Tempat dan Waktu Percobaan Alat-alat Prosedur Percobaan

14

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Makanan Minuman Hasil Pertanian Balai Riset dan Standardisasi Baristand Industri Medan yang berada di Jl. Sisingamangaraja No. 24 Medan pada tanggal 02 – 27 Februari 2015.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan alat penyulingan dan kelengkapannya, batang pengaduk, beaker glass, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer, klem, labu Kjeldhal 100 ml, labu ukur 100 ml, neraca analitik, pipet tetes, pipet volum, spatula dan statif.

3.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan H 3 BO 3 4, HCl 0,01 N, H 2 SO 4 p, indikator campuran metil red dan bromocresol green, NaOH 30, SeO 2 dan akuades.

3.3.1 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, artinya sampel dipilih hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang ingin diteliti sudah mewakili seluruh anggota sampel. Sampel yang digunakan adalah susu kedelai bermerek dan susu kedelai tidak bermerek yang masing-masing 15 diperoleh dari swalayan Jl. H.M Joni Medan dan industri rumah tangga Jl. A.R Hakim Medan.

3.3.2 Pembuatan Pereaksi

Pembuatan pereaksi asam borat, H 3 BO 3 4: Dilarutkan 40 g H 3 BO 3 dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan indikator campuran metil red dan bromocresol green, aduk larutan akan berwarna kuning terang dan dipindahkan kedalam botol gelas bertutup SNI 2973-2011. Pembuatan pereaksi asam klorida, HCl 0,01 N: Ditimbang 0,3647 g HClp, kemudian larutkan dalam 1000 ml air Ditjen POM, 1979. Pembuatan indikator campuran metil red dan bromocresol green: Disiapkan larutan bromocresol green 0,1 dan metil red 0,1 dalam alkohol 95 secara terpisah. Campur 10 ml bromocresol green dengan 2 ml metil red SNI 01-2891- 1992. Pembuatan pereaksi natrium hidroksida, NaOH 30: Dilarutkan 150 g kristal NaOH ke dalam 350 ml air suling, simpan dalam botol bertutup karet SNI 01-2891-1992. Pembuatan pereaksi SeO 2 : Dicampuran 4 g serbuk SeO 2 , 150 g K 2 SO 4 atau Na 2 SO 4 dan 30 g CuSO 4 . H 2 O SNI 01-2891-1992.

3.4 Prosedur Percobaan

Timbang seksama 1 g susu kedelai bermerek dan tidak bermerek, masukkan ke dalam labu kjeldahl 100 ml. Tambahkan 1 g SeO 2 dan 25 ml H 2 SO 4 p lalu panaskan diatas pemanas listrik atau api pembakaran sampai 16 mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis. Pipet 25 ml larutan dan masukkan kedalam alat penyuling, tambahkan 50 ml NaOH 30. Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml H 3 BO 3 4 dan 1 tetes indikator campuran metil red dan bromocresol green. Bilasi ujung pendingin dengan air suling. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Kerjakan penetapan blanko SNI 01-2891-1992. Perhitungan: Kadar protein = x 100 Dimana : W = bobot sampel V 1 = volume HCl yang dipergunakan untuk penitaran sampel V 2 = volume HCL yang dipergunakan untuk penitaran blanko N = normalitas HCl FK = faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum: 6,25 FP = faktor pengenceran 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Sampel yang digunakan untuk uji organoleptis dan kadar protein yaitu susu kedelai bermerek dan susu kedelai tidak bermerek yang masing-masing dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1. Sampel susu kedelai Gambar 2. Sampel susu kedelai bermerek tidak bermerek Hasil organoleptis pada susu kedelai bermerek dan susu kedelai tidak bermerek, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Uji organoleptis pada susu kedelai bermerek dan susu kedelai tidak bermerek No. Keadaan Susu kedelai bermerek Susu kedelai tidak bermerek 1. Bau normal Normal 2. Rasa normal Normal 3. Warna normal Normal