4. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang
berbeda. b.
Kelemahan DEA, yaitu: 1.
Bersifat sample specific DEA berasumsi bahwa setiap inpu atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama.
2. Merupakan extreme point technique.
3. Kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal.
4. Hanya untuk mengukur produktivitas relatif dari UKE bukan
produktivitas absolut. 5.
Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian mengenai efisiensi bank yang telah banyak dilakukan pada bank-bank syariah maupun bank-bank konvensional baik
domestik maupun luar negeri. 1.
Etty Puji Lestari 2003 Penelitian ini bertujuan mengukur, menganalisis dan membandingkan
efisiensi bank konvensional di Indonesia sebelum dan selama krisis ekonomi 1995-1999. Variabel yang digunakan adalah biaya tenaga kerja, modal dan
biaya operasional sebagai input, sedangkan variabel pembiayaan dan simpanan sebagai output. Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum
Universitas Sumatera Utara
perbankan di Indonesia mengalami penurunan efisiensi selama krisis dengan perhitungan DEA. Studi ini juga mengungkapkan bahwa bank-bank asing
relatif lebih efisien dibandingkan bank-bank domestik. 2.
Akhmad Syakir Kurnia 2004 Penelitian ini mengukur efesiensi intermediasi 11 bank terbesar di Indonesia
dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA. Ada pun variabel yang digunakan antara lain yaitu simpanan, biaya operasional lain
sebagai variabel input dan kredit, aktiva lancar, pendapatan operasional lain sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa seluruh
bank pemerintah mengalami inefisiensi pada periode 2002. Pada periode 2003 hanya Bank Mandiri yang mencapai efisiensi. Bank asing yang diwakili
Citibank menunjukan efisiensi pada batas frontier selama periode 2002 dan 2003. Selain itu dapat disimpulkan bahwa bank-bank yang besar tidak lebih
efisien
dibandingkan bank yang lebih kecil. Bank yang lebih besar dilihat dari sisi aset, penghimpunan dan penyaluran dana tidak berarti efisien dalam
menjalankan fungsi intermediasi.
3. Fadzlan Sufian 2007
Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi relatif antara bank Islam asing dan bank Islam domestik di Malaysia dengan menggunakan metode Data
Envelopment Analysis DEA. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total deposts, labour, fixed assets sebagai varabel input dan total loans,
income sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perbankan Islam Malaysia mengalami penurunan tingkat efisiensi
Universitas Sumatera Utara
pada periode 2002 dan kembali menjadi sedilkit lebih baik pada periode 2003 dan 2004. Dan bank Islam domestik memiliki tingkat efisiensi yang sedik
lebih tinggi dibandingkan bank Islam asing.
4. Harjum Muharam dan Rizki Pusvitasari 2007
Penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu mengukur dan menganalisis efisiensi bank syariah di Indonesia pada tahun 2005. Metode analisis DEA digunakan
dalam penelitian ini. Adapun simpanan dan biaya operasional lainnya sebagai variabel input, sedangkan pembiayaan, aktiva lancar liquid asset dan
pendapatan operasional lainnya sebagai variabel output. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pada periode pengamatan 2005 dari dua
belas bank yang diteliti, hanya ada tiga bank yang mencapai efisiensi 100 persen BTN Syariah, Bank Niaga Syariah, dan Bank Permata Syariah.
Sembilan bank lainnya dalam sampel mengalami fluktuasi dalam pencapaian tingkat efisiensi sepanjang tahun 2005.
5. Priyonggo Suseno 2008
Studi penelitian ini bertujuan mengukur dan menganlisis efisiensi serta keterkaitan antara tingkat efisiensi dan skala ekonomi pada perbankan syariah
di Indonesia selama tahun 2000-2004 studi pada 10 bank syariah. Variabel yang digunakan adalah biaya bagi hasil, biaya lainnya dan jumlah aset
sebagai input, sedangkan variabel pendapatan bagi hasil, pendapatan operasional lainnya dan jumlah pembiayaan sebagai output. Hasil penelitian
ini menunjukkan secara umum rata-rata tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia tahun 2000-2004 cukup efisien, tidak ada perbedaan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan antara tingkat efisiensi BUS dan UUS, tingkat efisiensinya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan tidak terdapat hubungan tingkat
efisiensi perbankan syariah dengan skala ekonomi. 6.
Arief Setiawan 2013 Penelitian ini bertujuan mengukur, menganalisis dan membandingkan
efisiensi bank konvensional dan bank syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA periode 2008-2012. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu simpanan, aset dan tenaga kerja sebagai variabel input serta pembiayaan dan pendapatan sebagai variabel output.
Hasil dari penelitian ini adalah dari 20 bank yang menjadi sampel penelitian 10 bank konvensional dan 10 bank syariah, hanya terdapat tiga bank yang
selalu mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen selama periode 2008- 2012, terdiri dari dua bank konvensional dan satu bank syariah dan tidak
terdapat perbedaan nilai efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah selama periode 2008-2012.
7. Muazmar Braspati S 2015
Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi bank daerah di indonesia dengan metode Data Envelopment Analysis DEA. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu aktiva tetap, beban bunga, beban operasional lainnya beban pajak sebagai variabel input serta pendapatan bung dan pendapatan
operasional lainnya sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini adalah Pada periode 2009-2011 seluruh BPD yang diteliti mencapai tingkat efiensi
100, namun pada periode 2012 terdapat 1 BPD yang hanya mencapai
Universitas Sumatera Utara
tingkat efisiensi 99 yaitu PT. BPD. Jawa Tengah dan periode 2013 terdapat 1 BPD yang hanya mencapai tingkat efiensi 98 yaitu PT. BPD. Sumatera
Utara.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Metodologi
Penelitian Hasil dan Kesimpulan
1
Etty Puji Lestari
2003 Efisiensi Teknik
Perbankan di Indonesia Tahun
1995-1999
Data Envelopment
Analysis DEA,
Input: 1 Biaya
Tenaga Kerja 2 Biaya
Operasional 3 Modal
Output: 1 Pembiayaan
2 Simpanan Penelitian
ini menggambarkan bahwa
rata-rata efisiensi bank konvensional
di Indonesia
mengalami penurunan
selama krisis. Hasil penelitian
ini juga
mengungkapkan bank- bank asing relatif lebih
efisien dibandingkan
bank-bank domestik. 2.
