BAB IV BENTUK-BENTUK PERJUANGAN TOKOH ENONG
4.1 Tokoh-Tokoh dalam Dwilogi Padang Bulan
Tokoh dalam sebuah cerita pada dasarnya memiliki watak-watak tertentu. Setiap tokoh yang digambarkan oleh pengarang mempunyai sifat, ciri-ciri lahiriah, dan sikap batin sehingga
wataknya dapat diketahui secara langsung oleh pembaca. Para tokoh yang digambarkan oleh pengarang memiliki peranan yang berbeda-beda. Aminuddin 1987: 79 – 80 menyatakan
“Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam sebuah cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya
hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh pembantu”. Penentuan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam sebuah karya sastra, yakni berupa
novel, dapat ditentukan melalui intensitas munculnya tokoh tersebut dalam penceritaan. Selain itu, dapat dilihat pula melalui petunjuk yang diberikan oleh pengarang berupa komentar-
komentar atau adanya bahan pembicaraan yang khusus membahas tokoh tersebut. Adapun tokoh utama dan tokoh tambahan pendukung yang memegang peranan penting dalam novel Dwilogi
Padang Bulan dapat diperinci sebagai berikut.
4.1.1 Tokoh Utama
4.1.1.1 Ikal Ikal adalah seorang pemuda yang mempunyai watak keras kepala, minder, baik,
cemburu, tidak mudah putus asa, suka menolong, serta mudah percaya. Salah satu watak Ikal yang paling menonjol adalah watak keras kepalanya. Ia lebih memilih jalan pikirannya sendiri
Universitas Sumatera Utara
daripada mengikuti nasihat orang tuanya. Namun, dalam satu hal ia juga merasa kecewa atas tindakannya karena tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Berikut cuplikannya.
Lalu, sisa malam kulewatkan dengan melamun. Sebuah lamunan yang menyesakkan karena di dalamnya berkecamuk kekecewaan pada Ayah dan harapan agar Mualim
Syahbana segera berlayar, agar segera dapat kutinggalkan Ayah dan kampung yang tak lagi indah bagiku ini. Kampung yang hanya memberiku kisah-kisah yang sedih ini.
Jakarta, Jakarta berdua dengan A Ling, di sanalah masa depanku. Usai dilanda kemarahan dan harapan sengit yang melelahkan itu, waktu merayap ke dini hari, pukul
dua pagi, kupandangi Jembatan Linggang dari haluan perahu, dan aku rindu pada ayahku, rindu sekali.DPD, hlm. 46
Sikap Ikal yang tidak mudah putus asa juga terlihat jelas pada cuplikan cerita berikut ini. Seperti impian diam-diamku selalu, hujan pertama jatuh tepat pada 23 Oktober sore, pada
hari kudapatkan lagi A Ling dan ayahku. Hujan membasahiku. Kurentangkan kedua tangan lebar-lebar. Aku menengadah dan kepada langit kukatakan: Ini aku Putra ayahku
Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah Takkan pernah menyerah. Takkan pernahDPB,
hlm. 254
4.1.1.2 Maryamah Enong
Maryamah Enong adalah seorang perempuan yang memiliki watak percaya diri,
optimis, bertanggung jawab, lugu, pintar, pekerja keras, baik, sabar, dan pantang menyerah.
Semenjak ayahnya meninggal, Enong memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota hanya dengan bermodalkan semangat dan tenaga.
Setelah menemui kawannya, hari itu juga Enong langsung hilir mudik di pasar menawar- nawarkan diri untuk bekerja apa saja. Namun, tak semudah sangkanya, juragan
menyuruhnya pulang dan kembali ke sekolah. Banyak yang mengusirnya dengan kasar. Ketika ditanya ijazah, ia hanya bisa menjawab bahwa ia hampir tamat SD. Ia pun
ditampik untuk pekerjaan rumah tangga atau pabrik karena tampak sangat kurus dan lemah. Penolakan ini ia alami berkali-kali, selama berhari-hari.DPB, hlm. 32 – 33
Harapan Enong untuk bekerja di kota tidak dapat terealisasikan karena kondisi fisiknya yang meragukan para pemilik toko maupun pabrik untuk menerimanya. Keteguhan hati Enong
Universitas Sumatera Utara
dan pengorbanan demi keluarganya menumbuhkan lagi tekadnya untuk bangkit dari keterpurukan. Ia tetap berusaha mencari nafkah sebagai seorang pendulang timah.
Dengan jemari halusnya, Enong belajar menggenggam gagang pacul. Ditariknya napas dalam-dalam, digigitnya kuat-kuat ujung jilbabnya, untuk mengumpulkan segenap tenaga
kecilnya. Diangkatnya pacul yang besar, lalu dihantamkan ke tanah yang liat. Lumpur pekat terhambur ke wajahnya. Begitu berulang-ulang, seharian, sampai melepuh
tangannya. Ia mendulang timah sampai terbungkuk-bungkuk. Kadang ia limbung karena tak kuat menahan berat dulang.DPB, hlm. 58
Selain itu, sikap pantang menyerah juga dimiliki oleh Enong. Banyaknya cobaan yang terjadi membuat Enong semakin terbiasa dengan kepahitan hidup. Menghadapi kesulitan dan
dukacita bukan lagi hal yang menjadikannya putus asa, melainkan tekad dan semangat pantang menyerahnya semakin bangkit.
“Kalau aku
susah,” katanya dengan sorot mata yang
lucu, cukuplah kutangisi semalam. Semalam suntuk. Esoknya, aku tak mau lagi menangis.
Aku bangun dan tegak kembali”CDG, hlm. 40
4.1.2 Tokoh Pendukung
4.1.2.1 Zamzami Watak Zamzami yaitu pekerja keras, pantang menyerah, bertanggung jawab, dan sangat
menyayangi keluarganya. Sejak mengenal Zamzami, Syalimah tahu ia akan bahagia hidup bersama lelaki itu,
meski, ia juga mafhum, ada satu hal yang harus selalu ia hindari: minta dibelikan apa pun. Sebab lelaki baik hati yang dicintainya itu hanyalah lelaki miskin yan berasal dari
keluarga pendulang timah. Sebaliknya, Syalimah tak perlu dibelikan harta benda. Ia telah punya Zamzami dan itu lebih dari cukup. Zamzami adalah hartanya yang paling berharga,
melebihi segalanya. Lelaki itu amat penyayang pada keluarga sehingga Syalimah tak memerlukan apa pun lagi di dunia ini.DPB, hlm. 3 – 4
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, Zamzami juga sangat menyayangi anak-anaknya. Ia berjuang untuk memenuhi apa saja yang diinginkan anaknya, khususnya demi pendidikan. Hal tersebut tampak pada
kutipan berikut.
Zamzami amat bangga akan cita-cita Enong. Ia ingin Enong mendapat kesempatan pendidikan setinggi-tingginya. Sekolah Enong adalah nomor satu baginya. Selelah apa
pun bekerja, ia tak pernah lalai menjemput Enong. Sering Zamzami bercerita pada Sirun. “Run, dapatkah kaubayangkan, anakku mau menjadi guru sebuah bahasa dari barat?”
Sirun takjub. “Kita-kita ini, Run, bahasa Indonesia pun tak lancar.”
“Bahasa dari Barat? Bukan main, Bang, bukan main.” Kemudian menjadi guru dari sebuah bahasa yang asing dari Barat itu yang membuat
Zamzami tak pernah mengeluh meski harus bekerja membanting tulang seperti kuda beban. Ia berusaha memenuhi apa pun yang diperlukan Enong untuk cita-cita hebatnya
itu.DPB, hlm. 10 – 11
4.1.2.2 Syalimah
Watak Syalimah, yaitu tidak mudah putus asa dan sabar dalam menghadapi segala rintangan yang terjadi dalam keluarga. Ketika suami yang dicintainya telah meninggal dunia,
Syalimah berusaha tegar dan sabar. Ia tetap berusaha memenuhi kebutuhan anak-anaknya dengan berbagai cara. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Belum sebulan ditinggal suami, Syalimah telah kehabisan beras. Bahkan, beras yang diantar orang ketika melayat itu pun telah habis, ia mulai meminjam beras dari tetangga
demi menyambung hidup hari demi hari.DPB, hlm. 25
4.1.2.3 Detektif M. Nur Watak M. Nur yaitu baik dan suka menolong. Kepiawaiannya menjadi detektif
memberikan pengaruh positif dan menguntungkan bagi Enong dan Ikal. Apabila terdapat masalah di sekitarnya dengan cepat M. Nur mencari bukti-bukti dan mendapatkan pemecahan
masalah yang akurat.
Universitas Sumatera Utara
Dua hari ia melatih anjing itu untuk mengenali gigi palsu. Tindakannya semakin menambah ledekan untuknya di warung-warung kopi. Lalu, Detektif membawa anjing itu
ke warung kopi tempat terakhir Lim Phok berada sebelum gigi palsunya raib. Dituntunnya anjing itu ke parit di belakang warung. Anjing itu mendengus-dengus.
Ekornya mengibas-ngibas penuh semangat. Orang-orang di warung kopi terpingkal- pingkal melihat tingkah Detektif dan anjing itu. Sungguh besar pertaruhan Detektif.
Apalagi ada Moi Kiun dan A Nyim di situ. Jika gigi palsu itu tak ditemukan, Detektif M. Nur dan Moi Kiun pasti jadi bahan tertawaan. Orang Melayu gemar benar menertawakan
orang. Namun, tak lama kemudian anjing itu menyalak-nyalak. Ia mengitari sesuatu dan memungutnya dengan mulutnya. Detektif terkekeh. Ia bersuit. Anjing itu berlari kecil ke
arahnya dan memuntahkan sebuah benda berwarna pink di depannya: gigi palsu Lim Phok.DPB, hlm. 43 – 44
4.1.2.4 Jose rizal
Jose rizal adalah seekor burung merpati yang cerdik dan banyak membantu detektif M. Nur untuk mengirimkan surat atau berbagai informasi yang bersifat rahasia sampai ke tujuan.
