2.3 Kerangka Konseptual
Perbankan syariah di Indonesia berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas perkembangan perbankan syariah dapat dilihat dari
semakin banyaknya jumlah kantor dan jaringannya, sedangkan segi kualitas terlihat dari kinerjanya yang semakin baik dari tahun ke tahun. Perkembangan
tersebut tentunya didukung dari berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan khususnya otoritas moneter sebagai upaya optimalisasi peran
perbankan syariah, setelah penetapan dual system banking. Perbankan syariah memerlukan perbaikan kinerja untuk mencapai target yang
ada. Efisiensi merupakan salah satu cara pengukuran kinerja yang populer di lembaga keuangan, termasuk perbankan syariah. Efisiensi yang diukur dapat
meliputi efisiensi teknik, alokasiharga dan ekonomi. Penelitian ini hanya mengukur dan menganalisis efisiensi teknik, hal ini disebabkan metode analisis
yang digunakan adalah DEA. Penelitian ini didasarkan pada perkembangan perbankan syariah yang cukup
pesat. Peneliti akan menggunakan bank umum syariah BUS sebagai sampel penelitian sebab bank umum syariah BUS selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya dalam jumlah bank dan jumlah kantornya maupun dari segi perkembangan kinerjanya. Sedangkan unit usaha syariah UUS mengalami
penurunan jumlah bank dan juga jumlah kantor di tahun 2014. Penurunan jumlah
jaringan kantor unit usaha syariah UUS ini bisa disebabkan adanya konsolidasi yang dilakukan bank-bank syariah dimana ada kantor yang ditutup. Oleh karena
Universitas Sumatera Utara
itu peneliti akan menggunakan bank umum syariah BUS sebagai sampel dari penelitian ini.
Pendekatan intermediasi digunakan dalam peneltian ini. Fungsi tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi perbankan khususnya perbankan
syariah. Pendekatan tersebut yang menghubungkan variabel input dan output dalam penelitian ini, di mana fungsi intermediasi sendiri berkaitan tentang
bagaimana dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan kembali. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Analisis aspek kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan indikator utama. Selain itu, apabila diperlukan dapat
ditambahkan penggunaan
indikator pendukung
lainnya untuk
mempertajam analisis, dengan mempertimbangkan skala bisnis, karakteristik, danatau kompleksitas usaha bank umum syariah.
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel input yang meliputi: pertama, simpanan yang berarti jumlah dana masyarakat baik individu maupun berbadan
hukum yang dapat dihimpun oleh bank syariah. Kedua, biaya tenaga kerjapersonalia didefinisikan sebagai biaya gaji dan tunjangan kesejahteraan,
biaya pendidikan karyawan bank syariah. Ketiga, aset milik bank syariah. Adapun variabel outputnya yang pertama adalah pembiayaan yang berdefinisi
produk penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat dengan menggunakan akad-akad muamalah.Variabel output yang kedua adalah pendapatan operasional
yaitu pendapatan hasil dari kegiatan operasional bank syariah, yang meliputi pendapatan dari penyaluran dana dan pendapatan operasional lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Data jumlah simpanan, aset, biaya tenaga kerja, pembiayaan, dan pendapatan operasional bank umum syariah diperoleh dari direktori perbankan yang terdapat
diperpustakaan Bank Indonesia dan dari situs resmi Bank Indonesia www.bi.go.id. Setelah data terkumpul dan dimasukkan dengan menggunakan
Microsoft Excel maka selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi teknik dengan metode Data Envelopment Analysis DEA. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui berapa dan bagaimana perkembangan tingkat efisiensi bank umum syariah periode 2011-2014 dengan metode DEA.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Jurnal-Jurnal Penelitian Terdahulu dan Telaah Peneliti Variabel Input
Variabel Output Simpanan X1
Aset X2 Biaya Tenaga Kerja X3
Pembiayaan X4
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah BUS Tahun 2011-2014
Y Pendapatan Operasional X5
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis