Prinsip Tata Kelola Perusahaan Perbankan.

Corporate governance merupakan suatu konsepsi yang secara riil dijabarkan dalam bentuk ketentuanperaturan yang dibuat oleh lembaga otoritas, norma-norma dan etika yang dikembangkan oleh asosiasi industri dan diadopsi oleh pelaku industri, serta lembaga-lembaga yang terkait dengan tugas dan peran yang jelas untuk mendorong disiplin, mengatasi dampak moral dan melaksanakan fungsi check and balance. Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan untuk pembentukan GCG pada bank antara lain: sistem pengendalian intern, manajemen risiko, ketentuan yang mengarah pada peningkatan keterbukaan informasi, sistem akuntansi, mekanisme jaminan kepatuhan dan audit ekstern. Pengelolaan perusahaan yang baik mempunyai lima macam tujuan, yaitu: 39 1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. 2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non pemegang saham. 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham; 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan. 5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

C. Prinsip Tata Kelola Perusahaan Perbankan.

Salah satu pilar penting dalam good corporate governance di perbankan adalah komitmen penuh dari seluruh jajaran pengurus bank hingga pegawai yang 39 Ibid, hal.85 Universitas Sumatera Utara terendah untuk melaksanakan ketentuan tersebut. Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan transparency, memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank accountability, berpegang pada prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank responsibility, objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan independency, serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran fairness. Sehubungan dengan kewajiban Bank untuk melakukan penilaian sendiri self assessment Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko Risk Based Bank RatingRBBR baik secara individual maupun secara konsolidasi yang antara lain mencakup penilaian faktor Good Corporate Governance GCG sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5184, Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4600 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 Lembaran Universitas Sumatera Utara Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4640 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 86PBI2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Yang Melakuka n Pengendalian terhadap Perusahaan Anak Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4602, maka pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 lima prinsip dasar sebagai berikut : 1. Transparency Transparansi Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan yaitu: a. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendalian, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko risk management, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank. c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. Universitas Sumatera Utara d. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan stakeholders dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut. 2. Accountablity Akuntabilitas Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif yang meliputi : a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan. b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank. d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki rewards and punishment system. 3. Responsibility Pertanggungjawaban Adanya kesesuaian kepatuhan di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat seta peraturan perundangan yang berlaku yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku. b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen perusahaan yang baik termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial. 4. Independency Independensi Pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun sehingga : a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan conflict of interest. b. Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun. 5. Fairness Kesetaraan dan Kewajaran Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara sehingga: a. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran equal treatment. b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank Universitas Sumatera Utara serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 bahwa dalam rangka memastikan penerapan 5 lima prinsip dasar GCG sebagaimana dimaksud pada huruf A, Bank harus melakukan penilaian sendiri self assessment secara berkala yang paling kurang meliputi 11 sebelas faktor penilaian pelaksanaan GCG yaitu: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite. 4. Penanganan benturan kepentingan. 5. Penerapan fungsi kepatuhan. 6. Penerapan fungsi audit intern. 7. Penerapan fungsi audit ekstern. 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. 9. Penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar large exposures. 10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal. 11. Rencana strategis Bank. Selain itu, perlu diperhatikan pula informasi lainnya yang terkait penerapan GCG Bank di luar 11 sebelas Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG seperti misalnya permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi Universitas Sumatera Utara pada suatu bank atau perselisihan internal Bank yang mengganggu operasional danatau kelangsungan usaha Bank. Sebagai contoh, penetapan bonus yang didasarkan pada pencapaian target di akhir tahun, dimana penetapan target tersebut sangat tinggi ambisius sehingga mengakibatkan dilakukannya praktek- praktek yang tidak sehat oleh manajemen ataupun pegawai bank dalam pencapaiannya. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good corporate governance minimal harus diwujudkan dalam: 40 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank. 3. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal. 4. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern 5. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. 6. Rencana strategis Bank. 7. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank. Konsep di atas tidak jauh berbeda dengan tujuan penerapan good corporate governance dalam perbankan, yaitu menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders sebagai bentuk pelaksanaan dalam mewujudkan perbankan yang sehat Priambodo dan Supriayatno, 2007 GCG dapat memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan berjalan efektif, sehingga dapat tercipta mekanisme checks and balance di 40 https:www.academia.edu6555379Penerapan_Good_Corporate_Governance_Pada_Pe rbankan_Di_Indonesia, diakses tanggal 21 April 2016 Pukul 13. 00 Wib. Universitas Sumatera Utara perusahaan. Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia FCGI ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari penerapan GCG yang baik, antara lain: 41 1. Meningkatkan kinerja perusahaan 2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value 3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia. 4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan Shareholders’s value dan deviden Pelaksanaan Corporate Governance yang baik adalah merupakan langkah penting dalam membangun kepercayaan pasar market convidence dan mendorong arus investasi internasional yang lebih stabil, bersifat jangka panjang. Menurut Bassel Committee on Banking Supervision, tujuan dan manfaat good corporate governance antara lain sebagai berikut: 42 1. Mengurangi agency cost, biaya yang timbul karena penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah 2. Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik, yang mampu meminimalisir resiko. 3. Memaksimalkan nilai saham perusahaan, sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan dimata publik dalam jangka panjang 41 Ibid 42 Ibid Universitas Sumatera Utara 4. Mendorong pengelolaan perbankan secara professional, transparan, efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian dewan komisaris. Direksi dan RUPS 5. Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.

D. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Perbankan