Insting dan kemampuannya sangat hebat dalam memahami kode yang diberikan oleh tuannya. Setiap informasi yang ingin dikirimkan selalu tepat pada sasarannya.
AKU terkejut, seekor merpati pos hinggap di beranda rumah Mapangi. Ia menggerung- gerung seolah aku disuruhnya mendekat. Kuhampiri dan ia jinak. Aku terkesima melihat
gulungan kertas kecil terikat di kakinya. Astaga, rupanya burung itu bukan sekedar merpati pos hiasan yang dipelihara para penghobi, tapi benar-benar merpati pos yang
dititipi surat. Ia berjingkat-jingkat, seakan menyuruhku membuka ikatan kertas di kakinya itu. Jantungku berdebar karena banyak alasan. Pesan itu pasti bersangkut paut
denganku karena keluarga Mapangi selalu berada di laut. Hanya aku yang tinggal di rumahnya. Menerima sepucuk surat dari seekor burung merpati, bukankah menakjubkan?
Rasanya aku berada di masa lalu, pada masa jaya Kesultanan Melaka, waktu para punggawa saling bertukar pesan lewat burung merpati. Hebat sekali, orang yang bisa
melatih hewan sehingga begitu pintar.DPB, hlm. 79
4.1.2.5 Ninochka Stronovsky
Ninochka adalah seorang Grand Master catur internasional. Ia adalah sahabat Ikal ketika kuliah di Universitas Sorbone. Melalui jaringan internet Ikal dan Enong diajarkan bagaimana
cara bermain catur dan teknik-teknik yang digunakan. Melalui jasa Ninochka, Enong mampu
Universitas Sumatera Utara
meraih kemenangan di pertandingan catur melawan pesaingnya yang lebih berpengalaman bermain catur. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Nochka mengajariku dan Detektif M. Nur cara memahami dan menulis diagram catur. Ternyata, ibarat sebuah peta, papan catur memiliki koordinat yang jelas dan setiap buah
catur punya kode. Perasaanku meluap-luap. Ide yang awalnya hanya berupa poligon imaginer dan semburan-semburan kegilaan pada satu subuh yang menyiksa dua hari yang
lalu, kini menjelma menjadi sesuatu yang mulai mengambil bentuk, meski untuk satu misi yang amat muskil. “Karena waktu mendesak, jika lawanmu main catur, intai saja, dan catat
gerakan buah caturnya pada diagram yang tadi kuajarkan. Kirim catatan itu padaku. Akan kupelajari. Mungkin aku dapat memberi pendapat cara mengalahkannya.” Semangatku
meletup karena mafhum bahwa pesan itu bukan dari sembarang orang, melainkan dari seorang grand master internasional. Kuterjemahkan setiap kata Inggris dari Nochka untuk
detektif M. Nur. Demi mendengar kata intai, alisnya turun-naik.DPB, hlm. 159 Mitoha tak tahu bahwa seorang grand master internasional perempuan adalah
arsitek kemenangan itu. Dia tak mengerti bahwa kami bekerja dengan sains: teknologi informasi--- internet, sosiologi, referensi Buku Besar Peminum Kopi,
dan ilmu statistik Lintang. Tak paham, bahwa kegiatan spionase tingkat tinggi yang didukung oleh Detektif M. Nur, Preman Cebol, seekor burung merpati
yang cerdik, dan seorang lelaki norak yang mampu bersepeda 70 kilometer per jam, berada di balik semua itu. Sehingga, kami paham betul kemampuan
setiap lawan bahkan kami tahu berapa jumlah istrinya. Ia juga tak mengerti apa yang dapat dilakukan seorang perempuan yang teraniaya dan memutuskan
untuk membalas. Dari semua itu dapatlah kukatakan bahwa Maryamah takkan semudah itu dikalahkan.CDG, hlm. 235 – 236
4.1.2.6 Alvin
Alvin adalah keponakan Ikal yang memiliki watak nakal, suka mengganggu teman- temannya di kelas, dan mudah tergoda oleh rayuan. Selain itu, ia menyalahgunakan kepandaian
bermain caturnya melalui kesombongannya dan merendahkan kemampuan orang lain. Berikut kutipannya.
Maaf, ya, Pak Cik, aku ini juara bertahan. Melawan ibu-ibu macam Mak Cik Maryamah? Maaf, ya, dua belas langkah saja Mak Cik kuberi, cincai.” Alvin baru
mau bertanding setelah kusogok permen lolipop sepuluh tangkai. Sambil menggandeng tanganku, sepanjang jalan mulutnya merepet saja, tentang ia
baru diangkat menjadi ketua kelas lalu dipecat lagi oleh gurunya karena nakal melebihi murid lainnya, yang seharusnya ia kendalikan, juga tentang
keheranannya mengapa perempuan main catur. Lalu, ia menyombongkan diri bahwa ia juara catur di sekolahnya. Bahkan, anak-anak kelas enam habis
Universitas Sumatera Utara
dilibasnya. Diingatkannya pula bahwa aku tak pernah menang melawannya. Katanya, ia juga telah mengalahkan gurunya di sekolah. Sesumbarnya minta
ampun.CDG, hlm. 69 – 70
4.1.2.7 Paman
Paman adalah seseorang yang memiliki sikap keras melalui penampilan fisik dan cara bicara. Namun, pada dasarnya paman adalah seseorang yang baik dan penuh perhatian pada
orang lain. Akibat penyakit selangkangannya itu, paman sering memarahi pekerja-pekerja di kedai kopinya. Hal itu tampak pada kutipan berikut.
