Latihan Daya Tahan Jantung-Paru Latihan Kekuatan Otot

20 hanya melakukan latihan untuk salah satu komponen saja, tetapi harus berlatih untuk memperbaiki semua komponen. Latihan untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang baik, tidak dapat dicapai dengan latihan-latihan sehari atau dua hari saja, melainkan harus dilakukan secara terus-menerus dan teratur. Untuk mencapai kesegaran jasmani yang baik, maka seseorang perlu mengetahui tentang bentuk-bentuk latihan sebagai penunjang kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu:

2.1.4.1 Latihan Daya Tahan Jantung-Paru

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja fisik dalam waktu yang relatif lama. Istilah lain daya tahan adalah respiratio-cardio- vaskuler, diartikan sebagai daya tahan yang bertalian dengan pernapasan, jantung, dan peredaran darah Rusli Lutan, dkk, 1991: 112. Sharkey, Brian J. 2003: 92 menambahkan, bahwa daya tahan jantung-paru dapat pula diartikan sebagai daya tahan kardiorespiratori mengindikasikan tentang pemasukan oksigen dan tranportasinya atau kardiovaskuler berkaitan dengan jantung dan sirkulasi. Menurut Iskandar Z. A 1999: 53, latihan-latihan yang dapat meningkatkan daya tahan jantung-paru, yaitu: 1 Latihan Continuous Training Latihan ini membutuhkan waktu yang lebih dari 30 menit. Terdapat bentuk latihan, yaitu: a latihan terus menerus dengan intensitas rendah, dan 2 latihan terus menerus dengan intensitas tinggi. 21 2 Latihan Fartlek Fartlek disebut juga dengan “speed play” atau bermain dengan kecepatan. Fartlek dimaksudkan untuk membangun, mengembalikan, dan mempertahankan kondisi tubuh seseorang. Salah satu bentuk latihannya adalah dilakukan di alam terbuka, ada bukit-bukit, belukar, selokan—selokan dilompati, tanah berpasir, tanah rumput, tanah lembek, dan sebagainya. Latihan dimulai denganlari lambat, dilanjutkan dengan variasi sprint pendek dan intensif, kemudian lari jarak menengah dengan kecepatan yang konstan dan cukup tinggi, latihan diselingi dengan jogging dan sprint lagi, dan seterusnya. 3 Latihan Interval Latihan interval adalah latihan yang diselingi oleh interval-interval berupa masa-masa istirahat dan masa-masa kerja. Pada prinsipnya latihan interval mengandung empat komponen yaitu: lama latihan, intensitas latihan, istirahat, dan repetisi. Tiga bentuk latihan interval meliputi: latihan interval panjang, latihan interval menengah, latihan interval pendek.

2.1.4.2 Latihan Kekuatan Otot

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan atau kekuatan atau force terhadap suatu tahanan Harsono, 2000: 12. Harsono 1988: 178 menjelaskan, bahwa latihan-latihan yang cocok untuk mengembangkan otot adalah dengan latihan-latihan tahanan resistance exercise, dimana seseorang harus mengankat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban yang digunakan berupa anggota tubuh kita sendiri, atau beban luar. 22 Harsono 2000: 13-14 menjelaskan, bahwa untuk meningkatkan kekuatan dapat dilakukan dengan latihan-latihan tahanan yang dapat digolongkan sebagai berikut: 1 Kontraksi isometrik yaitu otot-otot diregangkan secara maksimal, namun otot tidak mengalami perubahan panjang dan pendek, sehingga tidak tampak suatu gerakan nyata. Contoh kontraksi isometrik adalah mendorong, mengangkat, menarik suatu obyek atau benda yang tidak dapat digerakkan. 2 Kontraksi isotonik yaitu suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-otot, sehingga terjadi perubahan panjang pada otot. Salah satu macam latihan tahanan secara isotonik yaitu weight training latihan beban. 3 Kontraksi isokinetik yaitu otot mendapat tahanan yang sama melalui seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja secara maksimal pada setiap ruang gerak sendinya. Latihan tahanan secara isokinetik dapat dilakukan dengan latihan beban dengan mesin otomatis yang mempunyai mekanisme untuk mengontrol kecepatan, sehingga seseorang harus mengikuti gerak mesin. Mesin latihan tersebut berupa universal gym, mini-gym swim bench, orthotron, nautilus, dan cyber isokinetic exercise.

2.1.4.3 Daya Tahan Otot