commit to user 19
http:sudiknoartikel.blogspot.com200803sistem-peradilan-di- indonesia.html.
Di samping 4 lingkungan peradilan negara seperti yang disebutkan dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang no.14 tahun 1970
sistem peradilan kita masih mengenal peradilan sui generis atau peradilan semu yang tidak diatur dalam Undang-undang no.14 tahun
1970. Dikatakan semu karena petugas yang diberi wewenang untuk memeriksa dan menyelesaikan konflik atau pelanggaran bukanlah
petugas yang khusus diangkat untuk itu seperti hakim pada pengadilan negeri, akan tetapi mempunyai tugas rangkap. Termasuk peradilan
semu ialah peradilan perburuhan UU no.22 th 1957, peradilan perumahan PP no.55 th 1981 jo. PP no.49 th 1963, peradilan
pelayaran Skp. Mphbl. No.Kab 4324 jo. S 1949 no.103. Di samping badan-badan peradilan yang telah disebutkan
masih dikenal juga arbitrase atau pewasitan. Kalau 4 peradilan negara itu berpuncak pada Mahkamah Agung, maka 3 peradilan semu yang
telah dikemukakan di atas tidak berpuncak pada Mahkamah Agung. Hakim sebagai manusia tidak luput dari kekurangan dan
kekhilafan, sehingga putusan yang dijatuhkannya belum tentu cermat, tepat dan adil. Untuk mengantisipasi hal itu dan untuk memenuhi rasa
keadilan maka peradilan dibagi menjadi dua tingkat, yaitu peradilan tingkat pertama peradilan dengan original jurisdiction, yaitu
peradilan dalam tingkat awal atau permulaan dan peradilan tingkat banding peradilan dengan appellate jurisdiction, yaitu peradilan
dalam tingkat
pemeriksaan ulang
http:sudiknoartikel.blogspot.com200803sistem-peradilan-di- indonesia.html
.
3. Tinjauan Tentang Kode Etik
a. Kode Etik Kepolisian
commit to user 20
Upaya pembinaan kemampuan profesi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjalankan tugas pokoknya sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 dilaksanakan melalui pembinaan etika profesi dan pengembangan pengetahuan serta
pengalaman penugasan secara berjenjang, berlanjut dan terpadu. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diwajibkan untuk
menghayati dan menjiwai etika profesi Kepolisian yang tercermin dalam sikap dan perilakunya dalam kedinasan maupun kehidupannya sehari-hari.
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan pedoman perilaku dan sekaligus pedoman moral yang sangat
kuat bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai upaya pemuliaan terhadap profesi kepolisian, yang berfungsi sebagai
pembimbing pengabdian, sekaligus menjadi pengawas hati nurani setiap anggota agar terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan
wewenang http:kuncupmuda.blogspot.com. Untuk pertama kali Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia ditetapkan oleh Kapolri dengan Surat Keputusan Kapolri Nomor Pol: Skep213VII1985 tanggal 1 Juli Tahun 1985 yang selanjutnya
naskah tersebut terkenal dengan Naskah Ikrar Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta pedoman pengalamannya.
Perumusan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia memuat norma perilaku dan moral yang disepakati bersama
serta dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas dan wewenang bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sehingga dapat menjadi
pemacu semangat dan penegak rambu-rambu nurani setiap anggota untuk pemuliaan profesi Kepolisian guna meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan organisasi
pembina profesi Kepolisian yang berwenang membentuk Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia di semua tingkat organisasi,
selain itu juga untuk menilai dan memeriksa pelanggaran yang dilakukan
commit to user 21
oleh anggota terhadap ketentuan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia http:kuncupmuda.blogspot.com.
Liliana Tedjosaputro berpendapat, di dalam pengamalan “Bhakti Dharma Waspada”, pedoman pengamalan seseorang polisi adalah “Rasta
Sewakottama, nagara Janottama, Yana Anucasana Dharma, yaitu sebagai berikut :
Insan Rastra Sewakottama : 1 Mengabdi kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. 2 Berbakti demi keagungannusa dan bangsa yang bersendikan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai kehormatan tertinggi. 3 Membela tanah air, mengamankan dan mengamalkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dengan tekad juang pantang menyerah. 4 Menegakkan hukum dan menghormati kaidah-kaidah yang hidup di
dalam masyarakat secara adil dan bijaksana. 5 Melindungi, mengayomi, serta membimibing masyarakat sebagai
wujud panggilan tugas pengayoman yang luhur. Insan Janottama :
1 Berdharma untuk menjamin ketentraman umum bersama-sama warga masyarakat membina ketertiban dan keamanan demi terwujudnya
kegairahan kerja dan kesejahteraan lahir dan batin. 2 Menampilkan dirinya sebagai warga Negara yang berwibawa dan di
cintai oleh sesama warga Negara. 3 Bersikap disiplin, percaya diri, tanggung jawab, penh keikhlasan
dalam tugas kesanggupan, serta selalu menyadari bahwa dirinya adalah warga masyarakat.
