Sumber Data Teknik pengumpulan Data Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data yang akan dianalisis adalah: Judul : Dwilogi Padang Bulan Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Tebal Buku : 548 Ukuran : 12,5cm x 20,5cm Cetakan : Pertama Tahun : 2010 Warna Sampul : Perpaduan warna kuning telur, putih, ungu, dan merah hati. Gambar Sampul : Terdapat gambar seperti pohon dan di tengah-tengah terdapat dua ekor burung kecil berwarna putih. Di bagian belakang, terdapat gambar sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua orang anak perempuan. Desain Sampul : Kuswanto

3.2 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Library Research atau penelitian kepustakaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi1998: 8 “Pada penelitian ini akan diperoleh data dan informasi tentang objek penelitian melalui buku-buku”. Jenis data primernya adalah novel Dwilogi Padang Bulan. Pengumpulan data dimulai dengan membaca Universitas Sumatera Utara novel Dwilogi Padang Bulan lalu menandai hal-hal yang sesuai dengan permasalahan. Langkah selanjutnya, mencatat data-data tersebut dan membahasnya dengan analisis feminisme.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat, yaitu pembacaan objek kajian terlebih dahulu kemudian menyimak isi dan seterusnya dilakukan pencatatan di dalam komputer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode pembacaan heuristik dan dilanjutkan dengan metode pembacaan hermeneutik. Hal ini disebabkan karena kedua metode ini sangat tepat dipergunakan dalam penilitain sastra dengan pendekatan feminisme. Pradopo 2001: 84 mengatakan: Pembacaan heuristik adalah metode pembacaan berdasarkan struktur kebahasaanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi tingkat pertama. Pembacaan heuristik adalah pembacaan tata bahasa ceritanya yaitu pembacaan dari awal sampai akhir secara berurutan. Hasilnya adalah sinopsis cerita. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang atau retroaktif sesudah pembacaan heuristik dengan memberi konvensi sastranya. Konvensi sastra yang dimaksud adalah memberi makna dari cerita. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan heuristik berarti membaca objek kajian secara berurutan dan memahami struktur kebahasaannya. Sedangkan pembacaan hermeneutik berarti pembacaan yang lebih mengarah kepada pengambilan makna yang terdapat dalam cerita tersebut. Dengan demikian, langkah awal yang harus dilakukan dalam meneliti sebuah karya sastra, yakni membaca objek kajian secara menyeluruh kemudian tahapan selanjutnya, yakni memahami makna yang terdapat dalam rangkaian cerita tersebut. Ratna 2004: 46 juga menambahkan, Metode hermeneutik tidak mencari makna yang benar, melainkan makna paling optimal. Dalam menginterpretasikan, untuk menghindarkan keterbatasan proses interpretasi, peneliti mesti memiliki titik pijak yang jelas yang pada umumnya dilakukan dengan gerak spiral. Penafsiran terjadi karena setiap subjek yang memandang objek melalui Universitas Sumatera Utara horison dan paradigma yang berbeda-beda. Keragaman pandangan pada gilirannya menimbulkan kekayaan makna dalam kehidupan manusia, menambah kualitas estetika, etika, dan logika. Dengan demikian, penganalisisan perjuangan tokoh Enong dalam Novel Dwilogi Padang Bulan dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik kemudian dilakukan teknik simak catat, yakni menyimak isi cerita secara cermat dan teliti kemudian mencatat data-data tentang perjuangan tokoh Enong berdasarkan kategorinya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV BENTUK-BENTUK PERJUANGAN TOKOH ENONG