Pengelolaan Deposito Berjangka Dalam Praktek Perbankan

dengan bank. Di luar negeri deposit on call ini banyak disukai oleh para nasabah. 56 Sebagai suatu lembaga keuangan, bank merupakan usaha menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan danatau bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu. Untuk membiayai segala jenis usahanya itu, bank tentu saja memerlukan banyak dana yang dapat diperoleh dari sumbernya. Secara umum bank mengenal 3 tiga sumber dana yaitu : dana yang berasal dari bank itu sendiri, dana yang berasal dari nasabah dan dana yang berasal dari lembaga keuangan lainnya. 2 Deposit Automatic Roll-Over. Jika deposito yang telah jatuh tempo, tetapi pinjaman pokok belum diuangkan berarti uang deposan menganggur tanpa uang bunga, tetapi tidak demikian halnya dengan deposit automatic roll over secara otomatis diperhitungkan dengan bunganya demikian juga dengan deposito yang habis waktunya dan deposan tertunda menarik uang depositonya yang sudah jatuh tempo.

C. Pengelolaan Deposito Berjangka Dalam Praktek Perbankan

57 Dana yang berasal dari bank itu sendiri adalah dalam bentuk modal setor pemegang saham dan cadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan dana yang berasal dari nasabah masyarakat dan pemerintah secara sederhana terdiri dari simpanan giro, deposito dan tabungan. Untuk dana yang berasal dari lembaga keuangan pada umumnya 56 Ibid, hal 49 57 Syafril Zan, Pengelolaan Sumber Dana Bank, Diakses Melalui http:sumberdanaban.blogspot.com201403deposito-berjangka.html , Tanggal 25 Januari 2015. diperoleh bank dalam bentuk pinjaman antara bank, fasilitas diskonto dalam rupiah dan lain-lain. Giro, deposito dan tabungan merupakan penyerahan dana pembiayaan dan investasi dalam negeri yang dilakukan dan berasal dari sektor keuangan dan perbankan. Simpanan deposito itu adalah mahal, karena manajer bank harus dapat mengolahnya secara efektif. Dan karena itu dalam hal ini efektif mempunyai arti lamanya deposito hendaknya sama dengan lama pemanfaatannya. Begitu deposan diterima maka pada saat itu pula dapat disalinkan berupa kredit kepada pihak lain. Hal tersebut bertujuan agar tabungan deposito ini tidak segera dimanfaatkan maka biaya semakin besar. Deposito atau time deposito ini merupakan perkembangan lanjut dari tabungan rekening koran. Perkembangan ini dimotivasi oleh keinginan masyarakat pemilik uang untuk lebih mengefektifkan uang tersebut disatu pihak sedang dipihak lainnya bank ingin kepastian berapa lama tabungan ini dikuasainya. Karena deposan tidak dapat menarik kembali tabungannya pada setiap saat maka deposan meminta suku bunga deposito lebih besar daripada suku bunga jasa giro, bank bersedia membayar suku bunga deposito lebih besar dari suku bunga jasa giro, karena ada kepastian bagi bank lamanya tabungan deposito dikuasaiya sehingga pemberian kreditnya akan leluasa. Jangka waktu lamanya deposito biasanya ditentukan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Semakin lama deposito, tingkat suku bunganya biasanya akan semakin besar pula. Manajer bank melakukan kebijaksanaan ini hanya merupakan tindakan darurat untuk menyelamatkan posisi likuiditas minimal bank sebagai akibat pengendalian uang BUMN sebesar kira-kira delapan triliyun dari bank pemerintah. 58 Kedua, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menekan pada pemerataan distribusi pendapatan maka struktur tingkat suku bunga deposito, Tabanas dan Taska, untuk deposito dengna jumlah kecil dan dengan jangka waktu yanglebih pendek diberikan tingkat suku bunga lebih tinggi, yang terakhir berkaitan dengan kebijakan pemerintah untuk mengalihkan lebih banyak dana- Bank-bank pemerintah kekurangan likuiditas untuk memperbaikinya mereka meningkatkan suku bunga deposito untuk menarik masyarakat mendepositokan uangnya. Hal tersebut dilakukan oleh bank-bank lainnya dengan tujuan agar deposan-deposan tidak pindah ke bank lain. Peranan sub sektor bank-bank pemerintah sangat dominan dalam kehidupan perbankan di Indonesia. Kebijakan penentuan tingkat suku bunga deposito serta tabungan pada bank-bank pemerintah, oleh pemerintah atau Bank Indonesia merupakan salah satu inti kebijakan pengerahan dana perbankan. Disini beberapa hal juga dipertimbangkan. Pertama, tingkat suku bunga deposito merupakan komponen biaya produksi bagi para usahawan mengambil kredit perbankan, maka tingkat suku bunga pinjaman yang rendah akan mendorong para usahawan berproduksi dan mengambil kredit lebih banyak. Sebaliknya tingkat suku bunga deposito rendah mengurangi gairah para penabung untuk mendepositokan atau menyimpan dalam bentuk Tabanas dan Taska. 58 Thomas Suyatmo dkk, Op.Cit, hal. 50 dana jangka pendek menjadi dana-dana jangka panjang berupa penyertaan dalam perusahaan-perusahaan besar atau sedang melalui pasar uang dan modal. Kebijakan penentuan tingkat suku bunga dalam perkembangan selanjutnya digunakan sekaligus untuk mencapai dua tujuan, yaitu penyerahan dana guna membiayai pembangunan dan untuk menyerap uang yang aktif dari pengguna spekulatif dan tidak produktif dari masa inflasi. Penarikan tabungan deposito hanya dapat dilakukan dengan mengembalikan bilyet deposito itu ke bank bersangkutan oleh pemiliknya. Pencairan bilyet deposito itu hanya dapat dilakukan oleh pemiliknya atau oleh ahli waris yang sah, jika yang bersangkutan meninggal dunia. Pada saat pencairan bilyet deposito petugas bank meminta identitas diri pemiliknya dan mencocokkan tanda tangannya dengan kartu tanda tanganspeciment deposito tersebut. Pencairan oleh ahli waris tersebut dapat membuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang. Kalau bilyet deposito itu hilang,sulit bagi yang menemukan untuk mencairkan bilyet deposito tersebut. Tabungan deposito tidak akan menambah Jumlah Uang Beredar JUB, karean tidak dapat dicairkan dengan uang giral,jadi resiko tabungan deposito bagu bank hanya kalau tidak memanfaatkan tabungan itu. Maka manajer bank harus memanajemenkan tabungan dengan baik. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah : 1 Kebijakan dalam hal penarikan tabungan deposito yang jumlahnya optimal dengan biaya relative kecil. Kebijakan Penarikan Tabungan Deposito Kebijakan penarikan tabungan deposito pada setiap bank berbeda, tetapi secara umum kebijakan itu adalahsebagai berikut : 1. Kebijakan Deposito Minimal adalah berapa jumlah deposito minimal yang dapat di depositokan pada bank bersangkutan apakah deposan eceran ke atas ataukah deposan distribusi ke atas. Deposan eceran berarti batas tabungan deposito minimal ditetapkan relative kecil, sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang mempunyai sedikit uang dapat mendepositokan uang ke bank yang bersangkutan. Kebijakan eceran ini akan memperluas pelayanan bank kepada masyarakat. Program pelayanan yang luas akan meningkatkan diversifikasi nasabah. Bank tidak akan dapat tumbuh dan makmur dengan mengorbankan mutu pelayanan kepada semua golongan masyarakat, karena area dan mutu pelayanan ini kekayaan utama suatu bank. Kebijakan distribusi diartikan bahwa batas tabungan deposito minimal ditetapkan relatif besar, sehingga hanya golongan yang banyak uang saja yang dapat mendepositokan uang di bank. Karena program pelayanan deposito terbatas, akibatnya diversifikasi deposito bank-bank bersangkutan terbatas pula. Kebijakan eceran akan lebih baik dari pada kebijakan distribusi, karena pelayanannya lebih luas dan diversifikasinya akan lebih banyak, sehingga posisi tabungan depositonya stabil. 2. Kebijakan Suku Bunga Deposito, diartikan bahwa besarnya suku bunga deposito yang diberikan cukup besar dan bervariasi. Dalam hal ini cukup besar diartikan suku bunga itu kuat bersaing dengan besarnya suku bunga bank lainnya. Besarnya suku bunga merupakandaya tarik masyarakat untuk mendepositokan uangnya di bank. Suku bungan bervariasi, dimaksudkan makin besar tabungan deposito, maka makin besar bunganya. Hal ini yang merupakan daya tarik masyarakat untuk mendepositokan uangnya lebih besar dan lebih lama masanya. Semakin banyak dan semakin lama deposito, maka semakin banyak dan semakin lama kredit dan investasi yang dapat diberikan bank yang bersangkutan, sebgai hasilnyapun akan semakin besar pula. 3. Kebijakan Lama Deposito dimaksudkan jangka waktu tabungan deposito yang dterima bank bersangkutan. Biasanya semakin lama deposito, maka semakin besar pula suku bunga deposito tersebut. Lama depsoito umum yang berlaku adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Bagi suatu bank, biasanya lama deposito itu bukan merupakan hal yang berlaku mutlak. Dalam hal ini pihak bank dapat mengubah lama masa deposito bersangkutan untuk dapat dicairkan oleh pemiliknya, misalnya karena deposan sangat membutuhkan uang, deposito yang belum jatuh tempo dapat dicairkan dengan ketentuan bahwa kelebihan bunga yang tidak diterima deposan harus dikembalikan. 4. Kebijakan Pemberi Hadiah dimaksudkan bahwa deposan yang mempunyai tabungan dengan jumlah tertentu akan diberi hadiah oleh bank yang bersangkutan. 5. Kebijakan Kombinasi 1,2,3,dan 4 dimaksudkan kombinasi semua kebijakan di atas kebijakan 1,2,3, dan 4 secara simultan. Tujuannya agar dapat meransang mendepositokan uangnya di bank. Bagi pimpinan bank harus mampu memilih strategi kebijakan yang paling ampuh pada setiap kondisi dan situasi. Untuk menarik tabungan deposito yang cukup besar, pimpinan bank sebaiknya tidak mengikuti kebijakan yang dibuat oleh bank lain, tanpa memperhitungkan kondisi dan situasi banknya, karena kondisi dan situasi yang dihadapi setiap bank tidak sama. Dalam menetapkan strategi penarikan tabungan deposito ini, pihak pimpinan bank harus kreatif dan inovatif agar bank yang dipimpin tidak mengalami kerugian. 2 Cara pengolahan tabungan deposito agar efektif, aman, dan menguntungkan.

D. Prosedur Pembukaan dan Pembayaran Kembali Deposito Berjangka