Pengikatan Jaminan Dengan Deposito Dalam Perjanjian Kredit Pada Bank BRI Cabang Krakatau.

1974 tentang diperbolehkannya mendirikan BRI Unit. Sejalan dengan Kepres tersebut BRI Unit hadir seluruh wilayah Indonesia tepatnya pada setiap kecamatan-kecamatan, yang sumber modalnya dari bank Dunia. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan didirikan tepat pada tanggal 01 Oktober 1986 di bawah naungan Kanwil BRI Medan Putri Hijau. 59 Deposito yang dijadikan jaminan termasuk dalam jaminan benda bergerak yang tidak berwujud, sehingga dapat dibebani hak gadai. Terhadap gadai atas benda bergerak tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan dalam KUH Perdata dari Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160.

B. Pengikatan Jaminan Dengan Deposito Dalam Perjanjian Kredit Pada Bank BRI Cabang Krakatau.

60 Hak gadai terjadi dengan penyerahan benda gadai secara nyata sehingga benda tersebut berada di bawah kekuasaan kreditur. Hak kebendaan jaminan atas benda bergerak itu dan pada pemegang gadai. Hal tersebut tercantum dalam Pasal Menurut Pasal 1150 KUH Perdata gadai dirumuskan sebagai berikut: Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan. 59 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. 60 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. 1152 ayat 1 KUH Perdata: “Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang-piutang bawa diletakkan dengan membawa barang gadainya dibawah kekuasaan si berpiutang atau seorang pihak ketiga, tentang siapa yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.” Gadai merupakan perjanjian accesoir, maksudnya adalah bahwa sebelum diadakan perjanjian gadai, terlebih dahulu harus ada perjanjian-perjanjian kredit sebagai perjanjian pokoknya. Tata cara pengikatan deposito sebagai jaminan kredit adalah sebagai berikut: 1. Pengikatan deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank. Menurut hukum, akta perjanjian gadai dapat dibuat secara sah dengan dilakukan secara notariil maupun di bawah tangan, yang dibuat untuk mendukung perjanjian hutang pokok yang biasanya berupa perjanjian hutang-piutang. 2. Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang akan “dijaminkan kepada pemegang gadai, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahan yang nyata, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada dalam kekuasaannya. Penyerahan yang nyata ini bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya gadai. Pemilik depositodebitur harus memberikan kuasa kepada pemegang gadaipihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik depositodebitur wanprestasi untuk memudahkan kreditur mengambil pelunasan. Hasil wawancara dengan Bapak Walduin Siburian sebagai salah satu bentuk jaminan likuid, jenis deposito yang dapat dijadikan jaminan kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan yaitu: 61 Menurut keterangan dari Bapak Walduin Siburian Kepala Cabang Bank 1. Deposito menurut jangka waktu penempatan dan ketentuan suku Bunganya. Deposito menurut jangka waktu penempatannya terbagi atas deposito dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Apabila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo maka akan dikenakan denda dan bunga yang berjalan pada bulan tersebut tidak dibayarkan. Menurut ketentuan suku bunganya adalah suku bunga penjaminan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada saat ini suku bunga deposito pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan adalah 7 pertahun hal tersebut berlaku untuk semua jangka waktu deposito. Dijelaskan pula bahwa bunga kredit adalah 2 diatas suku bunga deposito sehingga bunga kredit menjadi 9 pertahun. 2. Deposito menurut jenis penempatanya: a. Deposito ARO Authomatic Roll Over, yaitu deposito yang perpanjangan jangka waktunya dilakukan secara otomatis melalui komputer b. Deposito Non ARO, yaitu deposito yang perpanjangan jangka waktunya tidak dilakukan secara otomatistetapi dengan menunggu pemberitahuan dari nasabah. 61 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, bahwa apabila deposito jenis ARO authomatic Roll Over dijadikan sebagai jaminan kredit, maka jangka waktunya dapat diperpanjang secara otomatis sesuai dengan jangka waktu kreditnya. Apabila yang dijaminkan jenis Deposito Non ARO yang kan dijadikan sebagai jaminan kredit, pihak Bank akan mengganti jenisnya menjadi deposito ARO pada saat jatuh tempo jangka waktu depositonya dengan sepengetahuan nasabah, bila ingin mengajukan pinjaman kredit dengan jaminan gadai deposito. 62 Disamping itu, pihak PT. Bank Rakyat Indonesia memberikan batasan maksimum fasilitas kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur adalah 95 dari nilai depositonya, pemberian jaminan deposito ini berlaku bagi deposan yang baru serta tidak memiliki jenis tabungan yang lain. Sedangkan bagi deposan yang memiliki jenis tabungan yang lain pihak Bank berani mengasih sama dengan nilai deposito 100 hal ini dilakukan bank atas kehati-hatiannya dalam memberikan pinjaman terhadap konsumen. Di samping itu jangka waktu antara fasilitas yang diberikan dengan jangka waktu deposito sebagai jaminan juga harus disesuaikan antara kepentingan debitur dalam penggunaan fasilitas kredit dan kepentingan pihak Bank dalam pemberian krediynya agar tetap aman tidak dirugikan. 