3 Dimiliki sendiri dan dioperasikan sendiri di bawah sistem waralaba
Franchising, dengan membeli brand name dari pemilik nama hotel yang sudah terkenal. Sisitem ini mempermudah pemilik fisik hotel karena dari pemilik akan
memperoleh pengetahuan teknis, pengetahuan manajerial pengelolaan, dukungan pemasaran, dukungan keuangan karena nama besar pemilik nama, maka kreditur
akan mudah memberikan bantuan, keamanan berkaitan dengan hukum, peraturan keselamatan, asuransi, audit berkala untuk menjamin standarisasi
pelayanan, dan jaringan reservasi yang luas melalui banyak jaringan waralaba. 4
Konsorsium, merupakan gabungan dari beberapa hotel yang masing- masing berdiri dan beroperasi di bawah kepemilikan sendiri, dengan tujuan utama
untuk mendapatkan pemasaran di bawah kelompok ini. 5
Jaringan reservasi hampir seperti konsorsium, tetapi lebih mudah untuk menjadi anggotanya, afiliasi dengan hotel lain di daerah lain, agar pelanggan
tetap merasa menemukan hotel yang sama dan perwakilan serta agen perjalanan yang bertindak sebagai agen pemasaran.
B. Kerangka Pemikiran
Telah dibahas dalam bab sebelumnya beberapa penelitian yang telah dilakukan yang membahas mengenai potensi pengembangan pariwisata. Dalam
subbab ini akan dibahas kembali secara detail mengenai penelitian tersebut dan penelitian lain diluar jurnal utama, pembahasannya adalah sebagai berikut:
Santi, dkk 2014 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dan pariwisata mencakup: perdagangan barang dan jasa perdagangan, hotel dan
commit to user
restoran; aliran investasi dan barang dan jasa pariwisata internasional ke Indonesia; permintaan pariwisata internasional dan pasokan mempengaruhi
barang dan jasa investasi dan pariwisata nasional; faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pariwisata di Indonesia; apakah investasi dan
perdagangan barang dan jasa mempengaruhi permintaan dan penawaran pariwisata Indonesia negara ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Australia,
dan negara lainnya Seluruh dunia; dan merumuskan implikasi kebijakan pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan ekonomi pertumbuhan.
Penelitian tersebut menggunakan data seri dari 1990-2012 periode; dengan menggunakan model simultan 2SLS model dianalisis dampak investasi, dan
perdagangan internasional sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian tersebut menggunakan model investasi dan
perdagangan arus ekspor dan impor barang dan jasa yang dibuat oleh panel pariwisata menggunakan gravitasi, dengan bantuan program Eviews 7.1 untuk
melakukan pengolahan data. Hasil penelitian tersebut mrnunjukkan dampak dari peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung pada dasarnya tidak
langsung berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan perubahan nilai tukar baik apresiasi dan depresiasi mata uang yang akan mempengaruhi pendapatan, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang diukur dengan kemampuan beli. Sebaliknya, peningkatan daya beli mata uang domestik akan
diikuti oleh apresiasi proporsional mata uangnya, dengan demikian, perubahan nilai tukar mata uang suatu negara atau karena terjadinya dan penyebab inflasi di
negara tersebut, sehingga perubahan nilai tukar antara negara pengirim dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
penerima wisatawan mempengaruhi penerimaan pariwisata yang memicu inflasi karena peningkatan daya beli karena peningkatan pendapatan. Kondisi di mana
suatu negara krisis ekonomi biasanya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat di mana peningkatan inflasi dan nilai tukar mata uang terdepresiasi, suatu
kondisi di mana mata uang domestik terdepresiasi maka harga barang di dalam negeri akan jauh lebih murah dan dalam kondisi ini juga merupakan daya saing
negara akan mengalami pada harga yang lebih baik dengan harga di negara-negara lain dan tentu saja akan mempengaruhi permintaan. Dalam kasus dampak
permintaan pariwisata Indonesia dari ASEAN dan Jepang untuk menunjukkan dummy krisis ekonomi dengan krisis ekonomi akan meningkatkan investasi
pariwisata ASEAN di Indonesia, fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun krisis ekonomi, tetapi tidak mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, sebagai
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang sangat besar dan luas di antara negara-negara Asean, itu adalah daya tarik utama bagi negara-
negara lain termasuk negara-negara ASEAN Singapura dan Malaysia sebagai yang terbesar Asean investor di Indonesia. Sementara pada saat krisis ekonomi
yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif, salah satu upaya untuk menghidupkan
kembali perekonomian