4 Selalu peka dan tanggap dalam tugas, mengembangkan kemampuan dirinya, menilai tinggi mutu kerja, penuh keaktifan dan efisiensi serta
menempatkan kepentingan tugas secara wajar diatas kepentingan pribadinya.
commit to user 22
5 Memupuk rasa persatuan, sesatuan dan kebersamaan serta kesetiakawanan dalam lingkungan masyarakat.
6 Menjauhkan diri dari perbuatan dan sikap tercela serta mempelopori setiap tindakan, mengatasi setiap kesulitan-kesulitan masyarakat
sekelilingnya. Insan Yana Anucasana Dharma :
1 Selalu waspada, siap sedia dan sanggup menghadapi setiap kemungkinan dalam tugas.Mampu mengendalikan diri dari perbuatan-
perbuatan penyalahgunaan. 2 Tidak mengenal berhenti dalam memberantas kejahatan dan
mendahulukan cara-cara pencegahan daripada penindakan secara hukum.
3 Memelihara dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat.
4 Bersama-sama segenp komponen kekuatan pertahanan keamanan lainnya dan peran serta masyarakat, memelihara dan meningkatkan
kemanungggalan ABRI-Rakyat. 5 Meletakkan setiap langkah tugas sebagai bagian dari pencapaian tujuan
pembangunan nasional sesuai dengan amanat penderitaan rakyat http:brimobpolri.wordpress.com08-kode-etik-polri.
b. Kode Etik Kejaksaan Sebagai pengemban tugas dan wewenang kejaksaan, maka jaksa
selaku insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki asas satu dan tidak terpisah-pisahkan, senantiasa bertindak
berdasarkan hukum dan sumpah jabatan dengan mengindahkan norma- norma keagamaan, kesopanan dan kesusilaan serta menggali nilai
kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat dan juga berpedoman pada Doktrin TriKrama Adhyaksa.
Doktrin Trikrama Adhyaksa perlu dijabarkan dalam kode etik jaksa sebagai tuntutan tata pikir, tata tutur dan tata laku dalam mewujudkan jati
diri jaksa mandiri dan mumpuni, memiliki kemampuan profesional.
commit to user 23
Integritas pribadi dan disiplin tinggi dalam mengemban bakti profesi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan pemahaman dan penghayatan panggilan tugas sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan abdi hukum, seluruh jaksa yang tergabung
dalam Persatuan Jaksa bersepakat menetapkan Kode Etik Jaksa http:lawjusticia.blogspot.com.
Tata Krama Adhyaksa 1 Jaksa adalah insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang tercermin dari kepribadian yang utuh dalam pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila.
2 Jaksa sebagai insan yang cinta tanah air dan bangsa senantiasa mengamalkan dan melestarikan pancasila serta secara efektif dan
kreatif menjadi pelaku pembangunan hukum dalam mewujudkan masyarakat adil yang berkemakmuran dan makmur yang berkeadilan.
3 Jaksa mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4 Jaksa mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama pencari keadilan serta menjunjung tinggi asas
praduga tak bersalah, disamping asas-asas hukum yang berlaku. 5 Jaksa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban melindungi
kepentingan umum sesuai peraturan perundang-undangan dengan mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan dan kesusilaan
serta menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.
6 Jaksa senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pengabdiannya dengan
mengindahkan disiplin
ilmu hukum,
memantapkan pengetahuan dan keahlian hukum serta memperluas wawasan dengan
mengikuti perkembangan dan kemajuan masyarakat. 7 Jaksa berlaku adil dalam memberikan pelayanan kepada pencari
keadilan.
commit to user 24
8 Jaksa dalam melaksanakan taugas dan kewajiban senantiasa memupuk serta mengembangkan kemampuan profesional, integritas pribadi dan
disiplin yang tinggi. 9 Jaksa menghormati adat kebiasaan setempat yang tercermin dari sikap
dan perilaku baik dalam maupun diluar kedinasan. 10 Jaksa terbuka untuk menerima kebenaran bersikap mawas diri, berani
bertanggung jawab dan dapat menjadi teladan di lingkungannya. 11 Jaksa mengindahkan norma-norma kesopanan dan kepatutan dalam
menyampaikan pandangan dan menyalurkan aspirasi profesi, disamping mematuhi hirarki dan aturan kedinasan.
12 Jaksa berbudi luhur serta berwatak mulia, setia, jujur arif dan bijaksana dalam tata pikir, tata tutur dan tata laku.
13 Jaksa memelihara rasa kekeluargaan, semangat kesetiakawanan dan mendahulukan kepentingan korps dari pada kepentingan pribadi.
