1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anshori 2010 memaparkan bahwa semua Negara di dunia termasuk Indonesia berusaha mendapatkan wisatawan sebanyak mungkin demi
meningkatkan perekonomian. Hardiwinoto, Adwiani, dan Akhmad 2014 menambahkan, untungnya banyaknya turis mancanegara memilih Indonesia
sebagai salah satu tempat pariwisata yang menarik yang ada di dunia ini, tak terkecuali wisata syariahnya menjadi penggerak sektor pariwisata dan berimbas
dalam peningkatan pendapatan devisa negara. Tentunya banyaknya turis asing tersebut tidak lepas dari peranan pemerintah
Indonesia sendiri. Seperti pernyataan Presiden yang menyatakan bahwa beliau mendorong dan memberikan dukungan terhadap pengembangan wisata di
Indonesia terutama wisata syariah, menurutnya Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
kondisi ketidakpastian ekonomi yang sedang melanda dunia. Pernyataan beliau tersebut berdasarkan dengan fakta, bahwa selama 9 tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi syariah sangat signifikan, krisis ekonomi yang sedang melanda negara- negara besar dapat menjadi kesempatan bagi pengembangan ekonomi syariah,
dimana mode ekonomi ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak
krisis keuangan
serta meningkatkan
ketahanan ekonomi
nasional. Presiden juga menyebutkan, bahwa Indonesia mempunyai banyak alasan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
untuk mengembangkan potensi wisata syariah, antara lain keberadaan ekonomi syariah penting untuk mengurangi kerentanan antara sistem keuangan dengan
sektor rill, sehingga menghindari penggelembungan ekonomi; keberadaan ekonomi syariah dapat menghindarkan pembiayaan yang bersifat fluktuatif; dan
keberadaan ekonomi syariah dapat memperkuat pengaman sosial Puskompublik, 2013.
Dalam Ramadhan 2014 dikutip bahwa Ketua Jurnalis Ekonomi Syariah JES, Krestopo menyatakan bahwa pengembangan pariwisata syariah
berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi syariah nasional, hal ini dibuktikan di berbagai negara-negara lain yang telah melakukan seperti ini dan
buktinya sektor keuangan syariah dan sektor riil syariah bisa berjalan beriringan. Krestopo juga menambahkan bahwa ekonomi syariah merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi global yang ada selama ini. Hal ini tak lepas dari perannya sebagai ekonomi alternatif, ketika dunia mengalami resesi
global dan nyaris menghancurkan peradaban. Berangkat dari nilai itulah, pegiat dan praktisi berupaya mendesain berbagai sektor riil yang mampu dikembangkan
dalam ranah ekonomi syariah salah satunya adalah pariwisata syariah. Pertiwi 2011 memaparkan bahwa, adapun salah satu langkah konkrit
dalam usaha mengembangkan pariwisata syariah adalah dengan merancang produk dan daerah tujuan pariwisata syariah. Pariwisata syariah dapat berarti
berwisata ke destinasi maupun atraksi pariwisata yang yang memiliki nilai-nilai Islami dan juga yang makanannya halal, hotelnya halal, sarana ibadah tersedia,
dan lainnya. Saefudin 2015 pada dasarnya, wisata syariah adalah prinsip perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pelayanan wisatawan berbasis syariah, mulai penginapan, restoran atau rumah makan, hingga fasilitas ibadah. Biasanya paket-paket wisata yang ditawarkan
mulai dari hotel syariah, makanan halal, objek wisata religi seperti makam para wali, pondok pesantren, hingga ke desa wisata dan pusat kuliner lokal.
Dikutip dari website resmi Wonderful Indonesia, http:indonesia.travel 2014 bahwa terdapat daerah di Indonesia yang potensial sebagai tujuan wisata
syariah, salah satunya adalah kota Semarang. Pernyataan tersebut didukung oleh Pertiwi 2011 yang menyatakan bahwa pontensi wisata religi di kota Semarang
sangat besar, berpuluh-puluh bus sering terlihat memadati jalur-jalur wisata religi, mereka membawa ratusan peziarah ke makam-makam Wali Songo yakni menuju
Kabupaten Demak dan Kudus sampai ke masjid-masjid tua nan unik. Dikutip dalam Saefudin 2015, destinasi wisata syariah di Semarang
tentunya tidak hanya diminati wisatawan muslim tapi juga nonmuslim. Pertiwi 2011 hal tersebut terlihat dari data Badan Pusat Statistik Jateng yang
menunjukkan jumlah wisman ke Jateng melalui bandara Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang pada dua bulan pertama 2015 mencapai 2.856
kunjungan. Jumlah tersebut meningkat sekitar 45 dibandingkan periode yang sama pada 2014, yakni mencapai 1.577 kunjungan.