Sampai di warung kopi, aku disongsong oleh omelan pamanku, yang sangat tidak suka pada pemerintah, yang menganggap masyarakat semakin
amoral, dan yang karena suatu penyakit kandung kemih yang aneh membuatnya tak bisa menampilkan suatu performa pada tingkat paling
minimal sekalipun. Dengan menyebut lokasi penyakit itu, Kawan tentu mafhum maksudku dengan performa tadi. Akulah yang kemudian menjadi
tempatnya menumpahkan semua kegagalan politikal, sosial, dan personalnya itu. Terlalu tak tahu adatkah aku ini jika yang terakhir tadi---personal itu---
kutulis seksual saja? Keadaan semakin tak menyenangkan, yaitu barangkali karena kekecewaannya pada diri sendiri, lambat laun Paman
menjadi orang yang gamang. Paranoid, kata orang Jakarta. Mungkin kurang tepat istilah itu, tapi apalah peduliku. Jadilah ia selalu menuntut untuk
diyakinkan. Hal itu kemudian menjadi bagian paling sarkastik dalam omelannya.CDG, hlm. 4 – 5
4.1.2.8 Selamot
Selamot adalah seorang wanita yang tulus hatinya. Jiwanya yang halus dan mudah iba pada orang lain menjadikannya bersahabat dengan Enong. Selamot hanya ingin membuat orang-
orang di sekitarnya bahagia dan berusaha semaksimal mungkin untuk meringankan beban orang lain. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
Selamot tak pernah segan menghapus air mata kawannya dengan lengan bajunya yang bau
ayam. Dalam
diri Selamot,
mereka menemukan
penghiburan meski sering mereka menangis sambil tersenyum, terisak sambil tersedak, mendengar nasihat Selamot yang kerap han ya di gerakkan oleh
keinginan yang bes ar untuk meringankan beban orang lain, bukan oleh
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan yang pintar. Lagi pula, wanita mana pun yang berada di dekat Selamot akan percaya diri. Lantaran dari sisi sebelah mana pun,
mereka pasti merasa berpenampilan lebih baik darinya. Tak seorang pun akan merasa tersaingi oleh orang Bitun yang buta huruf dan tidak cantik itu.CDG,
hlm. 39
4.1.2.9 Giok Nio
Giok Nio adalah seorang wanita yang memiliki gagasan cemerlang demi kemajuan kaum perempuan. Ia selalu memahami dan melindungi sesama kaumnya. Kebaikannya untuk
menjadikan tempatnya menjadi ruang belajar bahasa Inggris merupakan ciri aktivis perempuan yang perlu diteladani.
Sedang memperjuangkan agar perempuan bisa ikut lomba panjat pinang. Ia adalah aktivis perempuan pertama di kampung kami.CDG, hlm. 263
4.1.2.10 Ibu Indri Watak Ibu Indri, yaitu baik dan pintar. Hatinya lembut dan ramah. Ia berusaha membantu
orang-orang yang membutuhkan kursus bahasa Inggris. Keramahannya dan kecintaannya terhadap puisi semakin menunjukkan jiwanya yang sensitif namun tetap tampak cerdas dan
dewasa. Kurasa, aku dapat menerima penerjemahan secara bebas yang dilakukan Bu Indri atas
puisiku dan kurasa hal itu indah dan pintar. Aku pun dapat merasakan bahwa ketika menulis surat itu, Bu Indri dilanda perasaan senang.DPB, hlm. 200
Diamati dari dekat, guru bahasa Inggris itu memiliki mata anak kecil yang besar, tapi bagus. Bulu matanya lentik seperti palsu, tapi asli. Ia memiliki bentuk wajah yang
mungkin tak banyak berubah sejak ia remaja. Agak susah digambarkan, tembam tapi tidak, tidak tembam tapi iya. Namun, senyumnya menawan. Ia cantik secara moderat. Ia
menunjukkan sebuah buku. Itulah buku puisi koleksi pribadinya yang pernah diceritakannya padaku.DPB, hlm. 222
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.11 Preman Cebol Preman Cebol adalah seorang preman yang sangat disegani. Perangainya yang kasar dan
keberadaan tato-tatonya semakin menunjukkan kekuasaannya di pasar. Hanya satu hal yang menjadikan sikap arogan dan menyeramkan preman tersebut hilang, yakni kecintaannya pada
burung merpati. Berikut cuplikannya. Jika ia mengangkat wajah, menyorot dua bola mata yang keruh. Alisnya
serupa bulan sabit, tatapannya ingin menelan. Kedua mata itu berbicara lebih lancang dari mulutnya, namun menyimpan rahasia yang dalam, seperti
ada cinta yang juga terluka, hidup yang tersia- sia, dan dendam yang membara. Rambutnya gondrong, tebal digulung angin laut beraroma garam, tak dapat
lagi disisir karena telah kaku. Badannya yang besar dan tegap seakan menguasai seluruh warung. Penampilannya semakin ganjil karena bahunya
timpang. Konon karena ketika kecil ia membanting tulang seperti budak belian di bawah perintah pamannya yang kejam. Dari pamannya itulah ia
mendapat
semua keburukan
dalam hidupnya,
yang kemudian
membawanya menjadi orang yang paling ditakuti di pasar pagi termasuk kawasan seputar kantor pegadaian sampai ke Jalan Sersan Munir.CDG, hlm.
