lxxix
C. PEMBAHASAN MASALAH
1. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Table 3.2 Penyebab kredit bermasalah
NO TAHUN
PERIODE JUMLAH NASABAH
Gagal Usaha
Karakter Jelek
Pindah Meninggal
1 2007
46 31
22 99
2 2008
42 38
25 105
3 2009
54 45
15 114
Sumber: PT. BPR Grogol Joyo Sukoharjo Dari data diatas dapat diketahui faktor-faktor penyebab kredit
bermasalah pada PT.BPR Grogol Joyo dari sisi nasabah debitur adalah gagal usaha, karakter jelek, pindah alamat dan meninggal dunia. Adapun
penyebabnya adalah sebagai berikut: a.
Gagal usaha dikarenakan: 1
Proyek debitur dalam tahap pembangunan belum selesai. 2
Perusahaan debitur masih beroperasi tetapi mengalami kerugian. 3
Perusahaan debitur sudah tidak lagi beroperasi lagi, terutama debitur yang telah digolongkan macet.
4 Kelemahan dalam manajemen perusahaan debitur.
5 Debitur masih dalam tahap pengembangan usaha.
lxxx 6
Biaya produksi yang meningkat dan kesulitan bahan baku yang dihadapi perusahaan debitur.
7 Kelemahan pada produksi, yaitu kualitas, kuantitas, dan waktu
penyerahan tidak sesuai. 8
Hambatan perusahaan debitur dalam kegiatan pemasaran. 9
Persaingan usaha yang semakin ketat. b.
Karakter jelek dikarenakan: 1
Penyalahgunaan dana kredit oleh nasabah debitur yang diperoleh dari pihak bank kreditur.
2 Kurangnya kesadaran debitur dalam pengembalian kredit.
3 Menunda jadwal pengangsuran bunga maupun pokok kredit yang
dilakukan oleh pihak debitur. Kredit bermasalah akan merugikan bank namun tidak semua kesalahan
itu bersumber dari pihak debitur nasabah, karena sebelum bank memberikan kredit kepada debitur telah terjadi kesepakatan antara pihak
kreditur bank dengan pihak debitur nasabah. Kreditur telah setuju pada permohonan kredit yang diberikan sebelum debitur menerima uang.
Pihak kreditur harus lebih teliti dan lengkap dalam meneliti data pemohon atau
crosscheck
, serta kreditur harus bersikap tegas dan cepat jika ada kredit yang bermasalah dalam arti tidak menutup-nutupi dan segera
menindaklanjuti. Terjadinya kredit bermasalah akibat beberapa kesalahan dari pihak kreditur, yaitu kelemahan didalam penilaian usaha dan
pengawasan oleh kreditur bank yang disebabkan antara lain:
lxxxi a.
Informasi usaha dari pemohon kurang
crosscheck
. b.
Jangka waktu kredit tidak didasarkan atas
cashflow
yang nyata. c.
Frekuensi peninjauan usaha di lapangan kurang memadai disebabkan banyaknya usaha yang harus diawasi.
d. Sistem
administrasi bank pelaksana
kurang memadai
untuk mengidentifikasikan kredit yang bermasalah atau melakukan peringatan
secara cepat dan tepat kepada debiturnya. e.
Kelemahan dalam pembinaan dan monitoring kredit.
2. Penanganan Kredit Bermasalah
Sebelum terjadinya kredit bermasalah, langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. BPR Grogol Joyo dalam pencegahan kredit bermasalah,
antara lain: a.
Mentaati prosedur dan persyaratan pemberian kredit. b.
Tidak bersikap subyektif dalam pemrosesan proposal kredit. c.
Tidak bertindak spekulatif dalam pengambilan keputusan kredit. Upaya yang ditempuh oleh PT. BPR Grogol Joyo dalam penanganan
kredit bermasalah, yaitu: a.
Teguran secara lisan dan tulisan Pendekatan secara persuasif Mengadakan pendekatan persuasif kepada debitur, yaitu jalan ini
ditempuh oleh kedua belah pihak apabila masalah masih bisa diselesaikan antara kreditur bank dengan debitur nasabah dapat
mencari jalan keluarnya dan tidak harus menempuh jalur hukum.
lxxxii b.
Rescheduling
Penjadwalan Kembali Penjadwalan kembali, yaitu perubahan syarat kredit yang hanya
menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya, yang meliputi:
1 Memperpanjang jangka waktu kredit.
2 Memperpanjang jarak waktu angsuran.
3 Menurunkan jumlah angsuran.
Penanganan kredit bermasalah dengan metode
rescheduling
, yaitu untuk kolektibilitas kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet.
Jumlah efektivitas penanganan kredit bermasalah dengan metode
rescheduling
sebesar 50 yang berhasil menjadi lancar. Kolektibilitas dapat menjadi lancar apabila tidak terjadi tungakan pokok atau
tunggakan bunga selama 3 tiga kali periode angsuran secara berturut- turut.
c.
