44
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Sampel Penelitian
Untuk melakukan penelitian mengenai potensi perkembangan pariwisata perhotelan di kota Semarang yang dikaji dari segi presfektif syariah, maka peneliti
mengumpulkan data sekunder dengan jalan mengunduh data yang diperlukan melalui situs resmi pemerintah dan penyebaran kuisioner, teknik pengambilan
sampel untuk kuisioner diambil berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang jumlah pengunjung objek wisata di
Semarang tahun 2013 adalah 58.638. Jumlah tersebut dihitung dengan rumus Slovin diatas sehingga diperoleh perhitungan seperti dibawah ini :
� = .46 . 8
+ .46 . 8 ,
= Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa sampel yang akan diambil
adalah 100 orang.
2. Gambaran Umum Kota Semarang
Dikutip dalam Peraturan Walikota Semarang No. 182014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang tahun 2015, gambaran umum
kondisi daerah Kota Semarang terbagi menjadi: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
a. Luas dan batas wilayah administrasi
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan 1,15 dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat
adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa
dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer, secara administrasi Kota Semarang terbagi atas 16 Kecamatan.
b. Letak dan kondisi geografis
Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6
50’ – 7 10’ Lintang Selatan dan garis 109
35’ – 110
50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang,
Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten DemakGrobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam
perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat jalur kereta api dan
jalan serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang
tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
c. Topografi
commit to user
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan
adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22 wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25 dan 37,78 merupakan daerah
perbukitan dengan kemiringan 15-40. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I 0-2 meliputi Kecamatan
Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II
2-5 meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III 15-40 meliputi wilayah
di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo Kecamatan Gunungpati, sebagian wilayah kecamatan Mijen daerah Wonoplumbon dan sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV 50 meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik sebelah tenggara, dan sebagian
wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung. Kota
Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan
daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0 - 40 curam dan ketinggian
antara 0,75 – 348,00 mdpl.
d. Kepariwisataan
commit to user
Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik dan kontribusi sektor
pariwisata terhadap PAD. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota Semarang juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang dilakukan
pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 sebanyak 3.157.658.
Sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 2013 adalah sebanyak 1.944.979 orang yang berarti melebihi target sebesar 62 . Untuk perkembangan sarana dan
prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12
buah, Restoranrumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak 37 buah.
Akan tetapi dalam perkembangan tersebut terdapat isu belum maksimalnya pengembangan destinasi pariwisata, terutama wisata syariah, tingkat kunjungan
wisatawan masih rendah dan kualitas sarana dan prasaran bidang pariwisata syariah juga masih kurang. Untuk itu arah pengembangan pariwisata pada
RPJMD 2010-2015 ditujukan pada terwujudnya Semarang sebagai Kota Wisata melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal
baik wisata dagang maupun wisata religius, peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang
kepariwisataan. Kebijakan bidang pariwisata lebih ditekankan pada program-program
pengembangan pemasaran pariwisata, program pengembangan pariwisata dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pengembangan kemitraan kepariwisataan. Melalui program-program tersebut diharapkan dapat menaikkan tingkat kunjungan wisata di Kota Semarang selama
periode 2010-2015. e.
Fasilitas perdagangan dan Jasa Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan
fasilitas hotel, penginapan, restoranrumah makan, pasar modern dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa
mengalami peningkatan, jumlah restoranrumah makankedai sebanyak 387 buah. Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2013
mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12 buah, Restoranrumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan
sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non bintang 82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23 buah.
Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi
investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung di Kota Semarang.
3. Potensi Wisata Syariah Kota Semarang