12 – 13
4.1.2.12 Ratna Mutu Manikam Ratna Mutu Manikam adalah merpati betina yang sangat cantik dan pancaran matanya
yang bermakna genit semakin menjadikan merpati itu berkicau riang. Berikut cuplikannya. Adapun di situ, nun di situ, Ratna Mutu Manikam, burung merpati yang
bermata genit itu,
menggerung-gerung riang karena dipuja-puji tuannya.CDG, hlm. 15
4.1.2.13 Ibu Watak Ibu yaitu tegas dan keras. Ibu sangat jarang menunjukkan senyum dan
kelembutannya walaupun pada dasarnya ibu adalah seorang yang baik dan penuh perhatian pada anak-anaknya. Faktor keadaanlah yang mengubah raut wajah ibu. Hal ini dapat dilihat dalam
kutipan berikut.
Universitas Sumatera Utara
Seperti biasa, Ibu mengunyah sirih acuh tak acuh. Tampaknya ia sangat benci. Ibu menol eh padaku dengan putaran l eher yang kaku dan pandangan yang
kej am. Namun, aku terkejut karena ia tersenyum. Dari sekian banyak alasan yang pernah kusampaikan pada Ibu, hampir sepanjang hidupku, baru
kali ini Ibu tampak setuju Lalu Ibu mengatakan, “Kalau nanti ada pemungutan suara seperti pemilu untuk mendukung Maryamah, beri tahu
aku.”CDG, hlm. 46 – 47
4.1.2.14 Ayah
Watak Ayah baik hati. Dalam cerita tersebut digambarkan tokoh ayah tersebut tidak banyak bicara. Namun, kebaikan hatinya terpancar dari mata dan sikapnya. Cara ia menyayangi
anak-anaknya sangat berbeda dengan ayah lainnya. Ia hanya menunjukkan kasih sayangnya lewat senyum dan tatapan matanya. Berikut cuplikannya.
Jika melihatku terbangun, Ayah kembali untuk mengusap rambutku dan tersenyum. Dari dalam rumah kudengar Ayah mengucapkan salam pada kawan-kawan kerjanya yang
telah berdesakan di dalam bak truk. Kawan-kawan kerjanya itu adalah ayah-ayah dari kawan-kawanku. Lalu kudengar gemerencing besi saling beradu, kemuadian truk
menggerung meninggalkan rumah.DPB, hlm. 19
4.1.2.15 A Ling
A Ling adalah seorang gadis keturunan Tiong Hoa yang berparas cantik dan lembut. Watak A ling dalam novel ini digambarkan memiliki sikap pendiam dan tertutup. Ketertutupan
A Ling menjadikan hubungan Ikal dan A Ling pada umumnya hanya melalui hati ke hati. Ketidakterbukaan A Ling terhadap suatu hal menjadikan ada jurang pemisah di antara A Ling
dan Ikal sehingga muncul permasalahan yang menyita pemikiran Ikal. Berikut cuplikannya. Kucoba menemui A Ling. Sungguh celaka. Lewat bibinya ia bilang tak berminat
berjumpa denganku. Sibuk Ketusnya. Begitu bibinya menirukannya sepersis mungkin, lengkap dengan bentuk bibirnya. Aku terperanjat. Sakit hati. Hal begini tak pernah terjadi
sebelumnya. Padahal, kapal Mualim Syahbana sudah mau angkat sauh. Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, tujuannya. Sementara itu, orang yang paling ingin kuajak malah tak
peduli padaku. Belum menghitung aku sampai pecah kongsi dengan ayahku gara-gara ia. Betapa cepat situasi berubah. Betapa sial nasibku sekarang. Terkulai aku
dibuatnya.DPB, hlm. 84
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.16 Zinar Zinar adalah seorang pemuda yang tampan, gagah, ramah, dan mampu membuat setiap
wanita terpesona padanya. Sikap perhatian yang dimiliki Zinar membuat setiap wanita mengaguminya dan setiap lelaki merasa tidak pantas bersaing dengannya. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut. Kulihat mereka berbincang lagi dan kuamati Zinar. Gerak-geriknya menunjukkan sikap
respek yang mengesankan pada perempuan setengah baya di depannya sekaligus satu pesona yang susah ditolak oleh gadis-gadis muda lainnya. Zinar tak berhenti tersenyum.
