xlv 3.
Sisi Bank Faktor-faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab kredit
bermasalah, antara lain: 1
Buruknya perencanaan
financial
atas aktiva tetapmodal kerja. 2
Adanya perubahan waktu dalam permintaan kredit musiman. 3
Menerbitkan cek kosong. 4
Gagal memenuhi syarat-syarat dalam perjanjian kredit. 5
Adanya
over credit
atau
underfinancing.
6 Manipulasi data.
7
Over
taksasi agunan atau penilaian agunan terlalu tinggi. 8
Kredit topengan, tampilan atau fiktif. 9
Kelemahan analisis oleh pejabat kredit sejak awal proses pemberian kredit.
10 Kelemahan dalam pembinaan dan monitoring kredit.
J. Penilaian Kredit
Penilaian kredit ada beberapa aspek tentang kegiatan usaha calon debitur yang perlu dianalisis, antara lain Martono, 2002: 59:
1. Aspek Umum dan Manajemen
Penilaian terhadap aspek umum dan manajemen antara lain mengenai: a.
Bentuk, nama, dan alamat perusahaan termasuk akte pendirian perusahaan.
xlvi b.
Susunan pengurus lengkap perusahaan dilengkapi daftar riwayat hidupnya.
c. Bidang usaha
line of business
calon debitur. d.
Social standing
pengurus e.
Jumlah pegawai f.
Struktur organisasi 2.
Aspek Teknis Penilaian terhadap aspek teknis mencakup beberapa hal, sebagai berikut:
a. Keterangan tentang produksi termasuk kapasitas riil dan
design capacity.
b. Perkembangan usaha produksi, penjualan dan persediaan.
c. Lokasi perusahaan.
d. Persedian bahan baku dan kontinuitas persediaan.
e. Rencana usaha kapasitas yang direncanakan.
f. Kualitas tenaga kerja.
3. Aspek Ekonomis dan Komersial
Penilaian aspek ekonomis dan komersial antara lain mengenai: a.
Kondisi pemasaran dan posisi harga penjualan. b.
Keadaan persaingan dari perusahaan sejenis dan posisi debitur dalam persaingan.
c. Prospek pemasaran di masa datang.
4. Aspek Finansial
xlvii Penilaian terhadap aspek
financial
antara lain mengenai: a.
Analisis laporan neraca dan rugilaba perusahaan. b.
Analisis biaya dan pendapatan. c.
Perhitungan kebutuhan kredit. 5.
Aspek Jaminan Penilaian atas aspek jaminan meliputi:
a. Jumlah dan nilai jaminan.
b. Status pemilikan.
c. Daya tahan jaminan.
d. Tata cara pengikatan.
6. Aspek Analisis Dampak Lingkungan
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, serta cara-cara pencegahan terhadap dampak
tersebut.
K. Penanganan Kredit Bermasalah
Langkah-langkah dalam penanganan kredit bermasalah antara lain Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 475:
1. Penyelamatan Kredit Bermasalah
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah jika diperkirakan prospek usaha masih baik adalah
dengan cara 3R, yaitu:
xlviii a.
Persyaratan Kembali
Reconditioning,
yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum saldo kredit, yang meliputi
rescheduling
dan atau: 1
Perubahan tingkat suku bungadenda. 2
Perubahan cara perhitungan tingkat suku bunga. 3
Keringanan dendabunga. 4
Perubahanpenggantian kepemilikan atau kepengurusan. 5
Perubahanpenggantian nama dan atau status perusahaan. 6
Perubahanpenggantian nasabah atau novasi. 7
Perubahanpenggantian agunan. b.
Penjadwalan Kembali
Reschedulling,
yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya
meliputi: 1
Perubahan
grace period.
2 Perubahan jadwal pembayaran.
3 Perubahan jangka waktu.
4 Perubahan jumlah angsuran.
c. Penataan Kembali
Restructuring
, yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang meliputi
rescheduling, reconditioning
dan atau: 1
Penambahan dana bank suplai kredit.
xlix 2
Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru.
3 Perubahan jenis fasilitas kredit termasuk konversi pinjaman dalam
valuta asing atau sebaliknya. 4
Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan.
Upaya penyelamatan dengan cara 3R tersebut di atas dapat dilakukan apabila masih memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1 Debitur menunjukan itikad baik yang positif untuk bekerja sama
kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan dijalankan. 2
Usaha debitur masih berjalan dan mempunyai prospek yang bagus. 3
Debitur masih mampu membayar kewajiban yang dijadwalkan. 4
Debitur masih mampu membayar bunga berjalan. 5
Adanya kemampuan dan prospek usaha debitur untuk pulih kembali. 6
Posisi bank akan menjadi lebih baik. 2.
Penyelesaian Kredit Bermasalah Selanjutnya bila usaha penyelamatan dengan 3R tersebut tidak berhasil
dilakukan, maka harus segera dilakukan upaya penyelesaian agar bank tidak mengalami kerugian dengan cara, antara lain:
a. Penyelesaian kredit bermasalah dengan cara damai, dengan cara sebagai
berikut: 1
Pemberian keringanan bunga untuk kredit kolektibilitas diragukan dan macet dengan pembayaran lunas ataupun angsuran. Dalam
l putusan persetujuan penyelesaian kredit bermasalah dengan
keringanan bunga harus dicantumkan syarat batal dan kembali pada kewajiban sesuai surat utang, apabila kewajiban yang telah
dijadwalkan tidak dipenuhi dengan tertib. 2
Penjualan agunan di bawah tangan, yaitu penyelamatan kredit secara damai dengan penjualan agunan di bawah tangan.
3 Penjualan sebagian atau seluruh harta kekayaan debitur atau barang
agunan. 4
Penebusan sebagian atau seluruh barang agunan oleh debitur atau pemilik barang agunan.
b. Penyelesaian kredit bermasalah melalui saluran hukum
Apabila upaya penyelamatanpenyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau
nasabah tidak menunjukan itikad baiknya
on will
dalam menyelesaikan kreditnya, maka penyelesaiannya di tempuh melalui
saluran hukum. Penyelesaian melalui saluran hukum harus didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi bank secara yuridis kuat dan beban
biaya legitasi yang ringan. Penyelesaian kredit bermasalah melalui saluran hukum dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1
Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri. 2
Penyerahan pengurusan kredit macet kepada BUPLNPUPN. 3
Penyarahan penyelesaian kredit macet melalui kejaksaan.
li 4
Penyelesaian kredit dengan pengajuan klaim asuransi. Oleh karena itu kreditur dalam penanganan kredit juga perlu
mengetahui tipe debitur. Adapun tipe debitur, antara lain Nur Hidayah, 2007: 27:
1.
Dictator
Ciri-ciri
dictator
, yaitu mengontrol, agresif, tenang, ahli mengorganisasi,
goal oriented
, ulet, kompeten, cerdas, dingin, disiplin.
Cara menghadapi tipe
dictator
, yaitu
opening ceremony
singkat, disiplin, tenang, tidak menantang kuasai persoalan, waspada atas
kharismanya. 2.
Jungle Fighter
Tukang Pukul Ciri-ciri
jungle fighter
, yaitu flamboyan, ulet, cerdas, optimis, suka perang, curanglicik, mau menang sendiri, mengumbar janji,
kerja keras, tidak setia Cara menghadapi
jungle fighter,
yaitu persiapan yang matang, tegas, tenang, waspadajangan terperangkap, jangan menantang,
konsisten. 3.
Shooter
Bayang-bayang Ciri-ciri
shooter
, yaitu mentolerir keadaan, ragu-ragu, pemalas, penjilat, mengelak dari tanggung jawab, menghargai, suka
menolong, memperhatikan, janji tidak ditepati, suka harmonis.
lii Cara menghadapi
shooter
, yaitu tetapkan
goal
, jelaskan maksud secara rinci, beri batas waktu, konsisten.
4.
Big Daddymama
KebapakanKeibuan Ciri-ciri
big daddymama
, yaitu manipulator, suka mengancam, terlalu melindungi, menyalahkan diri, suka membantu, suka
bekerja, baik hati, tenang, suka ikut campur urusan orang lain. Cara menghadapi
big daddymama
, yaitu serius, konsisten,
tetapkan goal.
5.
Shilhoutte
Orang Terlalu Baik Ciri-ciri
shilhoutte,
yaitu motivasi tinggi, kompeten, hati-hati, kreatif, setia, tekun, dapat dipercaya, menghindarmenjaga jarak,
tidak komunikatif. Cara menghadapi
shilhoutte
, yaitu dengan
to the point
, sabar, beri batas waktu, konsisten.
6.
Win-win
Menang-menang Ciri-ciri
win-win,
yaitu memperhatikan, mencari alternatif penyelesaian masalah, meminta pendapat orang lain, memberi
kesempatan orang lain untuk maju, berusaha memahami, dapat dipercaya, fleksible, humoris
Cara menghadapi
win-win
, yaitu memberi masukan, kuasai persoalan, pertimbangan usulan dengan serius, ikut iramanya.
liii
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN