Pengolahan Bahan Pustaka KAJIAN TEORITIS

11 3. Daftar antar-hubungan relationship list, yang menekankan pada hubungan antar istilah-istilah dan konsep-konsep yang terdiri atas thesaurus, semantic network dan ontologis. Untuk kegiatan dalam organisasi misal seperti perpustakaan rules yang digunakan dalam proses ini telah berbentuk tertulis. Misalnya: Standar klasifikasi desimal DDC, Dublin Core, KOSs, dll. Namun jika kegiatan tersebut dilakukan oleh agen, rules tergantung pada bagaimana ia mengorganisasi pengetahuan yang ia miliki. Pengorganisasian koleksi perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pengguna perpustakaan. Kegiatan pengorganisasian bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku, pengklasifikasian, pembuatan katalog, penyelesaian dan penyusunan di rak buku. Kegiatan pokok sebuah perpustakaan adalah mengorganisir informasi atau mengolah bahan perpustakaan yang masuk ke perpustakaan. Tujuan utama pengorganisasian bahan perpustakaan adalah untuk memudahkan dalam proses penyimpanan dan penemuan kemabali storage and retrievel informasi yang dikelola. Sebuah informasi yang disimpan diantara jutaan informasi yang ada di perpustakaan, tidak mungkin ditemukan dengan cepat tanpa diolah terlebih dulu. Didalam mengorganisasi informasi terdapat perkembangan dari organisasi secara teradisional dan terus mengalami perkembangan sampai dengan saat ini dengan penerapan teknologi informasi.

a. Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pengguna perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku, pengklasifikasian, pembuatan katalog, penyelesaian dan penyusunan dirak buku yang dimaksud dengan pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan yang meliputi inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, penyelesaian dan penyusunan di rak buku. 12 Setiap perpustakaan memiliki tugas menyediakan bahan pustaka serta mengolahnya agar dapat disajikan kepada pengguna sehingga bahan pustaka tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna perpustakaan. Sebelum bahan pustaka dilayankan kepada pengguna, terlebih dahulu diolah dan disusun secara sistematis untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Menurut Qalyubi 2007 Yang dimaksud dengan kegiatan pemrosesan atau pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan-kegiatan:  Inventarisasi  Klasifikasi  Pembuatan katalog  Penyelesaian dan penyusunan buku di rak p. 51 Noerhayati yang dikutip oleh khairun 2011 mengemukakan tentang pengolahan bahan pustaka adalah : Agar informasi atau bahan pustaka diperpustakaan dapat dimanfaatkan atau diketemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengelolaan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan processing of library materials atau pelayanan teknis technical service. Kegiatan pengolahan bahan pustaka diperpustakaan biasanya mencakup beberapa kegiatan yaitu: pembinaan dan pengembangan koleksi, inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, dan kelengkapan fisik buku p. 19 Semua bahan pustaka yang ada, diorganisasikan dengan baik sehingga mudah pengontrolannya, mudah mengenalinya, yang kemudian mudah menelusurnya. Di dalam pengorganisasian koleksi di perpustakaan terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti katalogisasi dan klasifikasi.

1. Katalogisasi

Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk 13 itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan sistem katalogisasi cataloging. Adapun sistem katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman peraturan katalogisasi. secara internasional adalah Anglo American Cataloguing Ruler 2 AACR2. Perkambangan terakhir telah di buat sistem katalog yang baru yaitu RDA Resource Description and Acces yaitu suatu standard pengatalogan baru yang di rancang untuk dunia digital tetapi perpustakaan perpustakaan di Indonesia masih menggunakan AACR2 bahkan perpustakaan Nasional juga masih menggunakan AACR2 untuk pedoman mengkatalogisasi. Kegiatan pengkatalogan menurut Syakirin 2011 Kegiatan pengkatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan : 1. Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka judul, pengarang, impresium, kolasi, catatan, dll kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR2 dan ISBD 2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka subyek atau topic yang dibahas mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan thesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.

2. Klasifikasi

Koleksi perpustakaan akan tampak rapi dan mudan ditemukan apabila dikelompokkan menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran tinggi, pendek, besar, dan kecil, warna abjad judul, abjad pengarang klasifikasi artificial dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokkan berdasarkan subyek klasifikasi fundamental. Sebagian besar perpustakaan dalam pengelompokan bahan pustakanya menggunakan system klasifikasi fundamental, dimana dengan sistem ini koleksi akan mengelompok sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan sistem ini akan memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan. DDC merupakan karya Melvil Dewey seorang warga 14 Negara Amerika Serikat. DDC merupakan bagan klasifikasi yang banyak digunakan di dunia termasuk di Indonesia. Noerhayati yang di kutip oleh Kudadiri 2011 menjelaskan. Adapun sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan pada umumnya adalah DDC Dewey Decimal Clasification a. DDC Dewey Decimal Clasification DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang sistematis dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus, dengan demikian DDc pembagiannya terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi, 1000 seksi, dan 10.000 sub seksi. Berikut pembagian sub subyek dalam system DDC: 000 = Karya Umum 100 = Filsafat 200 = Agama 300 = Ilmu Sosial 400 = Bahasa 500 = Ilmu Murni 600 = Ilmu Terapan 700 = Seni dan Olah Raga 800 = Kesusasteraan 900 Sejarah dan Geografi b. UDC Universal Dewey Clasification Sistem ini merupakan penyederhana dan perluasan system DDC. System ini juga mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi sepuluh cabang. Berikut pembagian cabang dalam UDC 0 = Karya Umum 1= Filsafat, metafisika, logika 2 = Agama 3 = Ilmu Sosial 4 = BahasaFilologi 5 = Ilmu murni 6 = Ilmu Terapan 7 = Seni, Olah Raga dan Arsitektur 8 = Kesusasteraan 9 = Sejarah, Geografi, dan Biografi Selain pembagian cabang ini, system UDC masih dibantu dengan symbol-simbol pembantu minsalnya : + , : ; + = , 0… p. 21-22. 15 c. Kelengkapan Fisik Buku Bahan Pustaka yang telah melalui proses inventarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, langkah selanjutnya perlu dibuatkan perlengkapan fisik buku, hal ini dimaksudkan agar bahan pustaka yang disajikan dapat di tata di rak sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah dan baik. Adapun jenis perlengkapan buku menurut Purwono 2010 antara lain: 1. Label Buku, di tempel pada punggung buku bagian bawah, dengan ukuran 3cm x 4cm. 2. Lembar Tanggal kembali date due slip, di tempel pada halaman terakhir. 3. Kartu Buku, diletakkan pada halaman terahir atau bagian dalam sampel buku 4. Kantong Kartu Buku, di tempel di bagian akhir halaman buku untuk menempatkan kartu buku p. 116. d. Shelving pengerakan Shelving atau pengerakkan memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan serta ketepatan dalam proses temu kembali koleksi atau buku. Sebaik apapun kegiatan pengolahan atau sistem automasi yang digunakan tidak optimal apabila buku-buku tersebut tidak disusun secara sistematis di rak buku. Pengguna perpustakaan dan pengelola sendiri harus konsisten untuk mengembalikan bukunya. Usaha ini dilakukan agar buku dapat dengan mudah ditemukan jika diperlukan. Langkah-langkah dalam pengerakan menurut Purwono 2010 adalah: 1. Pengelompokan buku berdasarkan jenisnya. Buku-buku koleksi dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis buku, misalnya buku referensi dikelompokkan dalam kelompok buku referensi, buku teks dikelompokkan dalam kelompok buku teks. 2. Penyusunan buku di rak Setelah buku dikelompokkan berdasarkan jenis buku kemudian buku disusun di rak berdasarkan nomor klas dari nomor klasifikasi terkecil sampai nomor klasifikasi terbesar. Penyusunan buku dirak selain memperhatikan nomor klasifikasi, penyusunan buku juga perlu memperhatikan urutan abjad tajuk entri utama dan judul buku yang ada p. 118. 16

2.2 Tujuan Pengorganisasian Koleksi Perpustakaan