Aku menyukai senyumnya yang lebar dan tertarik akan gayanya mendengarkan pembicaraan, lalu mengambil celah-celah untuk menanggapi. Ia seperti orang yang secara
alamiah menyenangkan. Aku paham orang-orang semacam Zinar. Mereka punya keelokan paras yang berpadu dengan kepribadian yang baik. Mereka bisa menjadi
sahabat bagi siapa saja. Tak lepas kupandangi lelaki itu dan pikiranku terlempar ke dalam lamunan putus asa tentang bagaimana sebagian lelaki bisa begitu disukai banyak
perempuan dan lelaki yang lain tidak.DPB, hlm. 105 – 106
4.1.2.17 Matarom
Matarom adalah lelaki yang sombong, merasa hebat, seorang hidung belang, dan memiliki sikap semena-mena terhadap perempuan. Berikut cuplikannya.
Semula aku hanya mengenal Matarom dari reputasinya---sebagai seorang pecatur yang tangguh dan hal-hal yang berhubungan dengan perempuan. Tak
pernah kulihat macam apa rupanya. Namun,
dengarlah namanya
itu: Matarom.
Bukankah menimbulkan
perasaan segan? Reputasi Matarom
merupakan kombinasi ketenaran dan kesemena-menaannya memanfaatkan nama besar untuk melestarikan hobinya sebagai lelaki hidung belang. Ia
bergabung dengan klub catur legendaris Di Timoer Matahari yang dipimpin Mitoha. Sudah dua kali berturut-turut Matarom meraup piala catur
kejuaraan 17 Agustus. Sekarang ia bersiap-siap menggondol piala untuk ketiga kalinya. Jika itu terjadi, ia akan meraih piala abadi. Kepala kampung
bisa kalah pamor darinya.CDG, hlm. 18
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.18 Patriot Trikora Patriot Trikora adalah seorang laki-laki yang memiliki sikap temperamental. Ia seorang
lelaki yang tidak memiliki rasa kasihan maupun belas kasih terhadap perempuan. Sikap menantang dan menganggap dirinya hebat terlihat jelas dari gerak-geriknya. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut. Patriot Trikora dikenal sangat temperamental. Jika kalah, sering ia marah-
marah bahkan melemparkan papan catur keluar jendela. Wataknya itu tercermin pada permainan caturnya yang cepat, tegas, dan ganas. Ia duduk
dengan sikap menantang. Paman duduk di belakangnya.CDG, hlm. 191
4.1.2.19 Go Kim Pho
Go Kim Pho adalah seorang lelaki tua keturunan Tionghoa. Sikapnya yang baik dan penuh belas kasihan menjadikannya sangat terhormat. Jasa-jasanya selalu terkenang oleh orang-
orang yang pernah mendapatkan bantuan darinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut. Seorang Tionghoa tua termangu di depan toko itu sambil menghadapi papan catur. Ia
seperti sedang menunggu lawan yang tangguh untuk duduk di bangku kosong di depannya, namun lawan itu tak kunjung datang. Tak seorang pun berani menghadapinya.
“Maaf, Anak Muda, aku ingin sekali membantu, tapi toko ini mau gulung tikar.” Enong pamit dan beranjak. Bapak tua itu menyodorkan tangannya. “Ambillah ini, sedikit uang, untuk ongkos
pulang ke kampung. Enong berusaha menolak. Orang itu memaksa. Enong memandangi toko yang kuyu dan bapak tua Tionghoa yang tulus itu. Sudah berhari-hari ia terlunta-
lunta. Tak ada pilihan selain pulang dan mencari pekerjaan di kampung. “Terima kasih, Ba, suatu hari nanti kita akan berjumpa lagi. Akan kukembalikan uang ini.” Langit
menyaksikan semua itu.DPB, hlm. 37
4.1.2.20 Maulidi
Maulidi adalah pemain catur yang sangat diperhitungkan di Belitung. Kemahirannya bermain catur menghantarkannya mengikuti kursus catur selama dua minggu di ibu kota
provinsi. Berikut cuplikannya.
Universitas Sumatera Utara
Celaka Maulidi jauh lebih hebat ketimbang Muntaha maupun Syamsuri Abidin. Dia pernah dikirim koordinator Keluarga Berencana untuk kursus
catur selam dua minggu di Palembang---yang waktu itu masih menjadi ibu kota provinsi kami. Sekarang dua pulau, Bangka dan Belitong, telah
melakukan desersi dari Provinsi Sumatra Selatan. Mengapa koordinator Keluarga Berencana ikut campur dalam hal ini? Aku tak tahu. Siapalah aku
ini sehingga tahu segala hal. Kurasa hal-hal seperti itu harus ditanyakan pada penerbit buku.CDG, hlm. 145
4.1.2.21 Syamsuri Abidin Syamsuri adalah pemain catur yang memiliki kemampuan jauh di atas Enong. Dalam
bermain, ia tidak menunjukkan rasa belas kasihan pada lawannya. Nafsu membunuh dan menghabisi raja lawannya merupakan kebanggaan baginya.
Pertandingan papan kedua dimulai. Syamsuri Abidin yang makin percaya diri jadi makin beringas. Ia tenggelam dalam euforia nafsu membunuh.
