Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Permintaan dan Penawaran Hotel Syariah

Kotler 2002, Wisatawan yang berkunjung dan tinggal di objek dan daya tarik wisata di suatu destinasi mereka akan memanjakan diri dengan memenuhi segala keinginannya sesuai kemampuan mereka. Termasuk salah satunya adalah dengan mencari hotel untuk beristirahat. Kebutuhan semacam ini disebut dengan permintaan demand. Adanya permintaan dari para wisatawan mancanegara itu secara otomatis akan adanya respon dari para pelaku wisata di daerah tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan akomodasi yang diminta tersebut dan muncullah para penyedia akomodasi hotel supplier. Wahab 2003, Semarang yang notabene merupakan Ibu Kota Jawa Tengah dan terkenal sebagai objek wisata, menyebabkan destinasi ini harus bertindak sebagai penyedia fasilitas pariwisata yang dibutuhkan wisatawan mancanegara yang berkunjung. Fasilitas tersebut termasuk hotel syariah yang mampu menarik minat wisatawan baik wisatawan syariah maupun bukan untuk mencoba pelayanan yang berstandar internasional. ICRA Indonesia 2012 menjelaskan bahwa permintaan hotel syariah dapat dilakukan dengan mengestimasi permintaan pasar pada saat ini dan yang akan datang yang dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dinamika spesifik pasar seperti kemampuan untuk menarik investasi baru yang melibatkan commit to user perjalanan bisnis atau popularitasnya sebagai tujuan wisata dalam hal ini jumlah wisatawan syariah. Selain dari pasokan kamar hotel yang ada di pasar tersebut, ICRA Indonesia juga mempertimbangkan proyek hotel yang sedang berlangsung atau dalam rencana untuk menentukan pasokan kamar relatif terhadap permintaan, dan dampak yang dihasilkan pada tingkat hunian, rata-rata harga kamar dan pendapatan per kamar. Maka disimpulkan permintaan hotel syariah mencakup: a. Total kunjungan wisatawan domestik maupun asing ke semarang; b. Total kunjungan objek wisata syariah; c. Tingkat hunian kamar tidur; d. Banyak malam kamar terjual; e. Banyak tamu yang menginap; f. Rata-rata lama menginap. Penawaran pariwisata mencakup yang ditawarkan oleh hotel syariah kepada wisatawan yang nyata maupun potensial. Penawaran pariwisata ditandai oleh tiga ciri khas utama yaitu merupakan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bersikap kaku dalam arti sulit mengubah sasaran penggunaan di luar pariwisata dan karena pariwisata belum merupakan kebutuhan pokok manusia maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang dan jasa lainnya. Oleh karena permintaan pariwisata terdiri atas beragam jenis, maka perlu ditekankan pentingnya suatu penilaian objektif mengenai sumber-sumber wisata seperti hotel di negara penerima dengan maksud untuk menentukan suatu pendekatan yang paling cocok dengan negara pasar dan kemudian memusatkan upaya dalam bidang pemasaran. Kemudian Nasution 2004 menyampaikan bahwa permulaan dari perpustakaan.uns.ac.id commit to user perencanaan pariwisata berawal dari fungsi sistem pariwisata dan dilihat dari sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran terdapat 4 komponen, yaitu informasi promosi, banyak kamar yang tersedia, banyak malam kamar tersedia, dan pelayanan. Pada komponen transportasi digambarkan adanya volume dan kualitas dari seluruh sarana transportasi. Komponen atraksi menyoroti perlunya pengembangan sumber daya untuk memenuhi kepuasan wisatawan berkualitas. Komponen pelayanan menjelaskan perlunya variasi dan kualitas dari produk wisata yang ditawarkan. Terkait dengan sistem pariwisata, Wahab 2003 dan Yoety 2000, menyatakan bahwa dalam sistem pariwisata terdapat pasar barang dan jasa, termasuk akomodasi, pelayananan makanan, pelayanan lainnya, termasuk didalamnya terdapat orientasi produk dan diferensiasi pasar. Lebih lanjut Wahab 2003 menyatakan sistem pariwisata dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan supply and demand. ITB LPM-ITB, 1997 meneliti bahwa kondisi dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui sebuah model yang memuat fungsi penawaran dan permintaan, sesuai Gambar 1 berikut ini: Sumber : LPM-ITB Gambar 1 Kondisi Keseimbangan Equilibrium Supply-Demand commit to user Pada harga tertentu, misalnya P 1 Gambar 1, sejumlah Q 1 tersedia dengan besarnya permintaan adalah Q 2 , terdapat permintaan lebih Q 1 – Q 2 . Fungsi permintaan menunjukkan bahwa hanya sebagian konsumen yang bersedia membayar lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga penawaran bertambah. Proses ini berlaku terus hingga dicapai suatu keseimbangan equiblirium pada harga P 3 dan Q 3 merupakan jumlah yang diminta dan besarnya sama dengan yang ditawarkan. Equiblirium dicapai pada saat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah permintaan demand dan faktor yang menentukan jumlah dari penawaran supply menghasilkan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2 memberikan ilustrasi mengenai perubahan keseimbangan ke arah konvergensi. Sumber: LPM-ITB Gambar 2 Proses Keseimbangan Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan-perubahan tertentu. Perubahan supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masing- masing kurva. Timbulnya teknologi baru yang mengubah struktur harga, atau perpustakaan.uns.ac.id commit to user kenaikan pendapatan akan membawa perubahan posisi dari kurva supply-demand, karena berbagai jumlah barangjasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama. Misalnya semula posisi keseimbangan E 1 dengan harga P 1 da permintaan Q 1 . Akibat teknologi baru maka pengusaha bersedia menawarkan lebih banyak barangjasa pada harga yang sama dan terjadilah kelebihan supply atas demand, sehingga harga turun dan menyebabkan tercapainya equilibrium baru menjadi E 2 , pada harga yang lebih rendah P t dengan jumlah barangjasa yang diminta Q t lebih besar dari Q 1 . Proses menuju equilibrium terjadi karena kondisi supply-demand dapat convergen, yang secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang menjadi divergen.

2. Pariwisata