Siaran pers yang disebar biasanya menggambarkan hal-hal yang
positif bagi lembaga yang mengeluarkannya. Maka suatu reporter harus pandai mengemasnya memisahkan antara fakta dan opini, agar stasiun TV
tidak terkesan publisitias dan promosi gratis bagi perusahaan atau lembaga tertentu.
§ Jumpa Pers
Biasanya menyampaikan hal-hal yang positif bagi lembaga yang mengadakannya. Maka stasiun tv harus mempertimbangkan bobot berita dan
siapa yang akan memberikan jumpa pers.
Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus, namun merupakan sumber gambar yang buruk. Reporter dan juru kamera harus
mengambil gambar penunjang lain, yang terkait dengan tema atau topik yang dibicarakan dalam pers. Jumpa pers merupakan kesempatan bagus untuk
mendapatkan kutipan langsung narasumber atau wawancara khusus. §
Saksi Mata
Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik, sebab saksi mata dapat membrikan keteranagan dengan cepat sehinga
menambah kredibilitas berita yang dibuat. Nmun sering kali para saksi mata ini masih dalam kondisi emosional atau terguncang deng peristiwa yang baru
saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapat keterangan yang objektif.
§
Media lain
Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan
berita newsroom perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Tim kerja bagian pemberitaan hendaknya terus menerus memonitor stasiun TV
saingannya dalam mengambil berita yang mungki liput dari liputan. Berita- berita penting yang dimuat dan diperoleh surat kabar dapat disiarkan oleh
televisi asal saja disebutkan sumbernya.
Seorang videojurnalis, dalam peliputannya tidak hanya terpaku pada sumber-sumber beritanya saja, namun ia juga harus memperhatikan teknik
pengumpulan beritanya
14
: Ø
Observasi
Secara sederhana observasi merupakan pengamatan terhadap realitas sosial. Ada pengamatan langsung, ada juga pengamatan tak langsung.
Seseorang disebut melakukan pengamatan langsung bila ia menyaksikan sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri. Pengamatan ini bisa
dilakukan dalam waktu yang pendek dan panjang. Seseorang disebut melakukan pengamatan tidak langsung bila ia tidak menyaksikan peristiwa
yang terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain yang menyaksikan peristiwa itu.
Pengamatan di sini tidak sama dengan pengamatan seorang peneliti. Seseorang peneliti melakukan pengamatan berdasarkan konsep dan hipotesis
dan biasanya dilaporkan dengan disertai pemecahan masalah. Sedangkan seorang pekerja pers melakukan pengamatan untuk melaporkan kejadian
sebuah peristiwa apa adanya. Ø
Wawancara
Adalah tanya jawab antara seorang wartawan dengan narasumber untuk mendapatkan data tentang sebuah fenomena. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan adalah:
14
http:aliefnews.wordpress.com, Teknik Mengumpulkan Berita
a. Posisi narasumber dalam wawancara
Dalam proses wawancara, seorang videojurnalis harus menanyakan terlebih dahulu, apakah narasumber keberatan apabila
pernyataanya direkam, atau data dirinya perlu disembunyikan, karena hal ini merupakan hak pribadi narasumber. Sebelum itu, wartawan
harus memperkenalkan secara langsung jati dirinya dan untuk siapa ia bekerja kepada narasumber. Tahap-tahap ini, menurut prinsip etika
jurnalistik yang umum, harus ditempuh oleh setiap wartawan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber, terlepas dari narasumber
mengetahui cara kerja jurnalisme atau tidak. b.
Posisi wartawan dalam wawancara Kedudukan wartawan adalah penjaga kepentingan umum. Para
wartawan berhak mengorek informasi yang berkaitan dengan kepentingan umum dari narasumber. Mereka bebas menanyakan apa
saja kepada narasumber untuk menjaga kepentingan umum. Posisi inilah yang menyebabkan mereka mendapat tempat di hati khalayak.
Kendati begitu, para wartawan, seperti dinyatakan oleh Jeffrey Olen, harus menghormati keberadaan narasumber. Mereka harus mengakui
bahwa narasumber adalah individu yang bisa berpikir, memiliki alasan untuk berbuat dan mempunyai keinginan-keinginan. Akibatnya, para
wartawan harus memperlakukan narasumber sebagai individu yang memiliki otonomi dan bebas mengekspresikan segala keinginannya.
Kalau pada satu saat narasumber keberatan hasil wawancaraya disiarkan, maka wartawan harus menghormati keinginan ini dan tidak
menyiarkannya.
