9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap dalam bidang kesenian, misalnya menggambar atau melukis, mewarnai, dan mencetak.
Banyak definisi tentang belajar dikemukakan oleh para ahli, antara lain Morgan dalam Gunarso 1982:23 merumuskan bahwa belajar sebagai perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai suatu akibat hasil dari pengalaman yang lalu. Sementara Anni 2004:2 yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Winkels dalam Hardaningtyastuti 2007:9 menyatakan bahwa ”Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap”.
Perubahan sebagai hasil dari proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti, perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan dan perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu peserta didik. Belajar sebagai perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
10
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian, Witherington dalam jamaludin 2003:11.
Lebih jauh Anni memaparkan definisi belajar menurut beberapa pakar ahli, yakni pengertian belajar yang didasarkan pendapat para ahli psikologi
tentang belajar secara umum, sebagai berikut: a belajar merupakan proses suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman Gagne dan
Berliner 1985, b belajar adalah perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman Morgan et.al 1986, c belajar merupakan
perubahan yang disebabkan pengalaman Slavin 1994, d belajar adalah perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode
waktu tertentu, dan perubahan itu tidak berasal dari proses pertumbuhan Gagne 1977.
Dari beberapa pendapat tentang belajar tersebut, dapat diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan atau aktifitas yang mempunyai tujuan
untuk memperoleh sesuatu yang baru, suatu perubahan tingkah laku dalam individu, dan sesuatu yang baru itu pada suatu saat dapat ditampilkan kembali.
Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan-tindakan yang baik untuk
meningkatkan proses belajar siswa. Banyak prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Pada prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pelaksanaan
pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun
11
guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono 1994:40, belajar dan pembelajaran prinsip-prinsip belajar itu berkaitan dengan:
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsungpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan, serta perbedaan individual.
Menurut Gagne dalam Anni 2004:61, prinsip-prinsip belajar dipandang dari kondisi eksternal dan kondisi internal, antara lain:
a. Kondisi eksternal
1 Prinsip keterdekatan contiguity
Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh siswa harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan
respon yang diinginkan. Misalnya: jika guru memberikan materi tentang praktik mencetak, maka sesegera mungkin diadakan kegiatan praktik
mencetak yang sebenarnya. 2
Prinsip pengulangan repetition Prinsip pengulangan menyatakan bahwa stimulus dan responnya perlu
diulang-ulang atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. Misalnya: guru memberikan latihan-latihan
pada anak, seperti membuat bentuk lingkaran tanpa menggunakan alat secara berulang-ulang.
3 Prinsip penguatan reinforcement
Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang
menyenangkan. Misalnya: anak akan lebih bersemangat dan lebih giat
12
dalam mempelajari materi pelajaran yang baru apabila pada materi pelajaran yang sebelumnya anak telah memahami dan memperoleh nilai
yang bagus dalam hasil belajarnya. b.
Kondisi internal 1
Informasi faktual factual information Informasi ini dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
a Dikomunikasikan kepada siswa.
b Dipelajari oleh siswa sebelum melalui pelajaran yang baru.
c Dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan
disimpan di dalam memori selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun yang lalu.
Contohnya: guru mengajarkan prosedur mengambar kepada siswa
secara berulang-ulang dan terperinci agar siswa benar-benar mengerti tentang cara menggambar dengan baik.
2 Kemahiran intelektual intellectual skill
Siswa harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol
visual dan yang lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru.
Contohnya: siswa diminta belajar menggambar yang benar, siswa harus mengetahui cara menggores pensil warna yang benar. Perlu
diketahui bahwa kemahiran intelektual tidak dapat disajikan melalui petunjuk lisan atau petunjuk tertulis yang disampaikan oleh guru,
13
melainkan harus telah dipelajari sebelumnya agar dapat digunakan atau diingat ketika diperlukan.
3 Strategi strategy
Setiap aktivitas memerlukan strategi belajar dan mengingat. Siswa harus mampu menggunakan strategi.
Contohnya: supaya siswa mudah dalam menggambar ekspresi wajah, siswa harus bisa melihat karakter dari obyek tersebut.
2. Pengertian Pembelajaran