dengan meningkatkan
konsumsi pemerintah di mana peningkatan konsumsi diperkirakan akan menciptakan faktor
pertumbuhan produksi di negara yang dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan. Berbeda dengan hasil estimasi di beberapa negara Eropa, Amerika
Serikat, Australia, dan ROW yang menunjukkan bahwa suku bunga kredit di negara berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga investasi. Semakin tinggi
commit to user
tingkat bunga, semakin rendah tingkat investasi, dan sebaliknya karena tingkat bunga adalah biaya modal yang harus dikeluarkan. Dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat bunga yang dibebankan yang harus dikeluarkan Biaya Modal yang dikeluarkan juga lebih. Kondisi di mana semakin tinggi pendapatan nasional suatu
negara, semakin tinggi permintaan barang - barang impor. Hal ini karena di negara yang mengalami peningkatan pendapatan cenderung memperkuat nilai
tukar, di mana perubahan kurs terhadap pertumbuhan output terlihat dampak yang besar terhadap perekonomian terbuka. Jika nilai tukar cenderung menguat negara
itu bisa menyebabkan peningkatan impor karena harga barang impor akan lebih murah daripada harga masuk di dalam negeri, dengan demikian, menurunkan nilai
tukar mata uang sendiri cenderung meningkatkan ekspor neto, dan dan sebaliknya. Dampak variabel pada tingkat indeks harga konsumen di konsumsi pariwisata
Indonesia_Jepang model permintaan pariwisata menunjukkan bahwa dalam kondisi kenaikan harga pada item tertentu akan mempengaruhi harga barang
lainnya termasuk pariwisata akan menyebabkan inflasi serta meningkatnya biaya transportasi akibat kenaikan harga bahan bakar yang pada gilirannya akan
menaikkan harga barang dan jasa lainnya, termasuk harga komoditas yang digunakan dalam kegiatan pariwisata. Dengan kata lain, kondisi pertumbuhan di
mana total permintaan akan memicu perubahan tingkat harga inflasi demand pull, hal ini terjadi karena meningkatnya volume alat tukar atau likuiditas.
Samori dan Fadilah 2013 meneliti konsep halal dari industri hotel. Ia mencoba untuk menganalisis fitur dan karakteristik dari Syariah hotel sesuai
menurut perspektif syariah dan kemudian mengidentifikasi fitur dan karakteristik perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang akan diterima secara universal oleh sebagian besar pelaku bisnis perhotelan terhadap konsep hotel. Selain itu, tulisan tersebut juga menyoroti prospek
potensial dari Halal Hospitality untuk ekonomi dan industri hotel. Penelitian tersebut menggunakan contoh negara Malaysia sebagai studi kasus, yang
menggambarkan peluang yang timbul dalam memberikan konsep seperti apa yang disebut sebuah merek hotel Islam. Selain itu, hambatan dan tantangan yang
mungkin dihadapi oleh industri perhotelan dalam mengembangkan Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan penelitian
kualitatif di mana data dikumpulkan melalui studi pustaka dan sesi wawancara dengan otoritas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting bagi pelaku
bisnis perhotelan memiliki pengetahuan dan sepenuhnya siap dengan peluang dan tantangan yang mereka mungkin akan menghadapi sebelum berkembang menjadi
Syariah Compliant Hotel di Malaysia. Chookaew, dkk 2015 meneliti pengembangan potensi pariwisata syariah di
Teluk Andaman, Thailand. Penelitian tersebut mencakup; mengusulkan metode pembuatan rencana pemasaran pariwisata syariah untuk semua wisatawan dari
negara-negara Muslim; untuk menawarkan baik pengusaha atau pengusaha pariwisata banyak pilihan dalam manajemen pariwisata syariah bagi wisatawan
dari negara-negara
Muslim; untuk
mempelajari tentang
cara untuk
mengembangkan potensi pengelolaan pariwisata syariah dalam rangka mendukung para wisatawan dari negara-negara Muslim; menjadi model
pengaturan standar administrasi, dan manajemen pariwisata syariah bagi wisatawan dari negara-negara Muslim; dan untuk menawarkan wisatawan dari
commit to user
negara-negara Muslim alternatif pilihan mengkonsumsi produk dan jasa halal. Metodologi terapan digunakan dalam penelitian tersebut untuk mencari solusi
untuk masalah yang timbul dalam situasi manajemen tertentu. Sepuluh sampel diambil dalam penelitian ini, yang terdiri dari wisatawan Muslim dari Yordania,
Malaysia, Libea, dan Oman, kemudian dari pemandu wisata, petugas dari kantor provinsi Dewan Islam di pantai Laut Andaman, dan petugas dari Dewan Thailand
Islam Tengah. Penelitian tersebut juga menggunakan diskusi kuesioner, observasi dan diskusi group yang terfokus. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penting bagi Thailand untuk mengembangkan konsep bisnis Pariwisata Syariah guna memenuhi tingginya permintaan akan kebutuhan tersebut.
