48
Dalam penelitian ini, siswa kelas II SD termasuk pada stadium skema yaitu usia 7-9 tahun. anak pada usia tersebut lebih mengembangkan motif yang
sering digambar daripada yang jarang digambar. Usaha-usaha yang dilakukan sebelumnya, anak dapat membuat motif yang tampak lebih menarik, namun
penggambarannya masih lebih jauh dari realitas. Anak juga tidak lagi mengginakan warna secara subyektif.
Linderman dan Linderman 1984:31 menambahkan bahwa karakteristik anak pada usia 7-9 tahun tumbuh menuju tahap sosiosentris, yaitu anak
mempunyai keinginan berada dalam suatu kelompok. Pada masa ini anak memiliki sifat kooperatif dan menikmati dalam berbagi ide dengan yang lainnya.
Anak juga merasa bangga dengan kemampuan baru yang dimilikinya. Anak pada usia ini senang mempraktekkan keahliannya, ingin unggul dalam sesuatu dan
membutuhkan dukungan serta perhatian. Anak mampu menegerjakan tugasnya sendiri dan sangat menikmati pekerjaan tersebut. Oleh karena itu keahlian seni
pada siswa kelas II SD sangat sempurna apabila semangat dan kreativitasnya terjaga. Karakteristik perkembangan anak pada kelas II SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Pada usia tersebut telah berkembang pula koordinasi tangan
dan mata untuk dapat memegang pensil.
c. Gambar Cetak untuk Anak-anak
Affandi 2006:13-21 menjelaskan, dalam mencetak, pembuatan klise atau cetakan dapat menggunakan berbagai bahan dan teknik yang berbeda. Teknik-
teknik yang digunakan dalam mencetak adalah sebagi berikut:
49
a. Cetak Lipatan
Cetak lipatan merupakan teknik cetak datar yang yang termasuk dalam teknik cetak mono. Cetak lipatan adalah teknik cetak yang dikerjakan dengan
menggunakan klise dari kertas gambarnya sendiri. Hasil gambar diperoleh dengan cara melipat kertas gambar yang telah diberi cairan warna, dan menekannya
secara merata dari balik sisi luar lipatan. Setelah lipatan dibuka akan menghasilkan gambar cetakan yang indah.
Gambar 16: Teknik Gambar Cetak Lipatan
dalam Affandi 2006:13
b. Cetak Penampang
Cetak penampang merupakan teknik cetak tinggi. Gambar cetak penampang adalah gambar cetakan yang dikerjakan dengan menggunakan klise
yang terbuat dari penampang benda seperti penampang dari pelepah daun pisang, atau kulit batang pohon pisang, tangkai daun papaya, buah belimbing, buah
papaya muda dan sebagainya. Teknik tersebut disebut teknik cap.
50
Gambar 17: Gambar Cetak Penampang
dalam Tim Bina Karya Guru 2007:38 c.
Cetak Cukilan Cetak cukilan merupakanteknik cetak tinggi. Dari gambar cetak cukilan
ialah gambar cetakan yang dikerjakan dengan menggunakan klise yang bermotif berpola yang dibuat dengan cara dicukil atau ditoreh.
Oleh karena pembuatan cukilan cukup rumit dan menggunakan benda tajam, maka kegiatan ini kurang cocok untuk siswa TK dan SD kelas bawah.
Gambar 18: Gambar Cetak Cukilan
dalam Affandi 2007:47
51
Untuk siswa SD dapat menggunakan bahan dari umbi-umbian, gips, dan linoleum cut, karena dengan bahan tersebut proses pengerjaanny lebih mudah.
d. Cetak Sablon
Cetak sablon sering disebut juga teknik cetak tembus karena klisenya berlubang sehingga dapat ditembusdilalui oleh bahan pewarna ketika dicetakkan.
Pada pembuatan klise ini dapat menggunakan kertas tebal, plastik, karton yang dilubangi sesuai dengan gambar yang dikehendaki. Cetak sablon dapat juga
dilakukan dengan menggunakan klise dari bahan kassa atau saringan screen. Cetak sablon dapat menggunakan klise dari lembaran kasa silk, yaitu
dengan cara menutup bagian yang tidak diinginkan atau lubang kasa silk screen untuk menghasilkan gambar. Selain menggunakan silk, dapat menggunakan
teknik klise dalam keadaan berlubang, untuk memperoleh lubang sebagai pola dilakukan pemotongan pada lembar klise stencil print.
Gambar 19: Teknik Gambar Cetak Sablon
dalam Affandi 2006:17 e.
Cetak Percikan Istilah percikan menunjukkan cara pewarnaan pada gambar cetak. Teknik
ini merupakan gambar cetak karena percikan warna di atas kertas gambar dihalangi oleh benda-benda pipih atau potongan pola dari kertas atau karton yang
52
telah sengaja diatur sedemikian rupa sehingga susunannya dapat menggambarkan suatu benda.
Perolehan hasil gambar dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan cat warna dengan menggunakan sikat, sisir rambut, atau air brush pada bidang kertas
yang sudah ditutup dengan pola gambar tersebut. Teknik percikan juga merupakan teknik cetak sablon.
Gambar 20: Teknik Gambar Cetak Percikan
dalam Affandi 2006:18 f.
Cetak Mono Cetak mono disebut juga teknik cetak tunggal yang artinya tidak dapat
diulangi lagi untuk menghasilkan gambar yang sama. Pembuatan klise dilakukan dengan cara yang bebas, yaitu dengan meletakkan benda-benda yang pipih di atas
permukaan kertas yang tidak secara terikat.
Gambar 21: Gambar Cetak Mono
dalam Affandi 2006:13
53
g. Tarikan Benang Bertinta
Gambar cetak tarikan benang bertinta adalah gambar cetakan yang dikerjakan dengan menggunakan benang yang diolesi dengan tinta. Teknik ini
merupakan pengembangan dari teknik lipat.
Gambar 22: Gambar Cetak Tarikan Benang Bertinta
dalam Tim Bina Karya Guru 2007:30 Adapun secara lebih khusus, teknik cetak yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik cetak lipatan, teknik cetak mono, dan tarikan benang bertinta, serta gambar tiupan, namun gambar tiupan bukan merupakan teknik gambar cetak
C. Penilaian Hasil Gambar Cetak