63 Dalam praktek perbankan pelaksanaan perjanjian kredit harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang umumnya dibuat secara notaril dan di bawah tangan. Memperhatikan ketentuan di atas, maka berdasarkan wawancara dengan Bapak Johan Sianipar diketahui bahwa pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan 62 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. 63 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. deposito di Bank Rakyat Indonesia dilakukan dengan pengikatan di bawah tangan. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa jaminan deposito adalah merupakan salah satu jaminan yang aman bagi Bank, karena apabila terjadi wanprestasi maka proses penguangannya cukup mudah yaitu hanya melakukan pencairan dana deposito tersebut. 64 Pengikatan jaminan tersebut dilaksanakan dengan persetujuan gadai atas tagihan tunai, Surat kuasa untuk Memblokir dan Mencairkan serta Perjanjian Kredit. 65 64 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. 65 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan deposito terdapat perbedaan persyaratan dibandingkan dengan pemberian kredit dengan jaminan diluar jaminan deposito pada umumnya. Perbedaan ini antara lain : 1. Jumlah lebih tinggi Dana yang dibutuhkan dalam pinjaman diberikan hampir sama dengan nilai jaminan tersebut 2. Prosedur mudah, murah, sederhana Pelaksanaan dalam pengambilan kredit dengan jaminan deposito pelaksanaannya tidak berliku liku atau berbelit belit karena jaminan telah ada dan nyata disimpan bank dalam bentuk deposito, pelaksanaan tersebut tidak perlu mengeluarkan dana dan prosesnya cepat sehingga dana cepat langsung dipakai untuk kegiatan pendanaan usaha nasabah. 3. Suku bunga rendah Dana yang dikeluarkan atas bunga dari pinjaman sangat kecil yakni hanya 2 pertahun, beda dengan jaminan kebendaan yang lain yakni 9 . Hal ini karena dana jaminan deposito juga mendapat bunga 7, sehingga dengan pinjaman atas jaminan deposito dana yang dikeluarkan betul betul rendah atas pinjaman tersebut. 4. Tidak perlu survei kelayakan atas jaminan Dalam hal pinjaman ini dengan jaminan deposito dimana pihak bank tidak perlu lagi repot repot untuk melihat dan mengecek kelapangan karena dana telah tersimpan dan waktu yang ada tidak terbuang sia-sia. Dalam deposito tidak disyaratkan adanya NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak, SIUP Surat Usaha Perdagangan dan TDP Tanda daftar Perusahaan, tetapi dalam deposito hanya diserahkan berupa bilyet deposito yang meliputi identitas debitur, bilyet deposito asli, nomor deposito, jangka waktu kredit dan atas nama. Mengenai provisi biaya deposito tidak dikenakan biaya, sedangka jaminan diluar deposito dikenakan biaya sebesar 1.Selain itu dalam jaminan angunan kas cash Collateral suku bunga pinjaman bersifat khusus yaitu suku bunga pinjaman dapat berubah karena mengukuti suku bunga deposito yang berlaku saat itu. Bila nilai jaminan Deposito Rp 200.000.000. dua ratus juta rupiah dengan pemberiam kredit 95 nilai pinjaman yakni Rp 190.000.000 dan bila nilai jaminan 100 nilai pinjaman Rp 200.000.000. Contoh perhitungannya sebagai berikut: 1. Pinjaman Rp 190.000.000 bunga 9 jadi bunganya pertahun Rp 17.100.000 sehingga perbulan Rp 1.425,000 angsuran 15.833,333 jadi total Jumlah angsuran Rp 17.258.333 perbulan 2. Pinjaman Rp 200.000.000.- bunga 9 jadi bunga Rp. 18.000.000 sehingga perbulan Rp. 1.500.000,- angsuran 16.666.666 jadi total jumlah angsuran rp 18.166.666. 3. Dalam hal bunga deposito mereka masih mendapatnya yakni jumlah deposito Rp 200.000.000 dengan bunga 7 menjadi Rp 14.000.000,- pertahun , sehingga perbulan Rp 1.166.666,- 4. Setelah melihat bunga yang harus dibayar Rp 1.425.000,- dan yang akan diterima Rp 1.166.666,- maka nasabah hanya membayar bunga yakni untuk jaminan yang 95 Rp 258.334 perbulan dan buat jaminan yang 100 bayar bunga pinjamannya yakni Rp 333.334 ditanbah modal angsuran perbulan. 66 Jadi jaminan utamanya tetap pada kelayakan usaha debitur sebab usaha tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Dalam praktek di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan pemberian dengan jaminan deposito kredit dapat digunakan sebagai berikut : 1. Full Cash collateral, yaitu deposito deblitur dapat dijadikan sebagai jaminan utama, artinya deposito itu sepenuhnya dijadikan jaminan pada kreditur bank. 2. Parcial Cash Colleteral, yaitu deposito yang dijadikan sebagai jaminan kredit disamping masih ada jaminan yang lain yaitu berupa sertifikat. 