Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Bank Muamalat Indonesia BMI hendaknya mengacu pada Bank Mega Syariah BMS, BRI Syariah dan Bank Panin Syariah BPS. Kemudian BNI Syariah hendaknya mengacu pada Bank Mega Syariah BMS dan BRI Syariah. Bank Syariah Mandiri hendaknya mengacu pada BRI Syariah dan Bank Panin Syariah BPS. Sedangkan BCA Syariah hendaknya menjadikan BRI Syariah, Bank Panin Syariah BPS, dan Maybank Syariah BMBS sebagai acuan. Dan Bank Syariah Bukopin BSB hendaknya mengacu pada Bank Mega Syariah BMS, BRI Syariah, Bank Panin Syariah BPS, dan Maybank Syariah BMBS.

4.3 Pembahasan

Pada bab 1 penelitian ini telah dijelaskan bahwa indikator kinerja perbankan yaitu simpanan, aset, pembiayaan, NPF dan BOPO peningkatan dari tahun ke tahun akan tetapi persentase peningkatan indikator simpanan aset dan pembiayaan mengalami perlambatan setiap tahunnya dan indikator kinerja NPF dan BOPO mengalami peningkatan walaupun bersifat fluktuatif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini dimana pencapaian rata-rata efisiensi teknik bank umum syariah mengalami fluktuasi selama periode pengamatan. Inefisiensi terjadi pada beberapa bank umum syariah setiap tahunnya selama tahun pengamatan 2011-2014. Ketidakefisienan pada bank umum syariah tersebut terjadi pada dua variabel input simpanan dan biaya tenaga kerja dan variabel outputnya pembiayaan dan pendapatan. Ketidakefisienan input simpanan dan biaya tenaga kerja hampir dialami oleh setiap bank yang mengalami inefisiensi. Universitas Sumatera Utara Pada sisi output, ketidakefisienan pembiayaan dan pendapatan terjadi pada semua bank yang mengalami inefisiensi setiap tahunnya. Persentase peningkatan indikator kinerja perbankan yaitu simpanan, aset, dan pembiayaan mengalami perlambatan setiap tahunnya selama tahun pengamatan 2011-2014 dan data rasio keuangan NPF dan BOPO mengalami peningkatan setiap tahunnya selama tahun pengamatan 2011-2014. Persentase perlambatan pertumbuhan simpanan dan pembiayaan paling rendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 18,70 simpanan dan 8,26 pembiayaan. Peningkatan rasio NPF dan BOPO paling tinggi juga terjadi pada tahun 2014 selama tahun pengamatan 2011-2014. Yaitu rasio NPF sebesar 4,33 dan BOPO sebesar 94,16. Meningkatnya nilai rasio BOPO menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya operasional yang ditanggung oleh bank sehingga mengakibatkan operasional bank semakin tidak efisien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini dimana pada tahun 2014 terdapat beberapa bank umum syariah yang telah mengalami efisiensi di tahun 2013 kembali mengalami inefisiensi pada tahun 2014. Menurut Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari 2009, pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknik dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal ini menyebabkan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknik hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal. Pertama, ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank-bank umum syariah adalah jumlah input simpanan yang masih lebih besar Universitas Sumatera Utara dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengalokasikan kelebihan input simpanan ke bagian input aset total khususnya aset yang bersifat produktif. Cara ini dapat dilakukan oleh bank-bank umum syariah dengan peningkatan jumlah penyaluran danapembiayaan seperti pembiayaan jual beli, sewa, bagi hasil, dan lainnya kepada masyarakat. Hal ini berarti dana yang terkumpul dari masyarakat seperti simpanan dapat disalurkan kembali ke masyarakat melalui pembiayaan. Adapun cara lainnya adalah kenaikan biaya administrasi pada dana simpanan, sehingga pendapatan operasional bank umum syariah dapat diperbaiki. Sejalan dengan kenaikan biaya administrasi, bank umum syariah juga memerlukan peningkatan kualitas jasa pelayanan sehingga bank syariah tetap dapat bersaing. Kedua, ketidakefisienan input biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dari yang dibutuhkan. Besarnya biaya tenaga kerja dapat diakibatkan tingginya jumlah tenaga kerja yang digunakan. Kasus pada bank-bank syariah sama seperti pada bank-bank konvensional, di mana peningkatan jumlah tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan skill yang memadai menyebabkan bank mengalami penurunan produktivitas Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009. Kondisi ini sesuai dengan teori the law of diminishing marginal return, di mana penambahan tenaga kerja akan menurunkan marjinal tenaga kerja secara kuantitas. Di sisi lain, besarnya biaya tenaga kerja dapat pula dipengaruhi biaya pendidikan SDM bank syariah. Kasus bank-bank umum syariah terkait tingginya biaya pendidikan, karena jumlah Universitas Sumatera Utara sumber daya manusia SDM yang paham tentang ekonomi syariah masih di bawah dari kebutuhan yang ada secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. 2008 tentang biaya pendidikan masih relatif tinggi, disebabkan perguruan tinggi yang menyiapkan SDM baik tingkat S1 dan S2 ekonomi syariah berjumlah kecil dibandingkan kebutuhan yang ada. Upaya yang dapat dilakukan dengan kerjasama antara bank-bank umum syariah dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dalam pemenuhan kebutuhan SDM bank syariah baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini akan memperkecil biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah umum serta peningkatan produktivitas SDM yang ada karena tersedianya SDM yang semakin berkualitas. Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan operasional. Pertama, jumlah pembiayaan masih lebih kecil dibandingkan target yang ditentukan pada bank-bank umum syariah yang mengalami inefisiensi. Hal ini disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh bank-bank tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan menghambat target jumlah pembiayaan yang seharusnya dilakukan. Solusi dari permasalahan ini adalah penerapan prinsip kehati-hatian yang ada tidak menjadikan jumlah pembiayaan terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat pencegah terjadinya moral hazard, sehingga output pembiayaan dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi bentuk produk pembiayaan yang diinginkan masyarakat perlu ditambah dengan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah yang ada. Universitas Sumatera Utara Kedua, jumlah pendapatan operasional masih jauh dari potensinya. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah pembiayaan inovasi produk dan biaya pelayanan jasa yang terkait dengan input simpanan. Kedua, perbesar porsi jumlah aset produktif dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah pembiayaan, optimalisasi peran pembiayaan pengurangan NPF akibat moral hazard dan aktiva tetap perbaikan kuantitas dan kualitas pelayanan jasa, berdampak positif yaitu penambahan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan penyaluran dana dan operasional lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas SDM untuk peningkatan pendapatan operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam mengelola input yang ada tertentu untuk menghasilkan ouput yang maksimal. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank umum syariah masih mengalami inefisiensi. Dua bank umum syariah yang selalu mengalami inefisiensi setiap tahunnya selama periode 2011-2014 adalah Bank Negara Indonesia BNI Syariah dan Bank Central Asia BCA Syariah. Dari 9 bank yang menjadi sampel penelitian hanya terdapat tiga bank yang selalu mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen selama periode 2011-2014, yaitu Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah dan Maybank Syariah. Sedangkan empat bank lainnya mengalami kondisi efisiensi yang fluktuatif, yaitu Bank Muamalat Indonesia BMI, Bank Syariah Mandiri BSM, Bank Rakyat Indonesia BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin. Di sisi lain rata-rata pencapaian efisiensi bank umum syariah mengalami fluktuasi selama periode 2011-2014. 2. Ketidakefisienan 9 bank umum syariah tersebut terjadi pada dua variabel input simpanan dan biaya tenaga kerja dan variabel outputnya pembiayaan dan pendapatan. Ketidakefisienan input simpanan dan biaya tenaga kerja hampir dialami oleh setiap bank yang mengalami inefisiensi. Hal ini menandakan penggunaan input yang berlebihan dan tidak sesuai Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA).(Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syari

0 2 17

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 1 12

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bi Tahun 2010.

0 0 13

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bi Tahun 2010.

0 0 15

Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 12

Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 2

Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 12

Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 34

Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 6