Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

(1)

viii   

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN

JABATAN DAN MASA KERJA

Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi (nilai thitung sebesar 1,160 lebih kecil dari ttabel 1,987, dengan probabilitas 0,249 lebih besar dari 0,05); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (probabilitas signifikansi 0,454 lebih besar dari 0,05 dan Fhitungsebesar 0,882 lebih kecil dari Ftabel 2,70); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan, (probabilitas signifikansi 0,541 lebih besar dari 0,05 dan Fhitung sebesar 0,377 lebih kecil dari Ftabel 3,94); (4) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (probabilitas signifikansi 0,864 lebih besar dari 0,05 dan Fhitungsebesar 0,247 lebih kecil dari Ftabel 2,70)


(2)

ix   

ABSTRACT

THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED

AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND

THEIR LENGTH OF SERVICES

A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency

Novy Anjarwati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.

This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.

The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).

   


(3)

i   

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN

PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI,

TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN

MASA KERJA

Studi kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: Novy Anjarwati NIM: 061334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011


(4)

ii   


(5)

iii   


(6)

iv   

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

2. Bunda Maria

3. Bapak Ibu saya tercinta

4. Adik-adikku

5. Kekasihku

6. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

7. Teman – temanku

 

               

   


(7)

v   

MOTTO

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.

Tidak ada alasan untuk menyerah sebelum kita

mencoba.

     

TUHAN TIDAK AKAN DATANG TERLAMBAT

ATAUPUN LEBIH CEPAT, SEMUA TEPAT

PADA WAKTUNYA

           

 

 

 

 

 

 

 


(8)

vi   

   

             

                                   

 


(9)

vii   

 

 


(10)

viii   

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN

JABATAN DAN MASA KERJA

Studi Kasus: Guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Novy Anjarwati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari guru yang sudah dan yang belum mengikuti atau lulus program sertifikasi guru; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan; (4) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Populasi penelitian adalah seluruh guru-guru SMA negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten yang berjumlah 129 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 3 Klaten, SMA muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten yang berjumlah 98 guru. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan uji T dan one way Anova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi (nilai thitung sebesar 1,160 lebih kecil dari ttabel 1,987, dengan probabilitas 0,249 lebih besar dari 0,05); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (probabilitas signifikansi 0,454 lebih besar dari 0,05 dan Fhitungsebesar 0,882 lebih kecil dari Ftabel 2,70); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan, (probabilitas signifikansi 0,541 lebih besar dari 0,05 dan Fhitung sebesar 0,377 lebih kecil dari Ftabel 3,94); (4) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (probabilitas signifikansi 0,864 lebih besar dari 0,05 dan Fhitungsebesar 0,247 lebih kecil dari Ftabel 2,70)


(11)

ix   

ABSTRACT

THE PERCEPTIONS OF TEACHERS TOWARDS PORTOFOLIO ASSESSMENT COMPONENTS BASED ON WHO HAVE BEEN PASSED

AND WHO HAVEN’T BEEN PASSED CERTIFICATION PROGRAM PERCEIVED FROM THEIR LEVEL OF EDUCATION, RANK, AND

THEIR LENGTH OF SERVICES

A Case Study: Senior High School Teachers in Klaten North District Klaten Regency

Novy Anjarwati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine whether there are differences in: (1) teachers’ perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from teacher positions in certification program; (2) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from educational level; (3) teachers 'perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from their rank; (4) teachers' perceptions toward teacher portofolio assessment components perceived from the length of services.

This study is a case study on state and private senior high school teachers and private in Klaten North District. The population is 129 teachers of state and private senior high schools in Klaten North District, Senior high school teachers from 3 State Senior High School in Klaten, Senior high school from Muhammadiyah 1 and Islamic Pandanaran Senior High School in Klaten. The samples are 98 teachers. The technique of gathering the data is proportional random sampling. The data collection techniques are questionnaires and documentation. Data analysis technique is T test and one way Anova.

The results of this study indicate that: (1) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from teachers position (t value of 1.160 is smaller than t 1.987, 0.249 with a probability is greater than 0.05); (2 ) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from educational level (probability of significance is greater than 0.05, 0.454 and 0.882 for F is smaller than F 2.70); (3) there is no difference in teacher perceptions of the portofolio assessment components of teachers perceived from the level of rank, (probability of significance is greater than 0.05, 0.541 and 0.377 for F is smaller than F 3.94); (4) there is no difference in teachers' perception towards teacher portofolio assessment components perceived from the length of services ( significance probability of 0.864 is greater than 0.05 and 0.247 for F is smaller than F 2.70).

   


(12)

x   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN, DAN MASA KERJA ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,

saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan


(13)

xi   

4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd. Selaku dosen Pembimbing

yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan

saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga.

Terima kasih untuk semuanya.

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan

memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih

untuk semuanya.

6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Penguji yang

telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini, dan

memberikan dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih

untuk semuanya.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada

penulis selama kuliah.

8. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

9. Bapak Ibuku tercinta, dik Nita, dik Vincent yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material,

serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian

semua.

10.Buat Kekasihku terima kasih buat doa, dukungan, semangatnya.


