34
adalah kriteria yang harus dipenuhi produk tersebut dalam memenuhi kemampuannya, untuk berfungsi sebagaimana mestinya produk dibuat.
Maka suatu produk dinyatakan rusak apabila produk tersebut tidak memenuhi spesifikasinya Hansen dan Mowen, 2005:7.
Dari definisi di atas dapat diambil intisari bahwa produk yang rusak adalah produk yang tidak sesuai spesifikasi sehingga tidak memenuhi
standar kualitas yang telah ditentukan, tidak dapat dikerjakan ulang rework dan memiliki nilai jual yang rendah sebagai nilai sisa disposal value.
2.7. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak
Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas barang disebut dengan biaya kualitas. Biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan,
biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal Tjiptono dan Diana, 2003:36. Dari keempat golongan biaya kualitas
tersebut, yang mempengaruhi produk rusak adalah biaya pencegahan dan biaya penilaian, semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya
pencegahan dan biaya penilaian akan mengakibatkan penurunan pada produk rusak. Sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal merupakan bagian dari biaya kualitas yang dipengaruhi oleh produk rusak, semakin banyak produk rusaknya semakin besar biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal yang dikeluarkan oleh perusahaan.
35
Upaya perbaikan dan peningkatan terhadap kualitas produk menyebabkan biaya yang dikeluarkan semakin tinggi. Namun peningkatan
biaya-biaya kualitas tersebut dibarengi dengan perbaikan dan peningkatan terhadap kualitas produk. Jadi dengan adanya pengawasan dari kualitas,
banyaknya penyimpangan yang terjadi setiap tahap produk dapat langsung terdeteksi, sehingga tidak sampai menghasilkan produk rusak pada tahap
akhir. Menurut Hansen dan Mowen 2005:13 biaya pencegahan dan biaya
penilaian meningkat berarti menunjukkan persentase unit produk rusak menurun dan sebaliknya jika biaya pencegahan dan biaya penilaian menurun
menunjukkan unit produk rusak meningkat. Tapi sebaliknya biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal naik jika jumlah unit produk rusak
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh terhadap produk rusak sedangkan biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal dipengaruhi oleh unit produk rusak. Menurut Feigenbaum 1992:104 kenaikan dalam biaya pencegahan
mengakibatkan turunnya kecacatan, yang pada gilirannya mempunyai efek positif pada biaya penilaian karena turunnya kecacatan berarti menurunnya
kebutuhan akan aktivitas-aktivitas pemeriksaan dan pengujian yang rutin. Sedangkan menurut Ariani 2004:18 bahwa semakin rendah kualitas maka
semakin banyak kerusakan yang terjadi dan biayanya rendah, atau semakin tinggi kualitasnya maka semakin sedikit kerusakan yang terjadi dan
biayanya tinggi.
36
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat mempengaruhi
jumlah unit produk rusak. Sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dipengaruhi oleh jumlah unit produk rusak. Biaya
pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh negatif terhadap produk rusak. Sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah unit produk rusak.
2.8. Penelitian Terdahulu