66 Wawancara dengan Bapak W. Siburian Kepala Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 15 Januari 2015. C. Proses Pelaksanaan Pemberian Kredit Dengan Deposito Sebagai Jaminan di BRI Pada BRI Cabang Krakatau. Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah yang menerima kredit dengan jaminan deposito di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan adalah : 1. Menyerahkan KTP Kartu Tanda Penduduk 2. Menyerahkan bilyet deposito yang asli 3. Debitur harus nasabah pada Bank Rakyat Indonesia 4. Membuat perjanjian kredit dan Surat perjanjian jaminan 5. Pemblokiran Deposito. 67 3. Kemudian dianalisa yang meliputi analisa Permohonan kredit yang dilakukan oleh petugas bank, dengan analisa ini petugas akan menentukan jumlah kredit yang diberikan kepada debitur dan jumlah kredit tidak boleh melebihi dari jumlah nilai deposito. Maksimum yang diberikan yakni 100 dari nilai deposito dengan pertimbangan debitur tercatat sebagai debitur yang baik dan Prosedur pemberian kredit dengan jaminan deposito adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan kredit yang ditujukan kepada pimpinan Bank yang dilampiri : - Bilyet Deposito Asli - Foto copy KTP kartu tanda penduduk Identitas pemilik Deposito 2. Diproses ke bagian kredit yaitu di bagian pengelolaan rekening. 67 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. memiliki dana pada jenis tabungan yang lain, karena pihak bank selalu berhati hati dalam memberikan pertimbangannya, bila nasabah Deposan baru dan tidak memiliki dana dalam bentuk tabungan yang lain hanya diberikan maksimal 95 dari jaminan. 4. Setelah dianalisa langkah berikutnya dilakukan dengan membubuhkan Acc aproved dilanjutkan ke CSA bagian kredit dan legal Acc aproved kembali ke Markerting Customer Service untuk menandatangani perjanjian perjanjian. 68 Pemberian kredit dengan jaminan deposito berjangka Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan memberikan batasan maksimal fasilitas kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur adalah sama dengan nilai deposito atau 100 bagi deposan lama serta memiliki jenis tabungan lain, bila tidak Bank hanya berani memberikan pinjaman yakni sebesar 95 dari nilai Depositonya.. Ini berarti besarnya fasilitas kredit yang diberikan oleh pihak bank jika berdasarkan jaminan deposito, dibatasi oleh nilai dari jaminan krdit itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat bila nilai depositonya Rp 200.000.000 jadi nilai pinjaman 95 Rp 190.000.000 dengan bunga 9 menjadi Rp 17.100.000 pertahun dan bila jaminan deposito Rp 200.000.000 dengan bunga 9 jaminan 100 maka jumlah bunga yakni Rp 18.000.000,- pertahun dan dari adanya penyesuaian antara fasilitas kredit yang akan diberikan dengan nilai deposito yang dijadikan jaminan, dimana fasilitas kredit tersebut dengan jangka waktu tidak boleh melebihi nilai deposito yang dijadikan sebagai jaminan kredit. Sesuai jangka waktu deposito disesuaikan 68 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. dengan jangka waktu antar fasilitas kredit yang diberikan dengan jangka waktu deposito sebagai jaminan, Misalnya 6 bulan atau 1 tahun. Perjanjian yang telah dibuat tersebut sangat penting karena saling terkait satu sama lainnya dan tidak bisa dipisahkan sehubungan dengan perjanjian yang diadakan antara kedua belah pihak yaitu kreditur dan debitur. Setelah menendatangani perjanjian tersebut dapat mengambil fasilitas kredit secara tunai dengan menanda tangani kwitansi, kemudian kwitansi tersebut diserahkan kepada petugas bank untuk diperiksa, dan nasabah menujukkan itu pada teller kasir. 69 Setelah diteliti keabsahannya lalu dibayarkan pada nasabah. Dalam praktek, pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Deposito mulai dari permohonan kredit sampai dengan pencairan dana hanya memerlukan waktu ½ hari saja. Pemilik deposito tidak lagi menerima bunga depositonya mulai tanggal penanda tanganan perjanjian tersebut, dananya disimpan oleh bank untuk periode bunga yang akan datang sebagai bunga kredit atas pinjaman kridit tersebut bila diperjanjikan dan hanya bayar bunga kredit 2 saja dari pinjaman. 70 Pembayaran kredit oleh debitur bisa dilakuakan dengan cicilan atau angsuran perbulan, semesteran per 6 bln, dan bisa dilakukan pembayaran secara keseluruhan untuk melunasi utangnya sedangkan bunga kredit sudah langsung masuk pada Bank. Pada perhitungan bunga yang berlaku yakni 9 dan bunga atas deposito yakni 7 maka bunga yang dibayar atas peminjaman tersebut setelah dikurangi bunga yang akan diterima tinggal 2 saja,hal tersebut dikembalikan 69 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. 70 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. peda nasabah untuk memilih cara perhitungan mana yang akan dipakai diberi penawaran pada pemilik deposito, sehingga kedepannya Bank akan pakai cara perhitungan yang diputuskan oleh nasabah. Dalam hal ini nasabah diberi peluang memakai cara yang lebih diminati, sedangkan pada pihak Bank hal tersebut sama saja tidak ada pengaruhnya karena tetap harus bayar bunga deposito dan menarik jasa atas dipakainya dana tersebut. D. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Pemberian Kredit dengan Deposito Berjangka sebagai Jaminan Pada Bank BRI Cabang Krakatau. 1. Kewajiban dan Hak Bank Secara umum Bank mempunyai kewajiban untuk menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No. 10 tahun 1998 dan undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, maka Bank mempunyai beberapa kewajiban berupa: 71 b. Memiliki dan menerapkan sistem pengawasan intern dalam rangka menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank sesuai a. Memelihara bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas danaspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian 71 Bank Rakyat Indonesia, Deposito Berjangka, Diakses melalui http:www.bri.co.ididcommercial-businessproduk , tanggal 25 Januari 2015. dengan prinsip kahati-hatian c. Menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kpentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya. d. Menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank untuk kepentingan nasabah. Hal ini disebutkan dalam pasal 29 ayat 4 Undang- undang perbankan. Maksudnya agar akses untuk memperoleh informasi perihal kegiatan usaha dan kondisi bank menjadi lebih terbuka, yang sekaligus menjamin adanya transparansi dalam dunia perbankan. Bahkan informasi tersebui prlu diberikan apabila bank bertindak sebagai perantara penempatan dana dari nasabah, atau pembelianpenjualan surat berharga untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya, informasi dimaksud dapat memuat keadaan bank, termasuk kecukupan modal dan kualitas asset. e. Memberikan keteranganpenjelasan, bank Indonesia berwenang mewajibkan seluruh bank untuk menyampaikan segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh bank Indonesia berdasarkan pasal 30 undang-undang perbankan dan pasal 8 Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang bank Indonesia. Apabila diperlukan,kewajiban tersebut dikenakan pula terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait dan pihak terafiliasi. Tujuan penyampaian keterangan dan penjelasan oleh bank kepada Bank Indonesia untuk memantau keadaan dari suatu bank f. Memberikan kesempatan kepada bank Indonesia untuk memberikan segala buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan. Keterangan tentang bank oyang diperoleh berdasarkan pemeriksaan tersebut tidak diumumkan dan bersifat rahasia g. Menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya, adapun kewajiban yang dimaksud adalah bank wajib melaporkan kegiatan banknya kepada masyarakat secara transparan, artinya bank wajib melaporkan kegiatan perbankan yang dilakukan delama kurun waktu tertentu, dalam bentuk media massa. Hanya saja baru sebagian kecil dari nasabah yang dapat membaca tentang laporan kegiatan perbankan dengan benar. h. Kewajiban untuk tetap menjaga rahasia keuangan nasabah. Bentuk hubungan transaksi antara bank dan nasabah wajib dirahasiakan kepada pihak manapun terutama mengenai keadaan keuangan nasabah, kecuali dalam hal-hal tertentu. Kewajiban itu dapat diteroboskan dengan pasal 41 sampai dengan pasal 44A undang-undang i. Kewajiban untuk mengamankan dana nasabah. Indonesia dulu telah mempunyai peraturan pemerintah No. 34 tahun 1973 tentang jaminan simpanan uang pada bank, yang bertujuan meningkatgkan penyimpanan dana dari masyarakat. Tetapi ketentuan tersebut tudak pernah diwujudkan dalam praktek. Sekarang dengan adanya perubahan terhadap Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, maka bank telah diwajibkan untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan berupa pembentukan lembaga penjamin simpanan. Lembaga tersebut berbentuk badan hukum Indonesia. Lembaga ini dapat menggunakan: 1 Skim dana bersama 2 Skim asuransi, atau 3 Skim lainnya yang disetujui oleh bank Indonesia j. Kewajiban untuk menerima sejumlah uang dari nasabah. Bank berkewajiban untuk menerima uang dan mengumpulkan bon-bon untuk rekening nasabah. Nasabah yang memasukkan uang ke dalam rekeningnya, dia harus mengisi slip setoran danmendapatkan stempel dari kasir penerima. Setelah divalidasi oleh bank slip setoranya, maka bank berkewajiban untuk menyimpan uang tersebut pada rekening nasabahnya, misalnya tabungan atau deposito . dengan diterimanya sejumlah uang dari nasabah tersebut, maka bank akan menyalurkannya ke dalam produk perbankan yang lain, misalnya pemberian kredit. k. Kewajiban untuk menghormati cek nasabah. Bank harus menghormati cek yang dikluarkan oleh nasabah yaitu: 1 Dibuat dengan cara yang benar 2 Dana yang ditulis tidak melebihi dana yang ada 3 Yang ditunjukan pada saat jam kerja 4 Tidak ada alasan hukum yang membuat pemberian fasilitas overdraft dibatalkan l. Kewajiban untuk mengetahui secara mendalam tentang nasabahnya. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 310PBI2001 tentang penerapan Prinsip Mengenal nasabah know your customer, maka bank wajib meminta keterangan bukti diri dari nasabah. Maksudnya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari apabila seseorang akan mengambil atau menarik uangnya dari bank yang bersangkutan. 72 a. Pasal 6 undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No. 10 tahun 1998 mengatur hak-hak bank, antara lain : Sedangkan hak bank dapat berupa: 73 6 Menempatkan dana pada, meminjam dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, saran telekomunikasi 1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 2 Memberikan kredit 3 Menerbitkan surat hutang 4 Membeli, mejual atau menjaminkan atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya 5 Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah 72 Bank Rakyat Indonesia, Deposito Berjangka, Diakses melalui http:www.bri.co.ididcommercial-businessproduk , tanggal 25 Januari 2015. 73 Bank Rakyat Indonesia, Deposito Berjangka, Diakses melalui http:www.bri.co.ididcommercial-businessproduk , tanggal 25 Januari 2015. maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya 7 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga 8 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga 9 Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak 10 Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek 11 Ketentuan dalam huruf ini telah dihapus oleh undang-undang No. 10 tahun 1998 l2 Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat 13 Menyediakan pembiayaan danatau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia 14 Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. b. Dalam pasal 7 undang-undang perbankan juga disebutkan hak-hak bank berupa: 1 Melakukan kegiatan dalam valuta asing demgam memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia 2 Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antara perusahaan lain di bidangkeuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kriling penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia 3 Melakuakan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia 4 Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pegurus sesuia dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku c. Hak atas komisi Bank mempunyai hak untuk mendapatkan komisi dari nasabahats jasanya menjaga rekening nasabah dan untuk jasa perbankan lainnya. Dalam praktek, jumlah komisi yang diterima bank sesuai dengan antara bank dengan nasabah. d. Hak atas bunga Bunga dibebankan oleh bank adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dengan nasabah dalam hal nasabah meminta pinjaman dana atau kredit, dengan menambah bunga dari pokok pinjaman. e. Hak untuk menentukan Di dalam kontrak antara bank dengan nasabah telah ditentukan dengan tegas bahwa bank akan membayarkan kembali uangnya kepada nasabahnya. Jika nasabah memiliki rekening pada bank dan juga memiliki utang kepada bank, maka bank memikili hak untuk mengurangi kewajibannya untuk membayar kembali sesuai dengan utang yang dimiliki nasabah kepada bank. Hal ini yang disebut hak untuk menentukan set off keseimbangan dari rekening nasabah. 2. Kewajiban dan Hak Nasabah Kewajiban nasabah dalam hubungannya dengan bank, pada umunya harus memperhatikan penampilan bank dengan cara melakukan pemanatauan dan analisis terhadap indikator-indikator penting yang bisa mendeteksi gejala dari kemungkinan timbulnya masalah pada bank tersebut. Adapun kewajiban-kewajiban nasabah berupa : a. Kewajiban untuk berhati-hati menulis cek. Sebuah cek yang ditulis oleh nasabah adalah pemberian suatu mandat hukum kepada bank untuk membayar cek sesuai dengan jangka waktu berlakunya cek tersebut. Nasabah yang tidak berhati-hati dalam menuliskan cek, dalam hal ini beriktikad buruk, maka ia dapat dianggap bersalah jika kemudian mengakibatkan kerugian terhadap bank atas tindakannya tersebut. b. Mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan oleh bank, sesuai dengan layanan jasa yang diinginkan oleh calon nasabah. c. Melengkapi persyaratan yang dicantumkan oleh bank termasuk menyetor dana awal yang ditentukan oleh bank. Dalam hal ini dana tersebut cukup bervariasi tergantung dari jenis layanan jasa yang diinginkan. d. Membayar provisi yang ditentukan oleh bank. e. Menyerahkan buku cekgiro bilyet tabungan. Sedangkan hak-hak nasabah dapat berupa : a. Hak untuk mendapatkan pembayaran kembali. Uang yang ada pada rekening adalah dapat dibayarkan kembali kepada nasabah atas perintah nasabah selama pembayaran kembali tersebut dilakukan pada tanggal tertentu atau pada akhir preiode yang telah ditetapkan selama hari kerja bank. b. Hak untuk menulis cek. Dengan memiliki rekening di bank, maka nasabah memiliki hak untuk menulis cek. Bank berkewajiban untuk menghormati semua cek yang ditandatangani oleh nasabahnya, karena cek adalah perintah tertulis yang ditujukan kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang. c. Hak untuk mendapatkan bunga atas produk tabungan dan deposito yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. d. Janji bank untuk membayar kembali uang nasabah, tidak termasuk janji untuk membayar bunga. Biasanya bank membayar bunga atas simpanan uang nasabah di bank. Bunga yang dibayarkan oleh nasabah tersebut dapat berubah- ubah sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku. e. Hak untuk mengetahui secara terperinci tentang produk-produk perbankan yang ditawarkan. Hak ini merupakan hak utama dari nasabah, karena tanpa penjelasan secara terperinci dari bank melalui customer servisnya, maka akan sangat sulit bagi nasabah untuk memilih produk perbankan yang sesuai dengan kehendaknya. 74 74 Bank Rakyat Indonesia, Deposito Berjangka, Diakses melalui http:www.bri.co.ididcommercial-businessproduk , tanggal 25 Januari 2015. E. Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Deposito Berjangka Sebagai Jaminan Serta Cara Penyelesaiannya Pada Bank BRI Cabang Krakatau Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2622KEPDIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 264BPPP tentang kualitas Aktiva Produksi dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktivita Produktif masing-masing tanggal 29 mei 1993, kriteria kolektibilitas kredit terbagi dalam empat golongan sebagai berikut. 1. Lancar Kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria, a. Tidak terdapat tunggakan baik angsuran pokok maupun bunganya. b. Terdapat tunggakan angsuran pokok ataupun tunggakan bunga, tetapi belum melampaui 1 bulan bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan, atau belum melampaui 3 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 2 bulanan sampai denga 3 bulanan, atau belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 4 bulanan atau lebih. 75 2. Kurang Lancar Kredit digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria, a. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang melampaui satu bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi kredit dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan, atau melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 2 bulan atau 3 bulanan, atau melampaui 6 bulan 75 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. dan belum melampaui 12 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 6 bulanan atau lebih. b. Terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3 bulan bagi kredit yang masa angsurannya kurang dari satu bulan, atau melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang masa angsurannya lebih dari satu bulan. 3. Diragukan Kredit termasuk dalam golongan diragukan apabila kredit yang bersangkutan tidak memenuhi kreteria lancar dan kurang lancar, yang berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa, kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-kurangnya 75dari hutang peminjam, termasuk bunganya atau kredit tidak dapat diselamatkan, tetapi agunannya masih bernilai sekurang-kurangnya 10 dari hutang peminjam. 4. Kredit digolongkan macet apabila tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan, atau memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit. Pengaturan kredit macet dalam UU No. 10 Tahun 1998 dijumpai dalam Pasal 37 ayat 1 huruf c yang mengatkan “ dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar bank menghapus bukukan kredit atau pembayaran berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya. Istilah penghapus bukuan kredit macet di dalam literatur disebut “ write off “ kredit macet. Yang menjadi persoalan, bagaimana persyaratan write off dapat dilakukan oleh bank. Berdasarkan Pasal 37 UU Perbankan bahwa bank-bank yang memiliki cadangan yang cukup dapat melakukan write off kredit macet setelah memperoleh pertimbangan dan izin Bank Indonesia. Kredit macet yang menjadi beban bank Rakyat Indonesia dapat dibagi dalam dua fase yaitu : 76 - Piutang yang karena adanya ketentuan intern dari instansi itu sendiri masih mungkin untuk diselesaikan dalam taraf intern. - Piutang macet sama sekali yang setelah ketentuan – ketentuan intern dilaluinya masih juga tidak terselesaikan sebagian maupun seluruhnya. Pernyataan untuk melakukan write off : 1. Kredit yang dihapus bukukan adalah kredit yang dikategorikan macet sejak tiga tahun atau lebih. 2. Kredit yang dihapusbukukan itu merupakan kredit yang macet yang kurang dari dari tiga tahun jika : a. Nasabah debiturnya tidak diketemukan lagi atau tidak diketahui dimana rimbanya. b. Nasabah debitur sudah tidak sanggup melunasi kreditnya. c. Usaha nasabah debitur sudah tidak memiliki prospek usaha. d. Nasabah debitur yang nilai agunan kreditnya yang dikuasai bank di bawah 76 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. saldo kredit. e. Nasabah debitur yang meskipun nilai agunannya di atas saldo kreditnya tetapi pengikatan agunannya secara yuridis lemah. 77 3. Bank yang akan menghapuskan kredit macetnya sudah memiliki cadangan yang mencukupi untuk penghapus bukuan tersebut. Jangka waktu dari fase pertama hingga fase kedua adalah selambat- lambatnya 3 bulan setelah terjadinya permulaan kredit macet pada fase pertama. Kredit macet dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Adapun faktor intern penyebab timbulnya kredit macet yakni kebijaksanaan perkreditan yang ekspansif, penyimpanan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, iktikat kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank, lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit, serta lemahnya sistem informasi kredit macet, Sedangkan faktor ekstern penyebab timbulnya kredit macet adalah kegagalan usaha debitur, musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur, serta menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit. Di dalam setiap pekerjaan timbal-balik selalu ada 2 dua macam subjek hukum, yang masing-masing subjek hukum tersebut mempunyai hak dan kewajiban secara bertimbal balik dalam melaksanakan perjanjian yang mereka perbuat. 77 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. Perjanjian kredit perbankan merupakan suatu perjanjian bertimbal-balik, kedua subjek hukumnya, yaitu pihak Bank sendiri dan nasabah tentu mempunyai hak dan kewajiban secara bertimbal-balik. Di dalam suatu perjanjian, tidak terkecuali perjanjian kredit perbanka , ada kemungkinan salah satu pihak tidak melaksanakan perjanjian atau tidak memenuhi isi perjanjian sebagaimana yang telah mereka sepakati bersama-sama. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan, atau lebih jelas apa yang merupakan kewajiban menurut perjanjian yang mereka perbuat, maka dikatakan bahwa pihak tersebut wanprestasi, yang artinya tidak memenuhi prestasi yang diperjanjikan dalam perjanjian. Wirjono Prodjodikoro, mengatakan: Wanprestasi adalah berarti ketiadaan suatu prestasi dalam hukum perjanjian, berarti suatu hal harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian. Barangkali dalam Bahasa Indonesia dapat dipakai istilah pelaksanaan janji untuk prestasi dan ketiadaan pelaksanaan janji untuk wanprestasi. 78 Apabila dalam suatu perikatan si debitur karena kesalahannya tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan, maka dikatakan debitur itu wanprestasi. Lebih tegas. Mariam Darus Badrulzaman, mengatakan bahwa : 79 Dari uraian tersebut di atas, jelas kita dapat mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan wanprestasi itu.Untuk menentukan apakah seorang debitur itu bersalah karena telah melakukan wanprestasi, perlu ditentukan dalam keadaan bagaimana seseorang itu dikatakan lalai atau alpa tidak memenuhi 78 R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu , Sumur, Bandung, 1991. hal. 44. 79 Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit. hal. 33. prestasi. Subekti, mengemukakan bahwa : Wanprestasi kelalaian atau kealpaan seorang debitur dapat berupa 4 empat macam : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya 2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan 3. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi terlambat 4. Melaksanakan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilaksanakannya. 80 80 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1987. hal. 23. Dalam suatu perjanjian pemasangan kredit perbankan apabila salah satu pihak, baik itu pihak nasabah maupun pihak perbankan tidak melaksanakan isi perjanjian yang mereka sepakati, berarti pihak tersebut telah melakukan wanprestasi. Selanjtnya dalam mengkaji masalah wanprestasi ini, perlu dipertanyakan apakah akibat dari wanprestasi salah satu pihak merasa dirugikan? dan apabila akhirnya timbul perselisihan di antara keduanya akibat wanprestasi tersebut, Upaya apa yang dapat ditempuh pihak yang dirugikan agar dia tidak merasa sangat dirugikan ? Sebagaimana biasanya akibat tidak dilakukannya suatu prestasi oleh salah satu pihak dalam perjanjian, maka pihak lain akan mengalami kerugian. Tentu saja hal ini sama sekali tidak diinginkan oleh pihak yang menderita kerugian, namun kalau sudah terjadi, para pihak hanya dapat berusaha supaya kerugian yang terjadi ditekan sekecil mungkin. Dalam hal terjadinya wanprestasi, maka pihak lain sebagai pihak yang menderita kerugian dapat memilih antar beberapa kemungkinan, yaitu : 1. Pihak yang dirugikan menuntut pelaksanaan perjanjian 2. Pihak yang dirugikan menuntut ganti rugi 3. Pihak yang dirugikan menuntut pelaksanaan perjanjian disertai ganti rugi 4. Pihak yang dirugikan menuntut pembatalan perjanjian 5. Pihak yang dirugikan menuntut pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi. Dari beberapa kemungkinan penuntutan dari pihak yang dirugikan tersebut di atas bagi suatu perjanjian timbal-balik oleh ketentuan pasal 1266 KUH Perdata diisyaratkan apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dapat dimintakan pembatalan perjanjian kepada hakim. Dengan demikian berdasarkan pasal 1266 KUH Perdata, dalam perjanjian kredit perbankan salah satu pihak wanprestasi maka pihak yang dirugikan dapat menempuh upaya hukum dengan menuntut pembatalan perjanjian kepada hakim. Dalam kenyataannya pada bentuk perjanjian kredit perbankan ini perihal apabila timbul perselisihan di antara meraka maka para pihak tersangkut pada isi perjanjian yang telah disetujui mereka yaitu dengan cara : 1. Dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan jika belum selesai 2. Dilakukan lewat pengadilan dimana lokasi pekerjaan dilakukan. Penentuan jalan atau tata cara penyelesaian perselisihan di atas baik itu akibat wanprestasi atau akibat-akibat lainnya tersebut diterangkan dalam isi surat perjanjian yang mereka perbuat adalah untuk mengantisipasi hal-hal yang terbit dari perjanjian tersebut, hal ini adalah sangat penting agar dapat ditindak lanjuti jika timbul suatu hal yang merugikan salah satu pihak. Pada Bank Rakyat Indonesia wanprestasi itu sering dilakukan oleh pihak debitur yaitu debitur lalai dalam mengadakan pelunasan akan kredit kepada pihak bank. Hal ini dikenal dengan istilah kredit bermasalah. Dalam prakteknya, penyelesaian kredit bermasalah yang oleh Bank Rakyat Indonesia dilakukan dengan 2 dua alternatif, yaitu negosiasi dan litigasi. Namun tetap diakui bahwa kedua alternatif tersebut terlepas dari adanya bank-bank yang melakukan penagihan kredit macet dengan menggunakan jasa “ debt collector “ yang dilakukan oleh orang atau badan yang tidak berwenang melakukan hal itu. 81 1. Penyelesaian dengan negosiasi Penyelesaian kredit bermasalah dengan negosiasi ini dilakukan terhadap debitur yang usahanya masih berjalan meskipun tersendat-sendat, dapat membayar bunga meskipun kemampuannya telah melemah dan tidak dapat membayar angsurannya. Bahkan, terhadap debitur yang usahanya sudah tidak berjalanpun dapat dilakukan penyelesaian dengan negosiasi. Sebagai contoh yaitu, apabila ratio agunanjaminan kredit masih mencukupi dan ada usaha ini yang dianggap lebih layak dan dapat menghasilkan, maka debitur yang bersangkutan dimungkinkan untuk diberikan suntikan baru yang hasilnya dapat dipergunakan untuk membayar 81 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. seluruh kewajibannya. Semua upaya tersebut dapat disebut dengan kredit yang diselamatkan, yaitu kredit yang semula tergolong bermasalah atau macet kemudian terjadi kesepakatan antara debitur dan Perbankan untuk diperbaiki, yang tentunya diikuti dengan suatu perjanjian kredit yang baru, baik berupa novasi, subrogasi, kompensasi atau hanya berupa addendum atas perjanjian kredit yang telah ada. Adapun bentuk penyelamatan kredit tersebut adalah antara lain : a. Rescheduling Penjadwalan Kembali. Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang. Termasuk apabila terjadi atau tidak terjadi perubahan besarnya angsuran. b. Restructuring Penataan Kembali. Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank, dan atau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, dan atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. c. Reconditioning Persyaratan Kembali Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit. Pada dasarnya tujuan dilakukannya rescheduling, restructuring dan reconditionging adalah dalam rangka upaya bank untuk membantu nasabahnya yang beritikad baik, pada saat mengalami kesulitan dalam mengelola usahanya yang menyebabkan berkurangnyamelemahnya kemampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Dengan demikian tindakan ini bank memberikan kesempatan kepada debiturnya untuk berusaha lagi. 82 2. Penyelesaian dengan litigasi Pada sisi lain, penyelesaian kredit bermasalah dengan negosisasi ini tidak selalu berakhir dengan keadaan-keadaan di atas, melainkan dapat saja terjadi dengan pelaksanaan penjualan agunanjaminan kredit. Penjualan agunanjaminan kredit tersebut dilakukan secara bersama-sama atau bank sendiri tanpa adanya perselisihan. Hal ini dapat saja terjadi, utamanya apabila debitur yang bersangkutan mempunyai itikad yang baik dan masih dapat berkerjasama. Penyelesaian kredit bermasalah dengan litigasi ini dilakukan baik terhadap debitur yang usahanya masih berjalan maupun terhadap debitur yang usahanya tidak lagi berjalan. Terhadap debitur yang usahanya masih berjalan dilakukan apabila yang bersangkutan tidak mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutangnya, baik pokok maupun bunganya. Sedangkan terhadap debitur yang usahanya sudah tidak berjalan lagi dilakukan apabila yang bersangkutan tidak dapat bekerjasama. Pada prakteknya, penyelesaian kredit macet dengan litigasi ini dilakukan dengan pengajuan gugataneksekusi kepada Pengadilan negeri setempat. 83 82 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015. 83 Wawancara dengan Ibu Titin S bagian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Krakatau Medan, 21 Januari 2015.

BAB V PENUTUP