xvi d.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank
lain. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa
larangan yang tidak boleh dilakukan BPR, larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut Kasmir, 2005: 47:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Mengikuti Kliring
c. Melakukan Kegiatan Valuta Asing
d. Melakukan Kegiatan Perasuransian
B. Pengertian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga Undang –
undang No. 10 Tahun 1998 pasal 21 ayat 11. Dalam penyaluran kredit pasti terdapat risiko kredit yang dihadapi
oleh bank yaitu resiko gagal bayar
default
. Risiko kredit adalah risiko pinjaman tidak kembali sesuai kontrak,
seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku bunga danatau pinjaman
xvii pokoknya, atau tidak membayar pinjaman sama sekali Ktut Silvanita, 2009:
28. Risiko kredit muncul karena adanya pilihan merugikan dan bahaya
moral dari peminjam. Peminjam dengan risiko tinggilah yang paling mau meminjam karena mengharapkan pengembalian yang tinggi, dan untuk
mendapakatkannya mereka
melakukan pilihan
merugikan. Setelah
memperoleh pinjaman, masalah bahaya moral muncul karena peminjam memiliki insentif untuk menginvestasikan dana pinjamannya ke investasi
yang menurutnya memberikan pengembalian yang tinggi. Risiko yang tinggi membuat dana yang dipinjam mengalami risiko
default
, untuk menghindari risiko kredit bank perlu menerapkan prinsip-prinsip pemberian kredit Ktut
Silvanita, 2009: 28. Manajer bank perlu menekan perilaku pilihan merugikan dan bahaya
moral dari peminjam dengan menerapkan prinsip-prinsip pemberian pinjaman
loans principles management
, antara lain Ktut Silvanita, 2009: 20: 1.
Penyaringan dan Pengawasan
Screening and Monitoring
Dengan penyaringan dan pengawasan, bank mengumpulkan informasi mengenai calon debitur sehingga sehingga dapat menurunkan risiko kredit.
2. Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan
Long-term Customer
Relationship
Dengan
long-term customer relationship
, dapat membangun hubungan jangka panjang dengan debitur, sehingga memudahkan bank mengukur
risiko kreditnya dan dapat menekan ongkos penyaringan dan pengawasan.
xviii Dengan demikian, memungkinkan bank memberikan bunga yang rendah,
pada sisi lain debitur akan berusaha untuk menekan bahaya moralnya untuk memiliki hubungan jangka panjang dengan bank agar memperoleh
pinjaman dengan bunga murah. 3.
Komitmen pinjaman
Loan Commitments
Komitmen pinjaman adalah janji bank untuk memberikan pinjaman dalam jumlah tertentu dengan bunga pasar yang berlaku. Dengan demikian,
perusahaan memberikan informasi mengenai laporan keuangan dan aktivitas bisnisnya secara kontinu sehingga memungkinkan bank menekan
ongkos penyaringan dan pengawasan. 4.
Jaminan
Collateral
Jaminan mengurangi perilaku pilihan merugikan dan bahaya moral dari peminjam, karena bila peminjam gagal membayar pinjamannya, bank dapat
menjual jaminan tersebut. 5.
Saldo Kompensasi
Compensating Balances
Saldo kompensasi fungsinya mirip dengan jaminan, yaitu peminjam wajib menyimpan sejumlah dana tertentu dalam rekening bank tersebut. Dengan
demikian, bank dapat memonitor peminjam sehingga menurunkan bahaya moralnya.
6. Penjatahan Kredit
Credit Rationing
Dengan penjatahan kredit, bank tidak memberikan pinjaman sama sekali, atau memberikan pinjaman kurang dari yang diminta, meskipun peminjam
bersedia memberikan bunga yang tinggi. Memberikan pinjaman dengan
xix bunga yang tinggi akan mengundang peminjam dengan bahaya moral
tinggi untuk melakukan pilihan merugikan. Dengan memberikan batasan jumlah pinjaman, bank menekan bahaya moral peminjam, karena biasanya
semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar insentif untuk tidak mengembalikan pinjaman tersebut.
Gagal bayar oleh debitur dapat mengakibatkan adanya kredit bermasalah pada bank. Dibawah ini ada beberapa pengertian kredit
bermasalah menurut beberapa ahli. Kredit bermasalah didefinisikan oleh Mudrajad Kuncoro dan
Suhardjono 2002: 462 sebagai suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti
yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah didefinisikan oleh Martono 2002: 60 sesuatu yang
disebabkan oleh debitur dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran kredit sekaligus dengan bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan
yang telah disetujui dalam perjanjian kredit.
C. Unsur-Unsur Kredit