Manajemen model sistem pendukung keputusan

manfaat karena memberikan intelegensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukan oleh gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Arsitektur DSS

2.2.2.2 Manajemen model sistem pendukung keputusan

Model merupakan abstraksi dunias nyata menjadi bentuk simbolik dengan tujuan menyederhanakan, minimal biaya, dan meminimalkan resiko agar lebih efektif. Sebuah model akan sangat tergantung pada Kusrini, 2007: • Variabel waktu tetaptidak • Hasil acakterdistribusipola • Nilai awal adatidak ada Beberapa bentuk model diantaranya: 1. Model ikonik Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam bentuk ideal ataupun dalam skala yng berbeda. Model ikonik memiliki karakteristik yang sama dengan hal yang diwakili, terutama untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik bisa berdimensi dua foto, peta, cetak biru atau tiga prototipe mesin, alat, apabila berdimensi lebih dari tiga, maka model tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik. 2. Model analog model diagramatik Model analog bisa mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah menurut waktu. Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog banyak berkesesuaian dengan penjabaran hubungan kuantitif antara sifat dan kelas-kelas yang berbeda. Melalui tranformasi sifat menjadi analognya, kemampuan membuat perubahan bisa ditingkatkan. Contoh model analog adalah kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir. 3. Model simbolik model matematik Pada hakikatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan equation Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Simbol persamaan tidak saja mudah dimanipulasi daripada kata-kata, tetapi juga lebih cepat ditangkap maksudnya. Pada umumnya, model matematis bisa diklasifikasi menjadi dua bagian. Suatu model bisa statis dan dinamis. Model statis memberikan informasi tentang perubah-perubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Model dinamis lebih sulit dan mahal pembuatannya, tetapi memberikan kekuatan yang lebih tinggi dalam analisis dunia nyata. Pemilihan model tergantung pada tujuan dari pengkajian sistem dan terlihat jelas dalam formulasi permasalahan dalam tahap evaluasi kelayakan. Sifat model juga tergantung pada teknik pemodelan yang dipakai. Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan ketidakmenentuan uncertainty disebut model probabilistik atau model stokastik. Model merupakan suatu bentuk keputusan yang diabstraksikan menjadi bentuk simbolik. Subsitmem manajemen model dalam DSS terdiri dari sub-sub komponen berikut: 1. Basis model Berisi model statistik, keuangan, pengetahuan manajemen atau model quantitatif lain yang menyediakan kemampuan analisis, seperti mencari, menjalankan, menggabungkan, serta memeriksa model. Dilihat dari tingkat manajemen penggunaannya, model dalam basis model dibedakan menjadi empat, yaitu: a. Model strategis Mendukung tanggung jawab perencanaan strategis dari top manajemen Contoh: pengembangan perusahaan, pemilihan lokasi pabrik, perencanaan merjer b. Model taktikal Digunakan oleh manajemen tingkat menengah untuk membantu pengalokasian dan pengontrolan sumber daya organisasi. Contoh: perencanaan kebutuhan tenaga kerja, pembelajaran rutin, dll. c. Model operasional Mendukung manajemen level bawah dalam pelaksanaan aktifitas sehari- hari dalam cakupan waktu yang singkat d. Model building block Model ini merupakan model yang akan dgunakan untuk membangun model yang lain. Contohnya adalah analisis regresi, perhitungan NPV, dll. 2. Sistem manajemen basis model Software pembuat model, pembaruan model, pengubahan model, dan manipulasi data. 3. Model direktori Katalog semua model dalam basis model yang terdiri dari definisi model dan fungsi utama untuk menjawab pertanyaan tentang keberadaan dan kemapuan model. 4. Model eksekusi, intelegensi, dan perintah Eksekusi berfungsi mengontrol jalannya aktivitas nyata. Intelegensi menggabungkan operasi beberapa model, sedangkan perintah berfungsi menerima dan menerjemahkan instruksi model dari model lain.

2.2.2.3 Langkah-langkah pemodelan dalam DSS

Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Gadget Smartphone Menggunakan Metode Simple Additive Weighting.

0 4 5

PEMBANGUNAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH DI PROVINSI DIY MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE PEMBANGUNAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH DI PROVINSI DIY MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB.

0 4 12

Sistem pendukung keputusan berbasis web untuk pemilihan handphone menggunakan metode simple additive weighting.

1 2 116

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW).

3 14 104

Sistem Pendukung Keputusan Penjurian Dengan Menggunakan Metode Saw (Simple Additive Weighting) Berbasis Web.

6 13 25

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PESERTA DIDIK BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

0 0 13

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN JABATAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS WEB (STUDI KASUS : SMK PGRI PEKANBARU)

0 0 7

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pemenang Lomba Posyandu Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

0 1 6

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM EVALUASI KINERJA PROGRAM STUDI BERBASIS WEB

0 0 6

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) TUGAS AKHIR - RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

0 0 9