“ Kadang ada dokter yang melakukan tindakan sendiri, tapi ada juga yang
berkolaborasi dengan kita.” P7L102
3. Fasilitas rumah sakit yang kurang memadai menghambat kolaborasi
Setiap hubungan pasti memiliki hambatannya masing-masing. Fasilitas yang kurang memadai di rumah sakit merupakan salah satu hambatan partisipan dalam
berkolaborasi. Hal ini disebabkan ketika akan melakukan suatu tindakan terhalang dengan tidak adanya alat. Pernyataan partisipan berikut mendukung hal ini:
“ Terkadang macet, komunikasi tidak lancar. Karena kita kan berhubungan lewat telepon. Gak bisa dari HP kita langsung, terkadang
operatornya macetlah. Kita gak bisa berhubungan. Itulah kendalanya satu dalam berhubungan dengan dokter.” P1L7
“ Kolaborasi di sini secara keseluruhan dengan semuanya berjalan dengan baik, Cuma kadang terganggu di alat, alat kurang memadai, ya
itulah. Kalau kolaborasi perawat dengan dokter itu sendiri bagus. Gak ada kendala. Paling hambatanya ya itulah, banyak alat yang rusak. Gak
bisa dipakai. Atau alatnya gak ada. Kayak saturasi O
2
banyak yang rusak alatnya. Kalau dokternya mau minta saturasinya, kita gak punya alat
untuk mengeceknya. Itulah salah satu hambatannya. Mengatasinya, ngomong langsunglah ama dokternya. Alatnya gak ada. Tapi udah kita
minta, tapi alatnya belum datang. “ P3L38
4. Dokter yang kurang menghargai pendapat perawat
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas bukan satu-satunya penghambat dalam kolaborasi antara partisipan dengan dokter. Sikap dokter yang kurang menghargai pendapat partisipan menjadi
salah satu hambatan. Dokter seringkali tidak mendengarkan dan menolak pendapat dari partisipan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“ Kadang ada dokter yang gak mau terima pendapat ataupun masukan dari kita. Mereka bilangnya gak usahlah kak. Ini ajalah kak. Gitu. Kita
bilang, kayaknya ginilah dok, lebih cocok begini. Kita kasih pendapat. Tapi mereka bilang, gak usahlah kak, gini ajalah kak. Biasanya dalam
pemberian obat sama perawatan luka. Seringnya di situ.” P6L9
“ Itu dia tadi, kadang pemikiran dokter yang menganggap kita bukan sebagai rekan kerja, kita dianggap bawahan, kita gak dianggap sejawat.
Dia merasa dia yang berhak atas pasiennya, segala tindakan harus keputusannya. Kita bukan mau menggurui dokter, tapi kita hanya
memberikan pendapat saja.” P7L83
5. Kolaborasi menambah pengetahuan perawat