Reconditioning
Persyaratan Kembali Persyaratan kembali, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-
syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut
perubahan maksimum saldo kredit, yang meliputi: 1
Kapitalisasi bunga. 2
Penundaan pembayaran bunga. 3
Penurunan suku bunga. 4
Pembebasan bunga.
lxxxiii 5
Mengkonversi kredit jangka pendek menjadi jangka panjang. Penanganan kredit dengan metode
reconditioning
pada BPR Grogol Joyo jarang digunakan.
d.
Restructuring
Penataan Kembali Penataan kembali, yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang
menyangkut: 1
Penambahan danakredit. 2
Konversi seluruh atau sebagian tunggakan menjadi pokok kredit baru.
3 Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan
dalam perusahaan. 4
Perubahan jenis fasilitas kredit Penanganan
dengan metode
restructuring
, yaitu
untuk kolektibilitas kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet.
Jumlah efektivitas penanganan kredit bermasalah dengan metode
restructuring
sama dengan metode,
rescheduling
, yaitu sebesar 50 yang berhasil menjadi lancar. Kolektibilitas dapat menjadi
lancar apabila tidak terjadi tunggakan pokok atau tunggakan bunga selama 3 tiga kali periode angsuran secara berturut-turut.
e. Melakukan peneguran atau peringatan kepada nasabah debitur
Peringatan adalah suatu permintaan bank kepada debiturnya untuk segera membayar hutangpenyelesaian kredit yang sudah jatuh tempo.
lxxxiv Peringatan ini baru dilakukan bank, apabila usaha pendekatan persuasif
yang dilakukan oleh bank terhadap debitur tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Biasanya peringatan ini dilakukan oleh pihak bank
beberapa kali 3 kali, yaitu Surat Peringatan I, SP II, SP III dan apabila tidak memperoleh tanggapan dari debitur, maka menentukan langkah
berikutnya. f.
Mencari informasi atas kepindahan debitur dan tetap menindaklanjuti kredit yang bermasalah tersebut.
g. Berkonsultasi pada keluarga debitur terhadap ahli warisnya tentang
kesanggupan membayar kreditnya, bagi debitur yang telah meninggal dunia.
h. Penjualan jaminan oleh nasabah debitur.
Bank dapat membantu debitur dengan cara mencarikan calon pembeli, namun dalam hal bank bertindak hati-hati dan tidak menangani secara
langsung melakukan jual beli dengan pembeli. Hal tersebut penting untuk menghindarkan tuntutan debitur bahwa penjualan barang jaminan
tersebut di bawah hal umum.Dalam melakukan tindakan ini, memegang prinsip “Bank tidak menjamah transaksi dan debitur tidak menjamah
uang” yang berarti bahwa dalam transaksi jual beli barang jaminan tersebut tidak jatuh ke tangan debitur tetapi disetorkan kepada bank
untuk diperhitungkan dengan hutang debitur. i.
Penarikan jaminan.
lxxxv Bank akan menarik jaminan dari debitur, apabila debitur tidak mau
menjual jaminan sendiri, dan bank melakukan penarikan jaminan untuk dijual berdasarkan surat kuasa dari debitur.
j. Pengajuan sita eksekusi di Pengadilan Negeri.
Pengajuan sita eksekusi, apabila upaya penyelamatanpenyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan jalan damaikekeluargaan
tidak dapat lagi diusahakantidak memberi hasil dan nasabah debitur tidak menunjukan itikad baiknya, maka penyelesaian ditempuh melalui
saluran hukum. Jalan yang ditempuh dengan melakukan sita benda jaminan di pengadilan eksekusi.
k. Penghapubukuan kredit
Penyelesaian kredit bermasalah yang tidak dapat diatasi, apabila penyelamatanpenyelesaian kredit bermasalah sudah diupayakan secara
maksimal belum memberikan hasil dan tidak dapat ditagih maka dilakukan penghapusbukuan kredit, yaitu dengan cara:
1 Pengusulan penghapusbukuan kredit kepada direksi dengan
mencantumkan alasan penghapusbukuan daftar nama, agunan dan penjelasan singkat.
2 Penghapusbukuan kredit tidak membatalkan perjanjian sehingga
bank masih berhak menagih dan dan debitur masih wajib membayar sampai lunas.
3 Penghapusbukuan kredit bersifat rahasia sehingga hanya diketahui
oleh bank saja.
lxxxvi Penghapusbukuan kredit hapus buku adalah tindakan administrasi
bank untuk menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih bank kepada debitur.
Penghapus hak tagih kredit hapus tagih adalah tindakan bank menghapus semua kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.
Jadi penanganan kredit bermasalah yang sering digunakan oleh BPR Grogol Joyo adalah metode
Rescheduling
dan metode
Restructuring
. Metode ini hanya menjembatani debitur supaya agunannya tidak diproses
dalam eksekusi di Pengadilan Negeri apabila debitur mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan kredit bermasalah tersebut.
Metode
Rescheduling
dan metode
Restructuring
dapat dilakukan apabila:
1 Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok danatau bunga kredit
2 Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan mampu
memenuhi kewajiban setelah ada
Restructuring
atau
Rescheduling
. Metode
Rescheduling
dan metode
Restructuring
dilarang apabila: 1
Penurunan kualitas kredit 2
Peningkatan pembentukan PPAP 3
Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akkrual.
BAB IV PENUTUP
lxxxvii
A. Kesimpulan