14 Jaksa menjunjung dan membela kehormatan korps serta menjaga harkat dan martabat profesi.
15 Jaksa senantiasa membina dan mengembangkan kader Adhyaksa dengan semangat ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso,
Tut Wuri Handayani. 16 Jaksa wajib menghormati dan mematuhi kode etik jaksa serta
mengamalkan secara nyata dalam lingkungan kedinasan maupun dalam pergaulan masyarakat.
17 Kode Etik
jaksa ini
disebut Tata
Krama Adhyaksa
http:lawjusticia.blogspot.com. c. Kode Etik Kehakiman
Kode Kehormatan Hakim adalah segala sifat batiniah dan sikap- sikap lahiriah yang wajib dimiliki oleh para hakim untuk menjamin
tegaknya kewibawaan dan kehormatan hakim atau korps hakim. KKH ini diperlukan berkaitan dengan peranan hakim sebagai soko guru terakhir
dari negara hukum yang berdasarkan Pancasila dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
commit to user 25
bangsa dan negara. Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim.
Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional. Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat 3 jenis
etika, yaitu : 1 Etika kedinasan pegawai negeri sipil.
2 Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak hukum. 3 Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota
masyarakat. Uraian Kode Etik Hakim meliputi :
1 Etika keperibadian hakim. 2 Etika melakukan tugas jabatan.
3 Etika pelayanan terhadap pencari keadilan. 4 Etika hubungan sesama rekan hakim.
5 Etika pengawasan
terhadap hakim
http:hamildiluarnikah.blogspot.com201003kode-etik-hakim.html. Dari kelima macam uaraian kode etik ini akan kita lihat apakah
Kode Etik Hakim memiliki upaya paksaan yang berasal dari Undang- Undang.
1 Etika keperibadian hakim Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b Menjunjung tinggi, citra, wibawa dan martabat hak.
c Berkelakuan baik dan tidak tercela. d Menjadi teladan bagi masyarakat.
e Menjauhkan diri dari perbuatan dursila dan kelakuan yang dicela oleh masyarakat.
f Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim. g Bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab.
h Berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu. i Bersemangat ingin maju meningkatkan nilai peradilan.
commit to user 26
j Dapat dipercaya. k Berpandangan luas
2 Etika melakukan tugas jabatan. Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a Bersikap tegas, disiplin b Penuh pengabdian pada pekerjaan.
c Bebas dari pengaruh siapa pun juga. d Tidak menyalahgunakan kepercayaan, kedudukan dan wewenang
untuk kepentingan pribadai atau golongan. e Tidak berjiwa mumpung.
f Tidak menonjolkan kedudukan. g Menjaga wibawa dan martabat hakim dalam hubungan kedinasan.
h Berpegang teguh pada Kode Kehormatan Hakim. 3 Etika pelayanan terhadap pencari keadilan.
Sebagai pejabat penegak hukum, hakim : a Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan di
dalam hukum acara yang berlaku. b Tidak memihak, tidak bersimpati, tidak antipati pada pihak yang
berperkara. c Berdiri di atas semua pihak yang kepentingannya bertentangan,
tidak membeda-bedakan orang. d Sopan, tegas, dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik dalam
ucapan maupun perbuatan. e Menjaga kewibawaan dan kenikmatan persidangan.
f Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan. g Memutus berdasarkan hati nurani.
h Sanggup mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4 Etika hubungan sesama rekan hakim. Sebagai sesama rekan pejabat penegak hukum, hakim :
commit to user 27
a Memelihara dan memupuk hubungan kerja sama yang baik antara sesama rekan.
b Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa, dan saling menghargai antara sesama rekan.
c Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap korp hakim. d Menjaga nama baik dan martabat rekan-rekan, baik di dalam
maupun di luar kedinasan. e Bersikap tegas. Adil dan tidak memihak.
f Memelihara hubungan baik dengan hakim bawahannya dan hakim atasannya.
g Memberi contoh yang baik di dalam dan di luar kedinasan http:hamildiluarnikah.blogspot.com201003kode-etik-
hakim.html. 5 Etika pengawasan terhadap hakim.
Urusan Kode Kehormatan Hakim tidak terdapat rumusan mengenai pengawasan dan sanksi ini. Berarti pengawasan dan sanksi
akibat pelanggaran Kode Kehormatan Hakim dan pelanggaran undang- undang dilakukan oleh Majelis Kehormatan Hakim. Menurut
ketentuan Pasal 20 ayat 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum; Pembentukan, susunan, dan tata kerja
Majelis Kehormatan Hakim serta tata cara pembelaan diri ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung bersama-sama Menteri Kehakiman
http:oktaglory.blogspot.com.
commit to user 28
B. Kerangka Pemikiran