(14)

xii   

   

   


(15)

xiii   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6

1. Persepsi ... 6


(16)

xiv   

3. Pengertian Guru … ... 11

4. Tingkat Pendidikan ... 14

5. Golongan Jabatan ... 16

6. Masa Kerja ………... ... 17

B. Kerangka Teoritik ... 18

C. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. SMA Negeri 3 Klaten ... 41

B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten ... 43

C. SMA Islam Pandanaran Klaten ... 45

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46


(17)

xv   

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan ... 71

C. Saran ... 72


(18)

xvi   

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ... 24 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen

Penilaian Portofolio ... 26 Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 29

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertikasi Guru Dalam

Jabatan ... 31 Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 46

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sudah atau Belum

Sertifikasi ... 47 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasrkan Tingkat Pendidikan . 47

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanGolongan Jabatan .. 48 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 49 Tabel 5.6 Interpretasi Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabaatan ... 49 Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Sudah atau Belum

Sertifikasi ... 50 Tabel 5.8 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. 51 Tabel 5.9 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan ... 53 Tabel 5.10 Persepsi Guru Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ... 54 Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru

Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Sudah atau Belum ... 56 Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru

Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio


(19)

xvii   

Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio

Sertifikasiguru Dalam Jabatan Ditinjau Golongan Jabatan ... 57

Tabel 5.14 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Presepsi Guru Terhadap Guru Terhadaap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi guru Dalam Jabatan Ditinjau Masa Kerja ... 58

Tabel 5.15 Hasil Pengujian Homogenitas ... 59

Tabel 5.16 Hasil Uji T Berdasarkan Sudah atau Belum Sertifikasi ... 61

Tabel 5.17 Hasil Uji Beda Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62

Tabel 5.18 Hasil Uji Beda Berdasarkan Golongan Jabatan ... 63


(20)

xviii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas ... 83

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 88

Lampiran 4 Analisis Data ... 94

Lampiran 5 Tabel T ... 104


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru dalam kedudukannya di dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting sebab guru menjadi ujung tombak dari proses keberhasilan pendidikan. Pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya. SDM yang dimaksud yaitu tenaga pendidik termasuk di dalamnya adalah kepala sekolah, guru, tenaga administrasi yang ada di sekolah.

Guru merupakan sentral dalam sistem pendidikan yang akan senantiasa menjadi sorotan. Meskipun guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan, akan tetapi keprofesionalan guru sekarang banyak dipertanyakan. Harapannya apabila guru profesional maka akan menghasilkan manusia yang cerdas dan kompetitif, sehingga perlu ditekankan tanggung jawab kepada para pendidik. Apabila melihat pada kenyataannya seperti sekarang ini banyak tertuliskan pendidikan yang cerdas dan terampil akan tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tanggung jawab yang dimilikinya. Selanjutnya berakibat pada timbulnya masalah dalam masyarakat. Dalam keadaan seperti ini perlu ada sertifikat guru agar mempunyai guru profesional yang memenuhi standar kebutuhan.

Menyadari kondisi tersebut di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah


(22)

dengan mengesahkan undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan dosen, yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Upaya tersebut telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala yang dihadapi, seperti ketidakseriusan Depdiknas untuk menangani masalah pendidikan. Dalam peningkatan profesionalisme guru ini, perlu diadakan sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan memenuhi syarat profesionalisme. Untuk kepentingan tersebut diperlukan kebijakan pendidikan dalam pengembangan keprofesionalan guru dengan segala sesuatu yang sudah terencana dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah sedang melakukan program baru dalam upaya peningkatan kinerja guru yaitu melalui sertifikasi guru.

Pandangan para guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan disebabkan oleh latar belakang guru yang berbeda-beda seperti tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja. Tidak semua guru mempunyai latar belakang yang sama. Perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Guru dengan tingkat pendidikan D4/S1 akan memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan guru dengan tingkat pendidikan D3 atau lebih rendah. Selain perbedaan latar belakang pendidikan, setiap guru memiliki golongan jabatan yang berbeda-beda pula, sebagaimana diungkapkan dalam pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007 bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Hal ini


(23)

mempengaruhi persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang memiliki golongan lebih tinggi diduga akan memiliki persepsi positif karena dalam menerima tunjangan profesi, tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi di banding dengan golongan jabatan yang lebih rendah. Guru yang memiliki banyak pengalaman karena sudah bertahun-tahun menjadi guru akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk lulus uji sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru saja merintis karirnya. Mereka akan lebih mampu untuk memenuhi persyaratan portofolio. Berdasarkan pedoman penetapan peserta dan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007, masa kerja termasuk dalam kriteria penyusunan ranking yang menjadi dasar urutan prioritas peserta sertifikasi guru dalam jabatan. Dengan demikian guru dengan masa kerja yang berbeda dalam menjalani maka diduga akan berbeda pula persepsinya terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

Bertolak dari latar belakang tersebut penulis ingin meneliti tentang persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.

B. Batasan Masalah

Persepi guru tentang program sertifikasi guru dalam jabatan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Agar penelitian ini lebih terarah maka hanya dibatasi untuk empat faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap


(24)

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru yaitu sudah atau belum mengikuti sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan? 3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan? 4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi 2. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

3. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.


(25)

4. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:

a. Bagi Guru

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menjadi wahana sosialisasi mengenai sertifikasi bagi guru yang belum mengetahui tentang sertifikasi. b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dengan menyediakan tenaga pendidik yang profesional.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penelitian dapat dijadikan bekal pada saat terjun di dunia pendidikan yang sesuai dengan objek penelitian ini.

d. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Persepsi

Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptor (Walgito, 1994:53). Proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti disebut persepsi (Irwanto, 1988:71).

Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan, penciuman. Kunci persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.

Pendapat lain tentang persepsi dikemukakan oleh Davidoff (1981:232) yang diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pemahaman, menerima, pengorganisasian dan pengolahan ransangan dari


(27)

lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari mengerti tentang yang diinderakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Thoha (1988:1945-1952) ada berbagai macam faktor yang berasal dari luar atau dalam yang dapat mempengaruhi proses seleksi. Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain:

a. Intensitas

Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula hal itu dipahami. b. Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk objek semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

c. Pengulangan

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang-ulang akan memberi perhatian yang lebih besar dibanding dalam sekali lihat.

d. Gerakan

Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberi banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibanding objek yang diam.

e. Baru dan familiar

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.


(28)

Faktor dari dalam yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan dalam antara lain :

a. Proses belajar

Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan, kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing. b. Motivasi

Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

c. Kepribadian

Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubunganya dengan proses belajar dan motivasi mempunyai akibat terhadap apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

2. Sertifikasi Guru

Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan “Certification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach”(Tuhusetya, 2007).


(29)

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan, 2007), sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

a. Tujuan Sertifikasi

Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

b. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut: 1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

yang dapat merusak citra profesi guru.

2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

3) Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.


(30)

4) Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5) Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian

sertifikasi.

Menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan, sertifikasi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikasi pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio dan setelah lulus barulah guru tersebut mendapat sertifikat pendidik.

Di dalam portofolio tersebut harus dicantumkan 10 komponen, yang terdiri dari:

a. Kualifikasi akademik b. Pendidikan dan pelatihan c. Pengalaman mengajar

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran e. Penilaian dari atasan

f. Prestasi akademik

g. Karya pengembangan profesi h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

i. Pengalaman berorganisasi j. Penghargaan pendidikan


(31)

3. Pengertian Guru.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

a. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai


(32)

3) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas 4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual

5) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan.

3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. b. Peranan guru

Menurut (Sahertian, 1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu.

2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.


(33)

3) Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

4) Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan

sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang

menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

6) Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

7) Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

8) Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.


(34)

4. Tingkat Pendidikan

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.

Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, yaitu :

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi b. Pendidikan nonformal


(35)

Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu:

a. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun.

b. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Semester (S2) c. Program Doktor dengan lama studi 8-11 Semester (S3)

d. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut : 1) Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

2) Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun 3) Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun

Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:


(36)

a. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.

b. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.

c. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

d. Akta IV dengan beban kredit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.

e. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan

5. Golongan Jabatan

Poerwandarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa golongan adalah kelompok, dan jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahaan atau organisasi (Salim, 1991:482).

Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut : a. I/a : Juru Muda


(37)

c. I/c : Juru

d. I/d : Juru Tingkat I e. II/a : Pengatur Muda

f. II/b : Pengatur Muda Tingkat I g. II/c : Pengatur

h. II/d : Pengatur Tingkat I i. III/a : Penata Muda

j. III/b : Penata Muda Tingkat I k. III/c : Penata

l. III/d : Penata Tingkat I m.IV/a : Pembina

n. IV/b : Pembina Tingkat I o. IV/c : Pembina Utama Muda p. IV/d : Pembina Utama Madya q. IV/e : Pembina Utama

6. Masa Kerja

Masa kerja adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Sebagaimana dinyatakan dalam tanya jawab tentang sertifikasi guru (2007:11), masa kerja dihitung selama seseorang menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari


(38)

diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari yayasan.

B. Kerangka Teoritik

1. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Sudah atau Belum Sertifikasi. Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan diduga dipengaruhi oleh sudah atau belum guru menempuh program sertifikasi. Mungkin guru yang sudah lulus uji sertifikasi menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka pernah menempuh ujian sertifikasi tersebut sehingga mereka sudah mempunyai pengalaman sebelumnya, tetapi guru yang belum lulus atau belum menempuh uji sertifikasi menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena mereka belum mempunyai pengalaman sebelumnya. Melihat ada guru yang sudah dan belum mengikuti atau lulus program sertifikasi, diduga akan ada perbedaan persepsi antara guru yang sudah lulus dan guru yang belum lulus program sertifikasi.

2. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan

Pandangan guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan diduga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.


(39)

Pandangan guru diduga akan berbeda apabila memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Secara umum, pendidikan formal guru seperti D2, D3, S1, S2, dan S3. Mungkin guru yang latar belakangnya lebih tinggi menganggap uji sertifikasi bernilai positif karena mereka merasa lebih berpengalaman tetapi guru yang latar belakangnya lebih rendah menganggap uji sertifikasi bernilai negatif karena mereka merasa belum berpengalaman. Menurut Niken (2009:21) guru yang berlatar pendidikan dibawah D2, D2, atau D3 harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk memperoleh gelar jenjang S1 apabila menginginkan dapat mengikuti program sertifikasi. Sehingga mereka memiliki persepsi kurang positif. Melihat tingkat pendidikan mereka berbeda-beda diduga akan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

3. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Jabatan

Dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan tahun 2007 dijelaskan bahwa guru yang lulus uji sertifikasi akan mendapat tunjangan satu kali gaji pokok. Pada kenyataannya setiap guru mempunyai golongan jabatan yang beda-beda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang golongan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi negatif karena menerima tunjangan profesi lebih sedikit dibandingkan dengan guru yang golongannya lebih tinggi sehingga tingkat kepuasan yang dimiliki lebih rendah dibanding dengan


(40)

golongan jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan guru yang golongannya lebih tinggi memiliki persepsi positif karena dengan adanya sertifikasi, guru yang telah lulus akan menerima tunjangan profesi lebih banyak daripada guru yang golongannya lebih rendah sehingga tingkat kepuasannya lebih tinggi. Sedangkan menurut Niken (2009:22) guru yang memiliki golongan jabatan lebih tinggi akan memiliki persepsi negatif karena mereka menganggap sudah biasa karena kesejahteraan mereka sudah terjamin sebelum mereka mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.

4. Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja

Berdasarkan Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanan Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007:12) tampak bahwa guru yang masa kerjanya banyak akan lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki masa kerja sedikit. Jadi mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang beda-beda maka diduga mereka akan mempunyai perbedaan persepsi terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang diteliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti mengajukan hipotesis, sebagai berikut:


(41)

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi. 2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

4. Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk jangka waktu tertentu, hal ini pengumpulan dan analisis data dilakukan pada waktu tertentu (Winarno, 1990:43). Dalam penelitian ini diterapkan untuk meneliti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.


(43)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi, ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:72). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Menurut sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten jumlah guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten adalah 129 guru.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Husein Umar, 2003:102):

2

1 Ne

N n

+ = Keterangan:

n = ukuran sampel


(44)

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.

Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :

(

)

2

05 , 0 129 1

129 + =

n

.= 97,54 atau sekitar 98 orang yang akan menjadi sampel. 3. Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional

random sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan dengan

menyeleksi setiap unit sampel yang sesuai dengan ukuran unit sampel. Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah guru-guru di 1 SMA negeri dan 2 swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Pertimbangan dipilihnya 3 sekolah tersebut karena hanya sekolah tersebut yang ada di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

Berikut ini daftar SMA dimana penelitian akan dilakukan : Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No SMA yang diteliti Jumlah Populasi Jumlah sampel

1 SMA Negeri 3 Klaten 60 43

2 SMA Muh 1 Klaten 56 45

3 SMA Islam Pandanaran 13 10


(45)

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Bebas

a. Variabel Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat pendidikan guru adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh guru. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

1) < D2 skor 1

2) D2 skor 2

3) D3 skor 3

4) D4/S1 skor 4

5) S2 skor 5

b. Variabel Golongan Jabatan

Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor golongan jabatan guru dalam penelitian ini tampak seperti berikut :

1) I/a-I/d skor 1

2) II/a-II/d skor 2

3) III/a-III/d skor 3

4) IV/a-IV/e skor 4

c. Variabel Masa Kerja

Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa guru melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau


(46)

kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Pemberian skor untuk variabel masa kerja adalah sebagai berikut:

1) < 2 tahun skor 1

2) 2-10 tahun skor 2

3) 11-20 tahun skor 3

4) > 20 tahun skor 4

2. Variabel Terikat

Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Dalam Sertifikasi guru, kompetensi guru mencakup 4 dimensi .

Berikut disajikan tabel operasional variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi, yang diadopsi dari skripsi Natalia Niken Krisnawati dengan beberapa modifikasi:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Dimensi Indikator Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif 1. Kompetensi

Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2.Meguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3.Kemampuan guru

9

1,15


(47)

2. Kompetensi Kepribadian

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran

4.Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

5.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

6.Kurang memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

7.Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8.Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1.Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

2.Menampilkan diri sebagai pribadi jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3.Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4.Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5.Menjunjung tinggi kode

11 3 29 12,37 16 17 33 20 21 22 23 24 32 35 18


(48)

3. Kompetensi Profesional

4. Kompetensi Sosial

etik profesi guru.

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Kurang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

6. Mengembangkan minat

belajar peserta didik.

7. Kurang membangkitkan

semangat belajar peserta didik.

1. Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Kurang berkomunikasi

secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua

dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang

2 13 6 34 4 30 31 25 26 27, 38 19 36


(49)

memiliki keragaman budaya.

4. Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

5. Kurang mengembangkan model-model

pembelajaran.

6. Mengembangkan teknologi (TIK) dalam proses pembelajaran.

7. Mengembangkan metode-metode pembelajaran.

28

5 7 8

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Penskoran untuk masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skoring Berdasarkan Skala Likert

Kriteria Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4


(50)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah guru yang berada di Kabupaten Klaten.

G. Pengujian Instrumen Penelitian(Kuesioner) 1. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukuran itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikunto, 1998:225) sebagai berikut:


(51)

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total seluruh item

X = skor masing-masing item

n = jumlah responden

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi hitung (rhitung) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhitung) lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

Uji validitas terhadap item-item pertanyaan variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada guru-guru sekolah menengah atas di luar yang menjadi sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Butir Nomor r hitung r tabel status

1 0,790 0,316 Valid 2 0,759 0,316 Valid 3 0,686 0,316 Valid 4 0,605 0,316 Valid 5 0,686 0,316 Valid


(52)

6 0,695 0,316 Valid 7 0,607 0,316 Valid 8 0,628 0,316 Valid 9 0,686 0,316 Valid 10 0,570 0,316 Valid 11 0,623 0,316 Valid 12 0,649 0,316 Valid 13 0,605 0,316 Valid 14 0,644 0,316 Valid 15 0,628 0,316 Valid 16 0,628 0,316 Valid 17 0,552 0,316 Valid 18 0,637 0,316 Valid 19 0,721 0,316 Valid 20 0,686 0,316 Valid 21 0,615 0,316 Valid 22 0,627 0,316 Valid 23 0,615 0,316 Valid 24 0,587 0,316 Valid 25 0,647 0,316 Valid 26 0,630 0,316 Valid 27 0,584 0,316 Valid 28 0,562 0,316 Valid 29 0,641 0,316 Valid 30 0,664 0,316 Valid 31 0,759 0,316 Valid 32 0,598 0,316 Valid 33 0,537 0,316 Valid 34 0,510 0,316 Valid 35 0,641 0,316 Valid 36 0,605 0,316 Valid 37 0,656 0,316 Valid 38 0,630 0,316 Valid Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh delapan butir pertanyaan adalah sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai koefisien r hitung masing-masing butir dengan nilai koefisien r tabel. Dengan jumlah data sebanyak 39 responden dan


(53)

derajat keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,316 (Hadi, 1998:359). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa keseluruhan nilai koefisien r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r tabel = 0,316). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2003:91):


(54)

2

σ =

(

)

n n

X X

2

2

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Menurut Nunnaly, dengan taraf signifikan ( α ) sebesar = 5%, jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60, maka dikatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai koefisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2001:42).

