Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan kita hari-hari ini sedang mengalami pengerposan, ini sungguh memprihatinkan Kompas,4 maret 2010, hal D. Peran dunia pendidikan menjadi sangat strategis dalam mengantisipasi persaingan di era global melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan kompetitif sehingga diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional memiliki tugas, fungsi, dan kewajiban dalam peningkatan sumber daya manusia dengan pemberdayaan pendidikan baik formal maupun non formal. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tidak lepas dari peran guru dalam membentuk sumber daya manusia yang melalui proses pendidikan itu sendiri. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, 2 dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam dunia pendidikan sekarang ini terjadi perubahan dalam segala hal salah satu diantaranya adalah guru semakin dituntut untuk berkualitas agar dapat menjadi pelayan publik yang baik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru mengamanatkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Lebih dari 1,3 juta guru di Indonesia tidak layak mengajar karena alasan kurang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi, seperti yang di kutip Kompas 9 maret 2010. Mengingat pentingnya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka pemerintah membuat suatu kebijakan peningkatan kualitas dan profesionalisme guru dengan program kualifikasi guru D4S1 yang dilanjutkan dengan program sertifikasi guru dan program tunjangan profesi bagi peningkatan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK yang telah terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yang dilakukan dalam bentuk portofolio. Dalam realisasinya, sertifikasi guru melibatkan banyak instansi terkait meliputi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan KabupatenKota, Asesor, Guru peserta sertifikasi, dan pihak-pihak lain yang terkait www.sertifikasiguru.org . Namun dalam penyelenggaraannya terjadi banyak hal dalam proses sertifikasi guru melalui penilaian portofolio, adanya berbagai masalah dalam pelaksanaan sertifikasi guru melalui portofolio. Tidak lancarnya pelaksanaan sertifikasi guru di pengaruhi pelaksanaan tugas masing-masing instansi terkait dalam penyelenggaraan program ini. Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten merupakan organisasi publik yang mengimplementasikan kebijakan publik sebagai bagian dari Departemen Pendidikan Nasional yang melaksanakan tugasnya di Kabupaten Klaten. Dinas 3 inilah yang merealisasikan sertifikasi guru di Kabupaten Klaten. Pelaksanaan sertifikasi guru 2008 oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dilakukan pada 1204 orang guru yang termasuk dalam kuota jumlah peserta sertifikasi guru 2008 yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK untuk kota Surakarta yang berdasar penghitungan peserta dari seluruh data guru yang ada pada SIMPTK Ditjen PMPTK Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan sertifikasi guru 2008. Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan sertifikasi guru 2008 dipengaruhi oleh prosedur kerja yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Dari data yang di peroleh, sampai bulan februari 2009 telah ada 2669 orang guru di kabupaten Klaten yang telah lulus sertifikasi. Dilihat dari kondisi ini, banyaknya guru yang telah lulus sertifikasi tidak lepas dari prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang cukup baik dalam pelaksanaan sertifikasi guru melalui penilaian portofolio. Selanjutnya menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten untuk meningkatkan kerja Dinas Pendidikan untuk mewujudkan guru di Kabupaten Klaten yang berkualitas dan professional. Walaupun sudah cukup baik dalam pelaksanaan sertifikasi guru 2008, selama ini masih di temui hambatan-hambatan berkaitan dengan sertifikasi guru. Seperti yang di ungkapkan Bapak Tugiman , S.Sos , ketua panitia sertifikasi guru di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten berikut ini: “...yang pasti itu masalah dana mas. Dana kurang, untuk mengcopy buku pedoman sertifikasi ini contohnya. sehingga dalam sosialisasi sertifikasi kepada guru-guru itu kurang maksimal. Selain itu juga hambatan dari peserta sertifikasinya sendiri...” wawancara dengan Bapak Tugiman, S.Sos, 18 Februari 2010 Dari penjabaran tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008” 4

B. Perumusan Masalah