94
Sambil menunggu biasanya digunakan anak untuk istirahat dan mengobrol dengan teman di sampingnya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas II, dapat dijelaskan bahwa penilaian yang diterapkan guru kepada siswa adalah
penilaian hasil karya. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka di balik kertas gambar sesuai dengan hasil karya mereka.
6. Evaluasi
Untuk menilai setiap pokok bahasan, guru berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II dalam memberikan nilai hasil gambar cetak oleh anak, ada yang secara langsung dan ada yang secara
tidak langsung. Secara langsung maksudnya setelah siswa membuat gambar cetak, langsung dilihat dan dinilai, secara tidak langsung maksudnya bagi siswa yang
sudah selesai dikumpulkan, dan bagi yang belum selesai dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, dan setelah selesai semua dikumpulkan kemudian diberi
penilaian. Setelah gambar diberi nilai, hasil gambar dikembalikan ke siswa. Bagi siswa yang nilainya kurang, oleh guru diberi kesempatan untuk mengulang lagi
dengan tema yang sama. Tetapi dalam pembelajaran mencetak pemberian tindak lanjut jarang dilakukan.
Adapun kriteria penilaian yang diberikan guru di SD Negeri 1 Purwogondo Jepara adalah :
95
a. Goresan, yang dimaksud goresan ialah garis yang tegas dengan spontanitas
siswa dalam membuat karya. Perbentukan yang dihasilkan dari penggunaan teknik mencetak.
b. Bentuk, yakni apakah bentuk yang digambarkan oleh siswa sudah sesuai
dengan tema yang diberikan. c.
Kreativitas, keseluruhan dalam memaparkan ide, ciri-ciri obyek, keanekaragaman secara kesatuan bermakna, ada variasi bentuk, ada hubungan
yang logis antara obyek dan orisinal pencetus ide dan gagasan. d.
Kebersihan, apakah hasil gambarnya bersihsss. e.
Warna, penggunaan berbagai macam warna atau penggunaan warna yang terbatas.
f. Perbandingan, apakah besar kecilnya gambar dengan kertas atau dengan
obyek yang digambar sudah sebanding. Dapat dilihat dari kesesuaian ukuran perbandingan obyek dengan bidang gambar.
Kriteria penilaian yang diberikan guru dalam menilai hasil gambar cetak siswa kelas dua kurang sesuai untuk menilai hasil gambar cetak sehingga dapat
menghambat kreativitas anak dalam membuat gambar cetak. Seperti bentuk obyek yang digambar tidak harus sama persis, yang penting dapat mewakili obyek yang
digambarkan dan sesuai dengan tema, seperti dalam menggambar kupu-kupu yang hanya menggabungkan beberapa bentuk daun sebagai media cetak. Kebersihan
tidak perlu digunakan untuk penilaian menggambar cetak karena dapat menghambat kreativitas anak. Kriteria warna yang digunakan dalam menggambar
dengan teknik cetak dapat menghambat siswa dalam mengekspresikan diri.
96
Kriteria warna yang digunakan yaitu keberanian siswa dalam memberi warna, anak tidak harus memberi warna seperti bentuk aslinya, misalnya dalam memberi
warna sayap pada kupu-kupu tidak harus selalu menggunakan warna yang sama dengan bentuk obyek aslinya, tetapi dapat menggunakan warna sesuai dengan
imajinasi anak. Berdasarkan dari hasil wawancara, penilaian proses kerja juga ada,
meliputi kesungguhan atau usaha yang dilakukan, kelancaran membuat rancangan, kelancaran menggunakan alat dan bahan, kesesuaian langkah-langkah
pembuatan. Hal ini ditujukan untuk menghindari adanya kecenderungan pemberian nilai baik hanya pada anak-anak yang berbakat saja. Sebab kadang
terjadi ada anak yang berbakat tetapi usahanya sedikit atau sebaliknya ada anak yang kurang berbakat tetapi usahanya besar. Jadi penilaian ini dapat dipakai juga
untuk melihat hasil usaha dan untuk memotivasi anak, melihat prestasinya serta dapat mendorong usaha anak.
D. Hasil Gambar cetak Siswa Kelas II SD Negeri 1 Purwogondo