Cai dan Shi 2013 meneliti tiga perusahaan pelayaran internasional Royal Caribbean, Costa dan Star yang diluncurkan di Shanghai. Mereka meneliti mulai
dari produk wisata cruise dan dari kapal itu sendiri, rute pantai tujuan, dan menyimpulkan karakteristik produk. Mereka menggunakan data wawancara yang
mencakup faktor yang menarik dari pelayaran tersebut, persepsi rute, perjalanan bersama-sama, waktu, biaya, berharap tujuan dan formalitas titik kompleksitas
permintaan karakteristik produk. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pada situasi saat ini, potensi pengembangan pariwisata kapal pesiar di China sangat
besar. Bunsit, Bussagone, dan Chanticha 2014 meneliti mengenai penggunaan
rumah tinggal warga untuk dijadikan “home stay” di daerah desa pariwisata yang
terpencil di Thailand. Banyaknya perumahan warga yang dijadikan home stay menunjukkan dampak yang signifikan terhadap ekonomi lokal dan ekonomi
commit to user
Thailand pada umumnya. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengkaji bagaimana pariwisata rumah tinggal yang diselenggarakan oleh masyarakat lokal dalam
mengembangkan tujuan wisata mempengaruhi kesejahteraan dalam individu, rumah tangga dan tingkat masyarakat. Menggunakan data kualitatif dan
kuantitatif, penelitian tersebut menunjukkan sudut yang berbeda dari dampak rumah tinggal pariwisata di pedesaan Thailand pada kesejahteraan objektif dan
subjektif dari peserta di daerah penelitian. Dalam rangka untuk menilai dampak, berbagai metode kuantitatif seperti estimator pencocokan, skor kecenderungan
yang cocok dengan regresi nonparametrik dilakukan. Penelitian tersebut menemukan bahwa rumah tangga dan masyarakat diuntungkan dari peningkatan
jumlah rumah yang berpartisipasi dalam program rumah tinggal. Hal tersebut menciptakan dampak yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga dan
mengangkat konsumsi rumah tangga dan tingkat investasi. Dalam hal kesejahteraan psikologis, jelas bahwa kesejahteraan peserta program lebih tinggi
dibandingkan dengan rumah tangga non-peserta. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat dampak dalam mengorganisir pariwisata rumah
tinggal pada konservasi lingkungan lokal dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk melindungi lingkungan sekitarnya yang dapat dilihat dari peningkatan
kawasan mangrove, perlindungan daerah suaka dan pengurangan sampah plastik dari rumah tangga.
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menjelaskan alur penelitian yang dirangkum berdasar pada kerangka teoritis dan penelitian terdahulu di atas.
commit to user
Identifikasi Masalah: Pemetaan potensi pengembangan pariwisata perhotelan di Kota
Semarang belum di akomodir oleh akomodasi hotel syariah yang memadai.
Tujuan Penelitian:
Menyusun pemetaan potensi pengembangan pariwisata perhotelan syariah
di Kota Semarang.
Survei Pendahuluan Pengumpulan Data
Kesimpulan dan Saran Analisa
Studi Pustaka
Sumber: Dimodifikasi dari Santi, dkk 2014, Cai dan Shi 2013, Samori dan
Fadilah 2013 Chookaew, dkk 2015
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
DATA PRIMER -
Data series jumlah wisatawan -
Kuisioner kepada wisatawan -
Data Tarifbiaya hotel; -
Data rata-rata lama menginap; DATA SEKUNDER
- Jumlah
hotel syariah
yang beroperasi
- Kuisioner
kepada perusahan
pengembang hotel -
Ratio pertumbuhan wisatawan
Pertumbuhanpergeraka n hotel syariah
Proyeksi Tren Akurasi
Peramalan
commit to user
39
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan Indrintoro,
2002. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam penelitian. Metoda dalam penelitian ini terdiri dari
metoda pengumpulan data dan metoda analisis. Metoda pengumpulan data dibagi kedalam dua metoda, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer bertujuan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari pengamatan lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi objek
penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data sekunder yang dibutuhkan untuk kelengkapan analisis
dalam penelitian.
A. Desain Penelitian
Sepaham dengan Johannes, Ruslin, dan Eddi 2012, penelitian ini secara umum merupakan penelitian lapangan dengan studi kasus yang menggunakan
desain deskriptif atau didesain dengan menguraikan data, mengidentifikasi keadaan, gejala atau fenomena dari permasalahan yang ada pada sistem
akomodasi pariwisata syariah di Kota Semarang yang dikhususkan membahas potensi pembanguan hotel syariah di kota tersebut.
commit to user