Kota Semarang cukup potensial menjadi destinasi wisata syariah, bahkan sangat mungkin dikembangkan dalam skala internasional. Terlebih penduduk
Indonesia mayoritas muslim. Ditambah lagi, penduduk dunia yang beragama dengan penduduk Islam mencapai sekitar 1,6 miliar jiwa. Jumlah ini merupakan
pasar potensial bagi pengembangan wisata syariah di Semarang. Dirjen perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pemasaran Kemenparekraf, Esti Reko Astuti dalam Borobudur Travel Mart and Expo BTMX 2014 di Semarang, pada 24-27 Oktober lalu mengatakan, sejumlah
negara seperti Australia, Inggris dan Malaysia mulai melirik wisata syariah. Bahkan di Jepang sudah ada paket wisata syariah. Karena itu, ia mengingatkan
jangan sampai peluang ini dijadikan target pasar negara lain. Dalam rangka mengembangkan wisata syariah terutama di Semarang, beberapa waktu lalu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani kesepakatan bersama Majelis Ulama Indonesia MUI. Komponen yang termasuk dalam wisata
syariah meliputi sektor kuliner, fashion muslim, perhotelan, akomodasi, kosmetik, serta haji dan umrah. Menjadi kompetitor ketersediaan berbagai produk halal,
termasuk jumlah perbankan syariah, turut menentukan pengembangan wisata syariah. Begitu pula produk makanan dan minuman. Indeks kesadaran produk
halal mengalami peningkatan yang signifikan, yakni 70 2009 menjadi 92 2010. Tahun 2009-2010 jumlah produk bersertifikat di LPPOM-MUI menjadi
lipat dua. Dari potensi itu, jika digarap secara serius, wisata syariah Indonesia khususnya di Semarang dapat menjadi kompetitor bagi Malaysia, Uni Emirat
Arab, Jordania, dan Turki. Di wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah negara muslim yang paling serius menggarap wisata syariah dan jasa keuangan syariah.
Di tingkat dunia, Turki merupakan pemain utama di bidang pariwisata syariah dan telah meraup income besar bagi negara itu. Tentunya tingginya potensi tersebut
haruslah diimbangi dengan ketersediannya sarana penunjang, dalam hal ini sarana tersebut adalah Hotel Syariah Saefudin, 2015.
commit to user
Hotel berkonsep syariah sendiri memang masih barang langka di Indonesia apalagi di kota Semarang, padahal untuk kebutuhan para umat Muslim hotel
syariah sangat diperlukan, selain menjawab kebutuhan masyarakat muslim yang berkunjung ke kota Semarang, rancangan ini pun tentunya akan membantu
mensukseskan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat wisata syariah dunia Puskompublik, 2013.
Dikutip dalam Ramadhan 2014 pendiri Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan memaparkan wisata syariah atau jasa yang sesuai dengan syariah akan memiliki
kenggulan komparatif dibandingkan usaha sejenis yang mengadopsi sistem konvensional. Hotel sofyan sendiri berdiri sejak 1970 dengan menjalankan konsep
konvensional, akan tetapi seiring dengan perjalanannya pada tahun 1992 hotel ini mengadopsi system syariah. Sofyan mengaku malah bisa meraup keuntungan.
Setelah night club di hotelnya ditiadakan, penjalan malah meningkat 19 persen pada 1999. Sementara di Hotel Sofyan Tebet, seteah disco dandutnya ditutup
angka penjualan meningkat 13 persen. Potensi pengembangan pariwisata hotel di kota Semarang belum terpetakan
dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Oleh Karena itu memberi peluang penelitian pemetaan potensi pengembangan pariwisata hotel di kota
Semarang, terutama untuk pengembangan perhotelan syariah. Perencanaan dan pengembangan kegiatan wisata pada suatu wilayah memang perlu mengusahakan
keterpaduan antar dua komponen utama pengembangan yaitu sisi permintaan demand side dan sisi penawaran supply side. Pendekatan ini merupakan salah
satu pendekatan yang sangat mendasar, karena pada hakekatnya perencanaan dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pengembangan suatu obyek dan daya tarik wisata tidak lain ditunjukkan untuk menarik kunjungan wisatawan ke suatu obyek. Pengembangan yang akan
dilakukan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian terhadap kesesuaian antara karakteristik sisi penawaran obyek wisata dengan karakteristik
sisi permintaan pengunjung. Kesesuaian antara supply dan demand akan berdampak pada kepuasan wisatawan yang pada akhirnya mampu menciptakan
nilai jual dan meningkatkan daya saing obyek wisata Cravens, 1997. Berbagai literatur mengenai potensi parawisata diantaranya dilakukan oleh:
Santi, Oktarina, dan Kustiari 2014 menganalisis faktor-faktor penentu investasi, permintaan dan penawaran dari sektor pariwisata Indonesia. Untuk menjawab
masalah, penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990 - 2012 periode; dengan menggunakan model simultan 2SLS model dianalisis dampak investasi,
dan perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Cai dan Shi 2013 meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional Royal Caribbean, Costa dan Star mulai dari produk wisata cruise yang ditawarkan, rute
pantai tujuan, dan karakteristik produk. Penelitian tersebut didasarkan pada penawaran dan permintaan perspektif keseimbangan dan analisis strategi
pengembangan pasar pariwisata kapal pesiar di Shanghai. Samori dan Fadilah 2013 menggunakan contoh Negara Malaysia sebagai
studi kasus, penelitian tersebut menggambarkan peluang yang timbul dalam membangun dan melabeli konsep Hotel Syariah. Selain itu, penelitian tersebut
juga membahas hambatan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh industri perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perhotelan dalam mengembangkan Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif di mana
data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara dengan otoritas terkait.
Chookaew, Oraphan, Jirapa, Pingpis, dan Nimpaya 2015 tujuan dari penelitian mereka adalah untuk mengembangkan potensi pariwisata halal di Teluk
Andaman di Thailand untuk sekelompok wisatawan dari negara-negara Muslim. Tujuan penelitian tersebut terbagi kembali dalam lima subtujuan penelitian,
diantaranya; mengusulkan metode pembuatan rencana pemasaran pariwisata halal untuk semua wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik
pengusaha atau pengusaha pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata halal bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; untuk mempelajari tentang cara
untuk mengembangkan potensi pengelolaan pariwisata halal dalam rangka mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model
pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata halal bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari negara-negara
Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal. Berdasar informasi tersebut dan merujuk pada penelitian sebelumnya diatas,
penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa potensi pengembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang dengan mengkaji dari segi perspektif syariah.
commit to user
B. Perumusan Masalah