xi seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah, khususnya bagian
kredit pada PT. BPR Grogol Joyo. 5.
Teknik Pembahasan Penelitian dalam Tugas Akhir ini termasuk penelitian yang diskriptif.
Penelitian diskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap objek yang menjadi pokok
permasalahan yaitu mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah yang ada di PT. BPR Grogol Joyo beserta penanganannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perbankan dan Bank
1. Pengertian Perbankan
xii Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Undang-undang No. 10 Tahun 1998.
2. Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Undang-undang No.10 Tahun
1998. 3.
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Hal ini berarti bahwa kegiatan BPR jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.
Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana.
Kegiatan operasional BPR sesuai Peraturan Pemerintah RI No.71 Tahun 1992 tentang Pendirian Bank Perkreditan Rakyat, pasal 4, yang
menyatakan “BPR dapat didirikan di daerah pedesaan di wilayah kecamatan di luar ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota kotamadya,
dan ibukota kabupaten”. PP RI No.71 Tahun 1992 dalam Martono, 2002: 35
xiii Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa BPR merupakan
bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang dan memberikan kredit dalam jangka pendek untuk masyarakat pedesaan. BPR
tergolong bank sekunder, yaitu bank yang tidak dapat menciptakan uang karena tidak memberikan pinjaman melebihi dana yang dihimpun. BPR
wilayah usahanya terbatas pada lingkungan kecamatan dan beberapa desa tertentu. Martono, 2002: 35
4. Bentuk Hukum Bank Perkreditan Rakyat
Bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat BPR dapat berupa Martono, 2002: 35:
a. Perusahaan Daerah PD
Perusahaan Daerah PD adalah perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah, di mana kekayaan perusahaan dipisahkan dari
kekayaan negara. Tujuan Perusahaan Daerah adalah mencari keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan daerah.
b. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan usaha Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Modal Koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, hutang, dan Sisa Hasil
Usaha SHU yang tidak terbagi. Tujuan Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
xiv Pengelolaan badan usaha dilakukan secara efektif dan efisien tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip Koperasi. c.
Perseroan Terbatas PT Perseroan Terbatas PT adalah suatu persekutuan untuk menjalankan
perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham di mana setiap pemegang saham turut mengambil bagian
sebanyak satu atau lebih saham. Para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang
perusahaan sebesar modal yang disetor. Tujuan PT adalah untuk memperoleh laba maksimal, dimana laba
tersebut sebagian dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden, dan sebagian untuk menambah modal serta membentuk
cadangan.
5. Pendirian Bank Perkreditan Rakyat
Untuk mendapat izin usaha BPR dari Menteri Keuangan, dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu Martono, 2002: 36:
a. Tahap Persetujuan Prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan
persiapan pendirian BPR. Permohonan untuk memperoleh persetujuan prinsip, harus melampirkan:
1 Rancangan Anggaran Dasar
2 Daftar calon pemegang saham, susunan direksi dan dewan komisaris
xv 3
Rencana susunan organisasi 4
Rencana kerja 5
Bukti penyetoran sekurang-kurangnya sebesar 30 dari modal yang disetorkan
b. Tahap Izin Usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
usaha setelah persiapan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas. Sewaktu melakukan pengajuan izin usaha harus disertai dengan
melampirkan keterangan tentang Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
6. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat
Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat BPR meliputi Martono, 2002: 36:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit kepada pengusaha kecil dan rumah tangga.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
xvi d.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank
lain. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa
larangan yang tidak boleh dilakukan BPR, larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut Kasmir, 2005: 47:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Mengikuti Kliring
c. Melakukan Kegiatan Valuta Asing
d. Melakukan Kegiatan Perasuransian
B. Pengertian Kredit