Akhmad Syakir
Kurnia 2004
Mengukur Efisiensi
Intermediasi Sebelas
Bank Terbesar
Indonesia dengan Pendekatan Data
Envelopment Analysis DEA
Data Envelopment
Analysis DEA,
Input: 1 Simpanan
2 Beban Operasional
Output: 1 Kredit
2 Aktiva lancar
3 Pendapatan Operasional
Seluruh bank pemerintah tidak
efesien pada
periode 2002.
Pada periode
2003 hanya
Bank Mandiri
yang efisien. Bank asing yang
diwakili Citibank
menunjukkan efisiensi
pada batas
frontier selama periode 2002 dan
2003. Selain itu dapat disimpulkan
bahwa bank-bank yang besar
tidak lebih
efisien dibandingkan bank yang
lebih kecil. Bank yang lebih besar dilihat dari
sisi aset, penghimpunan dan
penyaluran dana
tidak berarti
efisien dalam
menjalankan fungsi intermediasi.
Universitas Sumatera Utara
3 Fadzlan
Sufian 2007
The Efficiency of Islamic Banking
in Malaysia : Foreign
vs Domestic Bank
Data Envelopment
Analysis DEA,
Input: 1 Total
deposits 2 Labour
3 Fixed assets Output:
1 Total loans 2 Income
Perbankan Islam
Malaysia mengalami
penurunan efisiensi
periode 2002
dan kembali sedikit membaik
pada periode 2003 dan 2004.
Bank Islam
domestik memiliki
tingkat efisiensi yang sedikit lebih tinggi dari
bank Islam asing
4
Harjum Muharam
dan Rizki Pusvitasari
2007 Analisis
Perbandingan Efisiensi
Perbankan Syariah Di
Indonesia Dengan Metode
Data Envelopment
Analysis DEA Data
Envelopment Analysis
DEA, Input:
1 Simpanan 2
Biaya operasional lain
Output: 1 Pembiayaan
2
Aktiva lancar
3 Pendapatan operasional lain
Tidak ada perbedaan
nilai efisiensi
antara Bank Umum Syariah
BUS dan Unit Usaha Syariah UUS, tidak ada
perbedaan efisiensi
antara bank
syariah BUMN dan bank syariah
Non BUMN, tidak ada perbedaan nilai efisiensi
bank syariah
swasta nondevisa
dan bank
syariah devisa. Hanya Bank
BTN Syariah,
Niaga Syariah,
dan Permata Syariah selalu
mencapai nilai efisien 100 selama periode
amatan.
5
Priyonggo Suseno
2008 Analisis Efisiensi
dan Skala
Ekonomi pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
Data Envelopment
Analysis DEA,
Input: 1 Biaya Bagi
Hasil 2 Biaya
Lainnya Output:
1 Pendapatan Bagi Hasil
2 Pendapatan Oerasional
Hasil penelitian
ini menunjukkan
secara umum rata-rata tingkat
efisiensi perbankan
syariah di
Indonesia tahun 2000-2004 cukup
efisien, tidak
ada perbedaan
yang signifikan antara tingkat
efisiensi BUS dan UUS, tingkat efisiensinya terus
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan tidak
terdapat
hubungan
Universitas Sumatera Utara
Lainnya 3 Pembiayaan
tingkat efisiensi
6
Arief Setiawan
2013
Analisis Perbandingan
Efisiensi Bank
Konvensional Dan
Bank Syariah
Dengan Menggunakan
Metode Data Envelopment
Analysis Dea Periode 2008-
2012” Data
Envelopment Analysis
DEA, Input:
1 Simpanan 2 Aset
3 Biaya Tenaga Kerja
Output: 1 Pembiayaan
2 Pendapatan
Dari 20 bank yang menjadi sampel
penelitian 10 bank konvensional
dan 10 bank syariah, hanya terdapat tiga bank
yang selalu mencapai tingkat efisiensi teknik
100 persen selama periode 2008-2012,
terdiri dari dua bank konvensional dan satu
bank syariah dan tidak terdapat
perbedaan nilai efisiensi antara bank
konvensional dan bank syariah selama periode
2008-2012
7 Muazmar
Braspati S 2015
Analisis Tingkat Efisiensi
Bank Daerah
Di Indonesia
Dengan Metode Dataenvelopmen
t Analysis Dea Data
Envelopment Analysis
DEA, Input:
1Aktiva tetap, 2beban bunga,
3Beban operasional
lainnya 4beban pajak
Output: 1 Pendapatan
bunga 2 Pendapatan
operasional lainnya
Pada periode 2009-2011 seluruh
BPD yang
diteliti mencapai tingkat efiensi 100, namun
pada periode
2012 terdapat 1 BPD yang
hanya mencapai tingkat efisiensi 99 yaitu PT.
BPD. Jawa Tengah dan periode 2013 terdapat 1
BPD
yang hanya
mencapai tingkat efiensi 98 yaitu PT. BPD.
Sumatera Utara
Sumber: Rangkuman Berbagai Macam Jurnal dan Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual