11
2.3 Destinasi Pariwisata
Destinasi menurut Richarson and Fluker 2004:48 adalah tempat yang signifikan yang dikunjungi dalam suatu petjalanan, Richard and Fluker menekankan
destinasi dari sudut pandang tempat
Place
dan signifikan atau memadai. Sehingga destinasi harus bermanfaat bagi konsumen serta tersedia berbagai atribut terutama
prasarana dan sarana pariwisata. Sedangkan Kotler 1999 mengatakan destinasi adalah suatu tempat dengan berbagai bentuk yang nyata atau dipersepsikan oleh
konsumen. Berbagai atribut yang diharapkan dan diinginkan oleh wisatawan terhadap
suatu destinasi dan pada saat yang bersamaan imej suatu destasi wisata telah diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
wisatawan baik dalam aspek koqnitif maupun behavior Mohamed,2009:230. Sehingga bagi destinasi merupakan suatu peluang untuk bersaing dan menyediakan
produk yang bervariasi dan bernilai, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan Moscardo et.al.1996: 62; Shaw, 2009: 31.
Destinasi sering diistilahkan juga dengan sebutan
destination area
.WTO 1995c dalam Richarson and Fluker 2004:48. Destinasi juga sering diistilahkan
dengan ”
region
” sehingga sering digabungkan istilahnya menjadi ”
destination region
”. Leiper 2004:51. Menurut Pike 2008:24 destinasi dari sudut pandang permintaan adalah suatu tempat yang menarik pengunjung untuk tinggal sementara.
Sedangkan Rubies, 2001:39 dalam Pike, 2008:24 menyatakan bahwa suatu destinasi adalah ruang geografis yang didalamnya terdapat klaster berbagai sumber daya
pariwisata. Dari definisi yang diberikan oleh beberapa peneliti, dapat digambarkan
destinasi pariwisata adalah suatu kesatuan unit geografis yang didalamnya terdapat berabagai sarana dan prasarana pariwisata serta msayarakat yang menjadi daya tarik
bagi wisatawan.
12
2.4 Persaingan Destinasi Pariwsita
Persaingan dalam dunia pariwisata masih mengacu pada model tradisional yaitu hanya dari aspek ekonomi Ritchie and Crouch,2003:2, walaupun
sesungguhnya persaingan suatu destinasi pariwisata sering hanya dilihat dalam konteks ekonomi seperti seberapa besar pendapatan yang diterima adanya
kedatangan wisatawan. Sebuah destinasi wisata harus dipandang sebagai suatu kesatuan geografis yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang memiliki
kekuatan yang
multidimensi
Ritchie and Crouch,2003:2, yang terdiri dari komponen; 1. Ekonomi, 2. Sosial, 3. Budaya, 4. Politik, 5. Teknologi, dan 6.
Lingkungan, 7. Sehingga elemen ini dapat digunakan sebagai daya tarik wisata serta kekuatan dalam menghadapi pesaing.Isu tentang persaingan suatu destinasi baru
muncul sejak tahun 1990 dimana riset dalam bidang destinasi baru dimulai, dengan adanya tiga paper yang berkaitan dengan destinasi, satu diantaranya adalah
persaingan harga pada suatu destinasi Dwyer et.al 1999 dalam Pike,2004:4. Persaingan destinasi juga digambarkan dengan munculnya berbagai
Destination Organization Managemen
DMOs. Bahkan sejak tahun 2004 WTTC mengembangkan indek kompetitif destinasi
yang telah digunakan pada lebih dari 200 negara dengan memberikan kode hijau green, orange orange dan merah reda bagi katagori yang kurang baik
Pike,2005:41. Sebagai contoh perbandingan indek antara Australia dan China, yang menggunakan delapan indeks yaitu: 1. Price competitifness, 2. Human tourism, 3.
Infrastructure, 4. Environment,5.Technology,6. Human resources, 7. Openness, dan 8.Sosial. China dalam indeks harga memiliki nilai green 89 yang berarti
persaingan harga sangat positif, sedangkan dari sisi human tourism mendapatkan nilai merah dengan nilai 9. sedangkan Australia dalam bidang infrastruktur mendapatkan
nilai 100 green sedangkan price dan human tourism masih mendapat warna merah.
13
2.5 Pengertian dan Pentingnya Posisioning