Dalam waktu singkat ia berhasil membabat habis seluruh perwira Maryamah. Yang tertinggal hanya sang raja dan 8 butir pion.CDG, hlm. 137
4.1.2.22 Maksum Maksum adalah seorang juru taksir timah. Ia memiliki sikap yang curang dan angkuh.
Kebiasaanya mengelabui dan menipu orang-orang yang lemah sudah dilakukannya sejak lama. Akibat dari sikapnya itu, ia kaya mendadak dan miskin mendadak pula.
Lawan Maryamah berikutnya adalah Maksum. Selamot dan Maryamah kenal baik dengan lelaki yang pernah kaya mendadak, kemudian miskin
secara mendadak pula itu. Dialah juru taksir timah yang sering mencurangi Maryamah waktu ia berumur 14 tahun dan baru mulai mendulang timah
dulu. Tak terbilang banyaknya kejadian Maksum menaksir rendah timah hasil dulangan Maryamah dengan tujuan agar dapat mengurangi harganya.
Maryamah yang masih kecil dan lugu tak paham segala cara orang menaksir timah. Ia hanya perlu uang untuk membeli beras.CDG, hlm. 133
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.23 Aziz Aziz adalah seorang lelaki hidung belang dan tidak tahan akan godaan. Ketika
kemenangan dalam bermain catur ada padanya maka dengan waktu yang singkat ia sudah berada di atas awan. Aziz sering terlena pada kenikmatan semata dan menganggap remeh orang-orang
di sekitarnya.
Kuda itu tak lain secawan racun Benar pendapat Detektif M. Nur, lelaki hidung belang itu sama sekali tak tahan godaan Aziz terperanjat. Maryamah
dengan sigap menyusun pembelaan Petrof. Belum sempat aziz berpikir panjang tiba-tiba ia kena sekak. Lutut rajanya gemetar. Disekak sekali lagi,
raja itu tertungging. Pendukung Maryamah melonjak-lonjak. Modin susah payah menenangkan mereka. Di tengah hiruk pikuk itu Paman bangkit, lalu
tanpa malu-malu mengambil tempat di belakang Maryamah.CDG, hlm. 124
4.1.2.24 Sersan Kepala Zainuddin
Sersan Kepala Zainuddin adalah kepala pengamanan di Belitung. Pengabdiannya sangat sungguh-sungguh dan benar-benar menjaga ketertiban dan keamanan kampung mereka, yakni
Belitung. Ia tak pernah sekali pun menggunakan senjatanya untuk melukai orang lain. Pensiun dari kepolisian dan membuka warung kopi yang berjudul Tiga Tuntunan
Rakyat. Selama bertugas, ia tak pernah menembakkan sebutir pun peluru. Pistol yang sudah karatan itu ia kembalikan pada negara.CDG, hlm. 263
4.1.2.25 Modin Modin adalah seorang lelaki yang galak dan tegas. Selain itu, ia juga lelaki yang disiplin.
Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut. Hatiku berbulu-bulu karena cemas. Aku teringat betapa galaknya Modin.
Dulu, kalau bacaan tajwid kami salah, sering biru betisku dan M. Nur dibabatnya pakai rotan. Maka, aku maklum kalau Detektif M. Nur tak
berkutik. Modin yang mengkhatamkan kami Alquran. Kami di aj ari dengan ket at untuk m enaruh horm at pada orang-orang t ua yang hadi r pada acara
yang mengharukan itu. Modin berkuasa atas kami.CDG, hlm. 81
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.26 Chip Syahruddin bin Salmun Chip adalah seseorang yang terobsesi dalam dunia balapan. Karena cita-cita sebagai pilot
tidak dapat diwujudkan, Chip sering bertingkah seperti seorang pilot. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.
Orang yang dipanggil Selamot sebagai Chip, bernama asli Syahruddin bin Salmun. Jika orang lain marah dijuluki, Syahruddin malah meminta dengan
sangat agar setiap orang memanggilnya Chip. Senang digelari yang tidak- tidak adalah sakit gila nomor 17. Syahruddin pernah bercita-cita menjadi
pilot. Sayang disayang, cita-cita itu agak sedikit sudah dikejar lantaran ia buta huruf. Ia selalu mengatakan bahwa ia gagal tes pilot pada tahap penentuan
terakhir untuk satu alasan yang masih menjadi misteri baginya. Kegagalan menerbangkan pesawat membelokkannya ke sepeda. Sepeda lalu menjadi
obsesinya yang dicurigai semua orang sering dianggapnya sebagai pesawat terbang. Ini sakit gila nomor 13. S yahruddin senang kebut-kebutan
bersepeda. Suatu hari, di balai desa ia menonton film CHIP California Highway Patrol yang ditayangkan TVRI. Mulutnya ternganga melihat aksi
Eric Estrada ngebut mengejar para begundal di jalan raya California. Sejak itu ia mengubah sendiri namanya menjadi Chip.CDG, hlm. 22 – 23
4.1.2.27 Ibu Nizam
Watak Ibu Nizam, yaitu baik, ramah, dan pintar. Ibu Nizam adalah salah seorang guru yang memiliki jiwa pengabdian yang tinggi pada negara. Keramahan dan kebaikan hatinya
menjadikan siswa-siswanya tertarik untuk belajar, khususnya bahasa Inggris. Ibu Nizam adalah guru senior. Ia berasal dari Pematang Siantar. Puluhan tahun lampau ia
