kualifikasi yang sudah disepakati bersama, sebagai suatu nilai-nilai dan kebijaksanaan organisasi untuk dipakai dalam program pengembangan organisasi
masa datang, khususnya program pemberdayaan sumber daya manusia. Kegiatan rekrutmen diawali dari lamaran calon karyawan yang dicari dan
diakhiri dengan diterima atau ditolaknya calon karyawan tersebut. Kegiatan rekrutmen ini juga tidak lepas dari aktivitas manajemen sumber daya manusia
yang lain, seperti pelatihan dan pengembangan, evolusi kinerja, promosi dan mutasi, jenjang karier, kompensasi, serta hubungan industrial karyawan. Proses
rekrutmen bisa dilakukan oleh departemen personalia atau departemen sumber daya manusia, tetapi bisa juga dilaksanakan oleh sebuah lembaga atau konsultan
independen di luar organisasi yang disewa oleh organisasi untuk melaksanakan rekrutmen secara lebih professional.
2.2.1.3 Seleksi Tenaga Kerja
Proses seleksi tenaga kerja merupakan rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan
keputusan penerimaan. Penerimaan akhir dilakukan oleh departemen SDM sebagai hasil evaluasi para pelamar mengenai kesesuaian potensi mereka melalui
penggunaan prosedur-prosedur yang valid. Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekruitmen selesai dilaksanakan.
Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang telah memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam
suatu perusahaan. Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh para
pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Ada dua konsep penting yang harus diperhatikan untuk peralatan seleksi dengan konsiteni pengukuran yang digunakan sepanjang waktu. Hasil tes
seseorang dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan dilapangan memang sesuai. Metode seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid
Adnyana, 2012.
Seleksi merupakan proses untuk mencocokan orang-orang dengan kualifikasi yang mereka miliki. Jenis-jenis seleksi :
1. Seleksi Administrasi
Seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta organisasi perusahaan, antara
lain: a. Surat Lamaran
b. Ijazah c. Domisilikeberadaan status yang bersangkutan
d. Pas foto e. Copy identitas KTP, Paspor, SIM, dan lain-lain
f. Umur
g. Jenis Kelamin 2.
Seleksi secara tertulis a. Tes kecerdasan Intelegensi test
b. Tes kepribadian Personal test c. Tes bakat Aptitude test
d. Tes minat Interest test e. Tes prestasi Achievment test
3. Seleksi secara tdak tertulis
a. Wawancara b. Kesehatan
2.2.1.4 Pengambilan keputusan
Jika pelamar sudah melalui serangkaian tes, pelamar siap bergabung dengan organisasi. Organisasi akan mengambil keputusan dengan menawarkan
tawaran kerja dengan beberapa cara seperti pemberitahuan lewat pos, telepon, media massa, atau pengumuman di tempat seleksi. Calon yang tidak diterima
sebaiknya diberitahu disertai alasan penolakan. Alasan penolakan dapat dibuat standar untuk menghindar kesalahan atau perbedaan interperensi. Pengambilan
keputusan dalam memberikan penawaran kerja ini sangat penting dan strategis
sebab akan menentukan keberadaan pelamar dalam pekerjaan dan posisi jabatan yang akan ditanggung nanti.
Seleksi karyawan ini sangat penting karena tercapainya suatu organisasi bergantung pada bawahan. Karyawan yang profesional akan melakukan pekerjaan
dengan bak untuk organisasi. Kesalahan dalam perekrutan akan menyebabkan kerugian bagi organisasi tersebut di kemudia hari. Adapun langkah-langkah untuk
mencegah kelalaian dalam merekrut meliputi Rachmawati, 2008: 1.
meneliti semua informasi yang diajukan pelamar tentang aplikasi
pekerjaannya 2.
memperoleh otorisasi yang ditulis pelamar sebagai acuan mengetahui calon karyawan dan memeriksa terlebih dahulu acuan dari organisasi sebelumnya
dengan teliti 3.
menyimpan informasi atau arsip yang diperoleh tentang masing-masing pelamar selama proses seleksi
4. menolak pelamar yang membuat pernyataan dalam surat lamaran yang fiktif
atau mempunyai catatan fiksi 5.
mengambil tindakan disipliner jika timbul permasalahan.
2.2.2 Sistem Pendukung Keputusan Decision Suport System atau DSS
DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana seharusnya
keputusan dibuat. DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. DSS yang seperti itu disebut
aplikasi DSS. Aplikasi DSS digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi DSS menggunakan CBIS computer based information system yang fleksibel,
interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen yang spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi DSS
menggunakan data, memeberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan peemikiran pengambil keputusan. DSS lebih ditujukan untuk
mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analisis dalam kondisi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak
dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan
untuk mengambil beberapa analisis menggunakan model-model yang tersedia. Tujuan dari DSS adalah Turban, 2005:
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan dalam masalah semi
terstruktur. 2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya difungsikan untuk menggantikan peran manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada
perbaikan efisiensinya. 4.
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan komputasi seara tepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktifitas membangun satu kelompok pengambil keputusan,
terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung komputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk
berada di berbagai lokasi berbeda-beda menghemat biaya perjalan. Selain itu produktifitas staf mendukung misalnya analisis keuangan dan hukum
bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang
dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banya juga alternatif yang bisa dievakuasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat
dan pandangan dari para pakar beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh bisa dikumpukan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah.
Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui sistem kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pegambil keputusan bisa
melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis.
Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.
Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas,
kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang
proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan
dengan cara memperbolehkan seseorang utnuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pegetahuan yang kurang.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Otak
manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit untuk mengingat dan
menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit untuk menggunakan mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari
kesalahan. Ditinjau dari tingkat teknologinya, DSS dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. SPK spesifik
SPK spesifik bertujuan untk memecahkan suatu masalah dengan karakteristik tertentu. Misalnya SPK penentuan harga satuan barang.
2. Pembangkit SPK
Suatu software
yang khusus digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam
membangun SPK spesifik 3.
Perlengkapan SPK Berupa
software dan
hardware yang digunakan untuk medukung
pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK
2.2.2.1 Arsitektur sistem pendukung keputusan
Aplikasi sistem pendukung keputusan bisa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:
1. Subsistem manajemen data
Subsistem manajemen data memasukan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem
manajemen database DBMS atau Data Base Management Sistem. Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan dengan warehouse
perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan.
2. Subsistem manajemen model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif yang memberikan
kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa- bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukan.
Perangkat lunak itu sering disebut sistem manajemen basis model MBMS. Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau
eksternal yang ada pada model. 3.
Subsitem antarmuka pengguna Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung
keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa
kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.
4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan
Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. selain
memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan, subsistem tersebut bisa diinterkoneksikan dengan repositori
pengetahuan perusahaan bagian dari sistem manajemen pengetahuan, yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional.
Berdasarkan definisi, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem
manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak
manfaat karena memberikan intelegensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai
komponen sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan
ditunjukan oleh gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Arsitektur DSS
2.2.2.2 Manajemen model sistem pendukung keputusan