Uji Reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan rumus SPSS 12.0 for

Windows Evaluation Version. Dari 38 butir pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,937. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai koefisien alpha lebih besar daripada nilai 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen persepsi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat.


(55)

Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).

Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) – Sn terbesar

dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

X S

( )

X F

maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi


(56)

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 diterima.

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas

Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang dianalisis jika peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian harus terlebih dahulu yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel, dan ini mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.

Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini seperti uji Bartlett (Arikunto, 2000:415). Beberapa satuan yang diperlukan untuk mengerjakan pengujian tes adalah:

1) Disusun daftar seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

Sampel ke-

Derajat kebebasan

1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2

1 2 K

n1 – 1

n2 – 1

nk – 1

1/(n1 – 1)

1/(n2 – 1)

1/(nk– 1) S12

S2 2

Sk2

Log S 12

Log S2 2

Log Sk2

(n1-1)Log S12

(n1-1)Log S2 2

(n1-1)Log Sk2

Jumlah

(

1

)

1

n

⎜⎜⎛ 11⎟⎟

1

n

- -

(

)

2

1 i

i LogS


(57)

2) Mencari variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus :

(

)

(

)

− −

= n 1 /Si2 ni 1

S

3) Mencari satuan B dengan rumus:

(

)

(

)

= logS2 ni 1

B

4) Menghitung harga Chi-kuadrat ( X ) dengan rumus

(

)

{

}

= 2 2 log 1 10

1n B ni Si

χ

Dimana 1n10 = 2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli daripada bilangan 10. Jadi rumus dapat ditulis:

(

)

{

}

= 2 2 log 1 3026 ,

2 B ni Si

χ

a) Jika χ2 < taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima atau

tidak ada perbedaan variansi antara sampel-sampel yang diambil.

b) Jika χ2 > taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak atau terdapat perbedaan variansi antar asampel-sampel yang diambil.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan langkah-langkah: a. Perumusan hipotesis

Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi.


(58)

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi

b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji T. Teknik ini digunakan untuk menguji dua sampel yang independen. Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1999:198): t S S r X X n n S n S n = − + − ⎛ ⎝ ⎜⎜ ⎞⎟⎟⎛⎜⎜ ⎞⎟⎟ 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2

c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n – 2. r n r thit − − = 1 2

d. Pengambilan keputusan

Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak

Sig > taraf nyata (0,05) maka Ho diterima

Untuk menguji hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan langkah-langkah:


(59)

Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat jabatan.

Perumusan hipotesis ketiga

Ho3: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Perumusan hipotesis keempat

Ho4: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja. Ha4: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja. b. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji anova. Teknik ini

digunakan untuk menguji hipotesis lebih dari dua sampel independen bila populasi yang akan diuji berdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1999:275):


(60)

(

)

=

(

)

+ − + = k j j j N n R N N H 1 2 1 3 1 12 Keterangan :

H mendekati distribusi chi kuadrat (χ2) dengan db = k-1

n = banyaknya nilai pengamatan (ulangan) pada tiap-tiap sampel (perlakuan)

k = banyaknya sampel (perlakuan) yang diuji Rj = jumlah rangking tiap sampel

N = total pengamatan

c. Untuk menentukan tingkat signifikansi yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n – 2. r n r thit − − = 1 2

d. Pengambilan keputusan

Sig < taraf nyata (0,05) maka Ho ditolak


(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

Penelitian ini dilakukan di 1 SMA Negeri dan 2 SMA Swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

A. SMA Negeri 3 Klaten

SMA Negeri 3 Klaten terletak di Jln. Solo Km 2 Klaten Utara. 1. Visi Sekolah

Visi SMA Negeri 3 Klaten adalah:

a. Meningkatkan perolehan prestasi akademik / non akademik.

b. Meningkatkan peringkat sekolah baik tingkat Kabupaten atau Propinsi.

c. Meningkatkan mutu kegiatan karya ilmiah remaja, olympiade, IPTEK.

d. Meningkatkan aktifitas keagamaan sebagai upaya peningkatan Spiritual Quotient (SQ) siswa.

2. Misi Sekolah

Misi SMA Negeri 3 Klaten adalah:

a. Mewujudkan sekolah yang sejuk dengan meningkatkan ketahanan sekolah yang mantap dan maksimal dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai Wawasan Witya Mandala yang optimal.


(62)

b. Meningkatkan sumber daya manusia yang produksi , mandiri, maju

dengan berbagai in service training bagi guru menuju

keprofesionalan yang optimal.

c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam percaturan ilmiah (KIR, olimpiade, dsb) baik tingkat regional maupun tingkat nasional. d. Meningkatkan pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari

sebagai sumber kearifan. 3. Data Guru

Data Guru SMA Negeri 3 Klaten:

No Nama Guru

1. C. Rahayu Pujiastuti, S.Pd. 2. Siti Mursyidah, B.A. 3. Hartono , S.Pd.

4. Drs. Sumarsono

5. Usman Gumanti, S.Pd.

6. Drs. Supardi

7. Dra. Siswanti

8. Sumadi, S.Pd.

9. Mulyadi, S.Ag.

10. Suprapta, S.Pd.

11. Dra. Eny Saptiningardi 12. Drs. Sigit Raharjo 13. Ani Listiyah, S.Pd. 14. Dra. Hartati

15. Dra. Dwi Astuti Pratiwi 16. Suwarti, S.Pd.

17. Drs. Jayus Sulendro 18. Drs. Mulyadi 19. R. Triyani 20. Eko Susilowati 21. Drs. Suwardi 22. Bibit Supardi, S.Pd. 23. Drs. Ramli

24. Sri Purnomowati, S.Pd. 25. Triyono, S.Pd. 26. Sungkono, S.Pd.


(63)

27. Pra Haryati

28. Robertus Susanto, S.Pd. 29. Ahmad Noor Fida, S.Pd. 30. Agus Santoso, S.Pd. 31. Kusnadi Pudjianto, S.SOS 32. Sunu Tri Widodo, S.Pd. 33. Sri Purnamawati, S.Pd. 34. Andy Rohmadi, S.Pd. 35. Dewi Rusmawati, S.Pd. 36. Surono

37. Dra. Lidya Hartini

38. Rusmanto, S.KOM

39. Salimah, S.Pd. 40. Darsono, S.Pd. 41. Sri Windarti, S.Pd. 42. Dra. Rubi Triyani

B. SMA Muhammadiyah 1 Klaten

SMA Muhammadiyah 1 Klaten terletak Jln. Sersan Sadikin 89 Klaten Utara.

1. Visi Sekolah

Visi SMA Muhammadiyah 1 Klaten menghantarkan siswa menuju manusia yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.

2. Misi Sekolah

Misi SMA Muhammadiyah 1 Klaten adalah mewujudkan harapan sekolah untuk memiliki dan menghasilkan kader Muhammadiyah yang bertaqwa, tertib, cerdas dan terampil.

a. Taat pada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. b. Tertib dan patuh pada kaidah persyarikatan dan peraturan sekolah.


(64)

c. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk maju, kreatif, berprestasi dalam dunia keilmuan.

d. Memiliki keterampilan hidup, dan dapat berprestasi dalam olahraga, seni maupun budaya.

3. Data Guru

Data Guru SMA Muhammadiyah 1 Klaten:

No. Nama Guru

1. Muh. Toyib Mustofa, S.Pd.

2. Dra. Sarmi

3. Dra. Rahmi Prihatiningsih

4. Sri Kastini, S.E.

5. Siswo TH, S.Pd.

6. Mata Budiono, S.Pd. 7. Sri Susilowati, S.Pd. 8. Nasirotun Artianti, S.Pd.

9. Umar Hamdan, S.Ag.

10. Raharjo, S.Pd.

11. Hendrayana

12. Fattrussalam, S.Ag.

13. Agus L.

14. Agus Gunarto

15. Supanggahana 16. Bahtiar

17. Endah Mardiyani

18. Ari Sudaryani

19. Retno Hastutiningsih 20. E. Sri Mulyani

21. Slamet Widodo

22. Nanang

23. Roy Miyatun

24. Sukarni 25. Muslih 26. R. Istiyati

27. Ihsan Samchan Otong, S.Pd.

28. Nugraheni W.

29. Poniran 30. Ismiyati

31. Agus Anas


(65)

33. Indar R.

34. Retno Gatiningsih

35. Drs. Suprapto

36. Slamet Raharjo

37. Drs. Aris Munawar

38. Munir Asrori

39. Supratman

40. Muhammad Anwar

41. Susanto, S.Pd.

42. Thomas Yunianto, S.Pd. 43. Dwi Priyanto, S.S.

44. Drs. H. Purwadi

45. H. Ismulyono, S.E.

C. SMA Islam Pandanaran Klaten

SMA Islam Pandanaran Klaten terletak Jl. Ki Ageng Gribig, Sangkal Putung Klaten Utara.

1. Visi dan Misi Sekolah

Visi dan misi SMA Islam Pandanaran Klaten adalah membantu pemerintah untuk ikut andil mencerdaskan anak bangsa.

2. Data Guru

Data Guru SMA Islam Pandanaran Klaten:

No. Nama Guru

1. Komarudin, B.Sc.

2. Sumarwoto, B.A.

3. Wajiyem, S.Pd.

4. Dra. Lidia Martini

5. Mustajab, B.A.

6. Drs.Syamsudin

7. Kaddir, B.A.

8. Anggar Fareni, S.Pd.

9. Hardiyono, S.Pd.

10. Edi Susanto , S.Pd.


(66)

BAB V

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Subjek penelitian ini adalah guru-guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Sekolah Menengah Atas yang menjadi tempat penelitian adalah SMA Negeri 3 Klaten, SMA Muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Islam Pandanaran Klaten. Kuesioner yang disampaikan kepada guru sebagai responden penelitian ini sebanyak 105 buah. Jumlah kuesioner yang kembali dan diisi lengkap oleh responden adalah 98 buah. Dengan demikian response rate pengembalian kuesioner adalah 93,3 %. Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.1

Sebaran Responden Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Kuesioner Penelitian

Sampel Tidak

kembali

Tidak Lengkap

Lengkap

SMA Negeri 3 Klaten 46 4 - 42

SMA Muhammadiyah Klaten 46 1 - 45

SMA Islam Pandanaran Klaten 13 2 - 11

Jumlah 105 7 - 98

1. Deskripsi Responden Penelitian a. Sudah atau belum Sertifikasi

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan sudah atau belum sertifikasi.