Menurut Itule dan Anderson, wawancara sendiri terbagi menjadi tujuh jenis wawancara, yang terbagi menjadi berikut :
§ Man in the street interview
Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan pendapat beberapa orang awam mengenai sebuah peristiwa, bisa menyangkut satu keadaan dan
bisa pula tentang sebuah kebijaksanaan baru. Biasanya wawancara ini diperlukan setelah terjadinya sebuah peristiwa yang sangat penting.
§ Casual interview
Sebuah wawancara mendadak. Dalam hal ini seorang wartawan minta kesediaan seorang narasumber untuk diwawancarai. Si wartawan
berbuat begitu karena ia bertemu dengan narasumber yang dianggapnya punya informasi yang perlu dilaporkan kepada khalayak.
§ Personal Interview
Merupakan wawancara untuk mengenal pribadi seseorang yang memiliki nilai berita lebih dalam lagi. Hasilnya, biasanya berupa profil
tentang orang bersangkutan. News Peg Interview, wawancara yang berkaitan dengan sebuah laporan tentang sebuah peristiwa yang sudah direncanakan.
Wawancara ini sering juga disebut information interview.
§ Telephone Interview
Wawancara yang dilakukan lewat telepon. Ini biasanya dilakukan wartawan kepada narasumber yang sudah dikenalnya dengan baik dan untuk
melengkapi sebuah berita yang sedang ditulis. Dengan perkataan lain, seorang wartawan memilih jenis wawancara memilih jenis wawancara ini
karena ia dalam keadaan terdesak. §
Question Interview Wawancara tertulis. Biasanya dilakukan seorang wartawan yang sudah
mengalami jalan buntu. Setelah ditelepon, didatangi ke rumah dan ke kantor, si wartawan tidak bisa bertemu dengan anrasumber, maka ia
memilih wawancara jenis ini. Keuntungan wawancara ini adalah, informasi yang diperoleh lebih jelas dan mudah dimengerti. Namun kelemahannya
wartawan tidak bisa mengamati sikap-sikap pribadi narasumber ketika manjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.
§ Group Interview
Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus untuk membahas satu persoalan atau implikasi satu kebijaksanaan pemerintah.
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara.
Menurut J. B Wahyudi, hal lain yang perlu diketahui oleh seorang reporter, dan juga videojurnalis, adalah berita yang dapat disiarkan harus
memenuhi persyaratan antara lain : a.
Penting Important b.
Menarik Interesting c.
Masih Baru Actual d.
Aman Jika Disiarkan Security
Dalam buku Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, J. B Wahyudi menjelaskan mengenai variasi dalam penyajian sebuah berita. Variasi ini,
bertujuan agar tayangan berita tersebut menjadi lebih menarik, tidak membosankan namun isi berita tetap dapat dipertanggungjawabkan. Variasi
penyajian berita dikenal dengan sistem ROSS Wahyudi, 1994 : hal 37 – 38. Sistem ROSS, merupakan cara penyajian berita televisi dimana reporter
atau videojurnalis dengan aktif mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah, dan menyajikan sendiri uraian berita dengan merekam suara
pembacaan naskah berita yang disajikan. Sistem mempunyai beberapa makna, yaitu :
a. Reporter On the Spot and On the Screen
Reporter berada di lokasidan sewaktu menyajikan berita muncul di layar televisi.
b. Reporter On the Spot and Off the Screen
Reporter berada di lokasi, namun sewaktu menyajikan tidak muncul di layar televisi.
c. Reporter Off the Spot and On the Screen
Reporter tidak berada di lokasi, tetapi dalam penyajian berita reporter muncul di layar televisi.
d. Reporter Off the Spot and Off the Screen
Reporter tidak berada di lokasi, dan juga tidak tampil di layar televisi saat berita disajikan.
Seorang videojurnalis bisa dikatakan wartawan yang baik apabila ia bisa menguasai teknik-teknik liputan di atas, namun semua jenis wawancara
diatas dapat menjadi lebih baik apabila didukung dengan persiapan-persiapan yang mendukung terlaksananya proses wawancara yaitu dengan, menggunakan
daftar pertanyaan yang tersusun baik, yang sudah disiapkan lebih dulu; memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan; mengajukan pertanyaan
secara langsung dan tepat; tidak malu bertanya bila ada jawaban yang tidak dimengerti dan mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan perkembangan
wawancara.
C. VIDEOJURNALIS Videojurnalis adalah sebutan untuk sebuah profesi yang digunakan oleh