Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, diperlukan metodologi pengembangan sistem, yaitu menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan
sistem lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem informasi informasi memiliki daur hidup yang disebut daur
pengembangan sistem informasi atau dinamakan SDLC System Development Life Cycle. Metode tersebut mencakup sejumlah fase atau tahapan, yaitu analisis
sistem, desain sistem, dan implementasi.
2.2.4.1 Analisis sistem
Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Permintaan bisa datang dari seorang manajer di luar departemen sistem
informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru
berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau
mengatasi masalah-masalah yang belum tertangani. Tujuan utama dari analisis sistem adalah menentukan hal-hal secara detail yang akan dikerjakan oleh sistem
yang diususlkan. Dalam menganalisis sistem pendukung keputusan akan dilakukan langkah-
langkah pembuatan model yaitu: 1.
Proses studi kelayakan yang terdiri dari penentuan sasaran, pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, indetifikasi kepemilikan
masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.
2. Proses perancangan model. Dalam tahapan ini akan diformulasikan model
yang akan digunakan serta kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah
selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Berikutnya, tentukan variabel-variabel model. Setelah beberapa alternatif model
diberikan, pada tahap ini akan ditentukan satu model yang akan digunakan dalam sistem pendukung keputusan yang akan dibangun.
Dalam tahapan analisis ini, pembangun sistem sebaiknya membuat simulasi untuk memecahkan masalah menggunakan model yang dipilih dengan sampel data. Jika
secara manual model tersebut bisa memecahkan masalah, maka barulah dilakukan tahap perancangan sistem.
2.2.4.2 Perancangan sistem
Untuk melakukan perancangan sistem, dibutuhkan alat bantu perancangan. Dalah tahapan ini, pengembang sistem bisa menetukan arsitektur sistemnya,
merancang gambaran konseptual sistem, merancang database, perancangan interface, hingga membuat flowchart program. Salah satu alat bantu yang bisa
digunakan dalam pembuatan sistem bantu keputusan adalah Data Flow Diagram DFD. DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem, tempat penyimpanan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut, serta interaksi
antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD bermaksud mewakili:
1. Kesatuan luar exernal entity
Kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang bisa berupa orang. Organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya,
yang akan memeberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar bisa disimbolkan dengan suatu notasi kotak atau suatu kotak
dengan sisi kiri dan atas berbentuk garis tebal. Kesatuan luar bisa diberi identifikasi dengan huruf kecil di ujung kiri atas.
Gambar 2.2 Simbol kesatuan luar
2. Arus data data flow
Arus data mengalir di antara proses, simpanan data, dan kesatuan luar. Arus data menunjukan arus data yang bisa berupa masukan untuk sistem atau hasil
dari proses sistem. Arus data diberi simbol suatu panah
a
atau
Gambar 2.3 Simbol arus data
3. Proses process
Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dengan hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
kemudian dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses bisa ditunjukan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi
panjang dengan sudut-sudut yang tumpul.
Atau
Gambar 2.4 Simbol proses
4. Simpanan data data store
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang berupa file atau database komputer, arsip atau catatan manual, kotak tempat data, tabel acuan, dan
agenda atau buku, simpanan data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.
Gambar 2.5 Simbol simpanan data
Perancangan database bisa dilakukan dengan beberapa pendekatan tergantung pada strukutur database yang diinginkan. Jika menginginkan database
yang normal, maka bisa digunakan kaidah normalisasi. Perancangan database yang berupa data warehouse sangatlah berbeda dengan teknik perancangan
normalisasi. Struktur yang paling sering digunakan dalam data warehouse adalah starskema dan snowflake.
2.2.4.3 ERD Entity Relationship Diagram