(67)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sudah atau belum Sertifikasi

NO Sudah atau belum Sertifikasi Frekuensi Persentase (%)

1. Sudah Sertifikasi 39 39,8

2. Belum Sertifikasi 49 50,0

3. Tidak memberi informasi 10 10,2

Jumlah 98 100,0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang sudah menempuh sertifikasi sebanyak 39 guru atau 39,8%, yang belum menempuh sertifikasi sebanyak 49 guru atau 50%, sedangkan responden yang tidak memberi informasi sebanyak 10 guru atau 10,2%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini belum pernah mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan. b. Tingkat Pendidikan

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. < D2 - -

2. D2 1 1,0

3. D3 11 11,2

4. S1 81 82,7

5. S2 5 5,1

Jumlah 98 100,0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai tingkat pendidikan di bawah D2 tidak ada atau 0%, tingkat pendidikan D2 sebanyak 1 guru atau 1,0 %, tingkat pendidikan D3 sebanyak 11 guru atau 11,2%, tingkat pendidikan S1


(68)

sebanyak 81 guru atau 82,7%, dan tingkat pendidikan S2 sebanyak 5 guru atau 5,1%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden penelitian ini mempunyai tingkat pendidikan S1.

c. Golongan Jabatan

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan jabatan.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Jabatan

NO Golongan Jabatan Frekuensi Persentase (%)

1. Ia-Id - -

2. IIa-Iid - -

3. IIIa-IIId 37 37,8

4. IVa-Ivd 58 59,1

5. Tidak memberi informasi 3 3,1

Jumlah 98 100,0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak memberi informasi golongan jabatan sebanyak 3 guru atau 3,1%, golongan Ia-Id dan IIa-IId tidak ada atau 0%, golongan jabatan IIIa-IIId sebanyak 37 guru atau 37,8%, dan golongan jabatan IVa-IVd sebanyak 58 guru atau 59,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini bergolongan jabatan IVa-IVd.

d. Masa Kerja

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja.


(69)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

NO Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. < 2th 2 2,0

2. 2-10th 25 25,5

3. 11-20th 33 33,7

4. >20th 35 35,7

5. Tidak memberi informasi 3 3,1

Jumlah 98 100,0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden yang tidak memberi informasi sebanyak 3 guru atau 3,1%, memiliki masa kerja kurang dari 2 tahun sebanyak 2 guru atau 2,0%, memiliki masa jabatan 2-10 tahun sebanyak 25 guru atau 25,5%, memiliki masa jabatan 11-20 tahun sebanyak 33 guru atau 33,7%, dan memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 35 guru atau 35,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini mempunyai masa kerja lebih dari 20 tahun.

2. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan dapat dideskripsikan berdasarkan tabel berikut :

Tabel 5.6

Interpretasi Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Skor Frekuensi Persentase(%) Interpretasi

130-152 6 6,12 Sangat Positif

113-129 46 46,94 Positif

101-112 41 41,84 Cukup Positif

90-100 5 5,10 Negatif

38-89 - - Sangat Negatif


(70)

Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan pada guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten dikategorikan sangat positif sebanyak 6 guru atau 6,12%, kategori positif sebanyak 46 guru atau 46,94%, kategori cukup positif sebanyak 41 guru atau 41,84%, kategori negatif sebanyak 5 guru atau 5,10%, kategori sangat negatif tidak ada atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian berpersepsi positif. Hal ini didukung hasil perhitungan mean sebesar 114,64; median sebesar 114,00; modus sebesar 106 dan standard deviation sebesar 9,433.

a. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Sudah atau Belum Sertifikasi

Tabel 5.7

Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Sudah atau

Belum Sertifikasi Sudah atau

Belum Sertifikasi

Kriteria Jumlah Sangat

Positif

Positif Cukup Positif

Negatif Sangat Negatif

Sudah Jml 4 20 13 2 - 39

% 10,26 51,28 33,3 5,13 - 100

Belum Jml 2 23 21 3 - 49

% 4,08 46,94 42,86 6,12 - 100

Tidak ada informasi

Jml - 4 6 - - 10

% - 40,00 60,00 - - 100

Total Jml 6 47 40 5 - 98

% 6,12 47,96 40,82 5,10 - 100

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan


(71)

ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1) guru yang sudah sertifikasi sebanyak 4 guru atau 10,26% memiliki persepsi sangat positif, 20 guru atau 51,28% memiliki persepsi positif, 13 guru atau 33,3% memiliki persepsi cukup positif, dan 2 guru atau 5,13% memiliki persepsi negatif; 2) guru yang belum sertifikasi sebanyak 2 atau 4,08% memiliki persepsi sangat positif, 23 guru atau 46,94% memiliki persepsi positif, 21 guru atau 42,86% memiliki persepsi cukup positif, dan 3 guru atau 6,12% memiliki persepsi negatif; 3) guru yang tidak memberi informasi sebanyak 4 guru atau 40% memiliki persepsi positif dan 6 guru atau 60% memiliki persepsi cukup positif. b. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Tingkat Pendidikan.

Tabel 5.8

Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Tingkat

Pendidikan Tingkat

Pendidikan

Kriteria Jumlah Sangat

Positif

Positif Cukup Positif

Negatif Sangat Negatif

< D2 Jml - - -

% - - -

D2 Jml - 1 - - - 1

% - 100 - - - 100

D3 Jml - 6 3 2 - 11

% - 54,55 27,27 18,18 - 100

S1 Jml 6 36 37 2 - 81

% 7,41 44,44 45,68 2,47 - 100

S2 Jml - 3 1 1 - 5

% - 60,00 20,00 20,00 - 100

Total Jml 6 46 41 5 - 98


(72)

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) tingkat pendidikan di bawah D2 sebanyak 0 guru atau 0%; 2) tingkat pendidikan D2 sebanyak 1 guru atau 100% memiliki persepsi positif; 3) tingkat pendidikan D3 sebanyak 6 guru atau 54,55% memiliki persepsi positif, 3 guru atau 27,27% memiliki persepsi cukup positif dan 2 guru atau 18,18% memiliki persepsi negatif; 4) tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 guru atau 7,41% memiliki persepsi sangat positif, 36 guru atau 44,44% memiliki persepsi positif, 37 guru atau 45,68% memiliki persepsi cukup positif, dan 2 guru atau 2,47% memiliki persepsi negatif; 5) tingkat pendidikan S2 sebanyak 3 guru atau 60,00% memiliki persepsi positif, 1 guru atau 20,00% memiliki persepsi cukup positif dan 1 guru atau 20,00% memiliki persepsi negatif.

c. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Golongan Jabatan.


(73)

Tabel 5.9

Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Golongan

Jabatan Golongan Jabatan Kriteria Jumlah Sangat Positif Positif Cukup Positif Negatif Sangat Negatif

Ia-Id Jml - - - -

% - - - -

IIa-IId Jml - - - -

% - - - -

IIIa-IIId Jml 1 18 16 2 - 37

% 2,70 48,65 43,24 5,41 - 100

IVa-IVd Jml 5 25 25 3 - 58

% 8,63 43,10 43,10 5,17 - 100

Tidak ada informasi

Jml - 2 1 - - 3

% - 66,67 33,33 - - 100

Total Jml 6 45 42 5 - 98

% 6,12 45,92 42,86 5,10 - 100

Tabel 5.9 menunjukkan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) golongan jabatan Ia-Id sebanyak 0 guru atau 0%; 2) golongan jabatan IIa-IId sebanyak 0 guru atau 0%; 3) golongan jabatan IIIa-IIId sebanyak 1 guru atau 2,70% memiliki persepsi sangat positif, 18 guru atau 48,65% memiliki persepsi positif, 16 guru atau 43,24% memiliki persepsi cukup positif, dan 2 guru atau 5,41% memiliki persepsi negatif; 4) golongan jabatan IVa-IVd sebanyak 5 guru atau 8,63% memiliki persepsi sangat positif, 25 guru atau 43,10% memiliki persepsi positif, 25 guru atau 43,10% memiliki persepsi cukup positif, dan 3 guru atau 5,17% memiliki persepsi negatif; 5) tidak memberi informasi golongan jabatan sebanyak 2 guru atau 66.67%


(74)

memiliki persepsi positif dan 1 guru atau 33,33% memiliki persepsi negatif.

d. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Masa Kerja.

Tabel 5.10

Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Masa Kerja

Masa Kerja Kriteria Jumlah

Sangat Positif

Positif Cukup Positif

Negatif Sangat Negatif

< 2 Jml - 2 - - - 2

% - 100 - - - 100

2-10 Jml 1 9 14 1 - 25

% 4,00 36,00 56,00 4,00 - 100

11-20 Jml 3 14 13 3 - 33

% 9,09 42,42 39,40 9,09 - 100

>20 Jml 2 19 13 1 - 35

% 5,71 54,29 37,14 2,86 - 100

Tidak ada informasi

Jml - 2 1 - - 3

% - 66,67 33,33 - - 100

Total Jml 6 46 41 5 - 98

% 6,12 46,94 41,84 5,10 - 100

Tabel 5.10 menunjukkan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja dapat diuraikan sebagai berikut: 1) masa kerja kurang dari 2 tahun sebanyak 2 guru atau 100% memiliki persepsi positif; 2) masa kerja 2-10 tahun sebanyak 1 guru atau 4% memiliki persepsi sangat positif, 9 guru atau 36% memiliki persepsi positif, 14 guru atau 56% memiliki persepsi cukup positif, dan 1 guru atau 4% memiliki persepsi negatif; 3) masa kerja 11-20 tahun sebanyak


(75)

3 guru atau 9,09% memiliki persepsi sangat positif, 14 guru atau 42,42% memiliki persepsi positif, 13 guru atau 39,40% memiliki persepsi cukup positif, dan 3 guru atau 9,09% memiliki persepsi negatif; 4) masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak 2 guru atau 5,71% memiliki persepsi sangat positif, 19 guru atau 54,29% memiliki persepsi positif, 13 guru atau 37,14% memiliki persepsi cukup positif, dan 1 guru atau 2,86% memiliki persepsi negatif; 5) tidak memberikan informasi masa kerja sebanyak 2 guru atau 66.67% memiliki persepsi positif dan 1 guru atau 33,33% memiliki persepsi cukup positif.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja. Berikut ini disajikan pengujian normalitas berdasarkan uji sampel dari Kolmogorov Smirnov.


(1)

LAMPIRAN 6

SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari lama mengajar, tingkat pendidikan dan golongan jabatan : studi kasus guru SMA di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

0 0 144

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman.

0 0 193

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian.

0 4 151

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru.

0 2 115

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian - USD Repository

0 2 149

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 191

PERBEDAAN PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DI TINJAU DARI LAMA MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN GOLONGAN JABATAN

0 0 142

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, MASA KERJA, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

0 0 267