ditempatkan pemerintah untuk mengajar di kampung kami. Ia sangat dihormati karena keberaniannya merantau demikian jauh dalam usia sangat muda, demi pendidikan. Dialah
guru bahasa Inggris pertama di kampung kami.DPB, hlm. 10
4.2 Enong Maryamah Sebagai Pelopor
4.2.1 Sebagai Penambang Timah Wanita Pertama di Belitong Paksaan nasib pada umumnya menjadikan setiap manusia mampu melakukan apa saja
bahkan yang dianggap tidak mungkin pun mampu dilakukan. Faktor kemiskinan terkadang
Universitas Sumatera Utara
menghapus sistem budaya yang berlaku. Di Belitung misalnya, daerah tersebut masih menganut budaya patriarki. Budaya tersebut masih menganggap tabuh apabila ada seorang perempuan yang
mengerjakan pekerjaan laki-laki. Mendulang timah sudah ditekuni Enong sejak usianya 14 tahun. Sindiran-sindiran orang
lain dijadikan Enong sebagai penyemangatnya untuk mengembalikan adik-adiknya ke bangku sekolah dan tetap mampu membiayai kebutuhan sehar-hari. Menjadi pendulang timah bukanlah
kemauan Enong, melainkan keadaan yang memaksanya untuk mengerjakan pekerjaan berat tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Namun, putri kecil Syalimah itu gembira bukan main mendapat pekerjaan yang baru sebagai pendulang timah karena pekerjaan itu tidak mengharuskannya memoles gincu,
berbedak, berdandan, dan tak perlu membuatnya berbaju berlapis-lapis, dan terutama, karena ia memang tak punya pilihan lain.DPB, hlm. 50
Keberhasilan Enong menaklukkan pekerjaan berat tersebut menginspirasi perempuan-
perempuan lain untuk bekerja sebagai pendulang timah. Semangat Enong mampu memacu dan mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan pekerjaan yang awalnya tidak mungkin untuk
dilakukan oleh seorang perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Enong sebagai perempuan pendulang timah pertama telah berhasil memberikan energi positif
bagi kaum perempuan untuk lebih berpikir luas dan memiliki semangat untuk maju demi memperjuangkan harkat dan martabat sebagai makhluk yang memiliki hak yang sama dengan
kaum laki-laki.
4.2.2 Pemain Catur Wanita Pertama di Belitung Permainan catur merupakan gabungan antara seni, psikologi, pengalaman, bakat, sains,
taktik, kecerdasan, dan adakalanya merupakan sebuah faktor keberuntungan. Menjadi seorang yang ahli bermain catur bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Di dalamnya tentu saja ada
Universitas Sumatera Utara
usaha, tekad, dan dorongan dari dalam hati. Enong merupakan pelopor pemain catur pertama di Belitung dan menginspirasi kaum perempuan lainnya untuk menekuni permainan tersebut.
Melalui cobaan berat dalam hidupnya, ia berusaha untuk mengalahkan orang yang menyebabkan hidupnya menderita. Sikap balas dendam yang ditunjukkan Enong sangat terpuji karena
pembalasan tersebut dilakukan melalui cara yang positif. Berkat kemenangan Enong mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan 17 Agustus,
harga diri dan keberadaan Enong mulai diakui oleh semua masyarakat Belitung. Hal tersebut menginspirasi semua orang untuk merasakan kebebasan dan tidak lagi terikat pada budaya yang
melarang perempuan untuk mengerjakan pekerjaan atau memainkan permainan laki-laki. Di tahun berikutnya pertandingan catur telah banyak digemari oleh kaum perempuan bahkan
mereka mulai ikut bertanding melawan laki-laki dengan catatan tidak melanggar syariat, yakni dengan tetap memasang pembatas selendang dan pihak perempuan tetap menggunakan burkak,
sejenis selendang untuk menutup aurat wajah pada umat Islam. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Melalui bimbingan Grand Master Ninochka Stronovsky, Maryamah semakin menguasai teknik pertahanan benteng bersusun ala Grand Master Anatoly
Karpov. Tahun selanjutnya Maryamah beradu lagi melawan Matarom di final. Matarom kalah lagi. Maryamah adalah pecatur pertama yang berhasil menjadi
juara 3 tahun berturut-turut. Ia meraih piala abadi dan setelah itu tak pernah lagi bertanding. Ia terkenal dengan sebutan Maryamah Karpov. Pada tahun
berikutnya, Maryamah kembali menggulung Matarom di final. Perempuan lain mulai ikut bertanding pada kejuaraan catur peringatan hari kemerdekaan 17
Agustus. Tak ada penentang dari siapa pun, namun mereka wajib memakai burkak dan papan pertandingan mereka tetap dibatasi selendang. Paman adalah
orang yang paling keras memperjuangkan mereka.CDG, hlm. 262
Universitas Sumatera Utara
4.3 Bentuk-Bentuk Perjuangan Tokoh Enong 4.3.1 Perjuangan Tokoh Enong terhadap Dirinya Sendiri