Sebaliknya dengan panen yang luasnya relatif sempit, upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan
modal dibutuhkan tidak terlalu besar.
Tenaga kerja adalah semua penduduk dalam suatu negara ataupun daerah yang dapat memproduksi barang ataupun jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja
mereka dan
merekapun berpartisipasi
dalam kegiatan
tersebut Kusumosuwondo,1981.
Menurut Simanjuntak, 1998 tenaga kerja adalah kelompok penduduk usia kerja
dimana yang mampu bekerja atau yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Nilai tukar exchange rate digunakan sebagai perbandingan nilai atau harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar dijadikan sebagai
variabel yang berpengaruh terhadap harga, tingkat suku bunga, neraca pembayaran dan transaksi berjalan. Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor
yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang di produksi
dalam negeri sukirno,2006.
2.3 Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu.Konsumsi pangan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan individu secara biologik, psikologik, maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan penndapatan
nasional pendapatan disposabel perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :
C = a + By Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b
adalah kecondongan konsumsi marginal, c adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat
dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi
marginal marginal propensity to consume jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi
marginal krusial bagi rekomendasi kebijakan keynes untuk menurunkan penggangguran yang kian meluas. Kebijikan kekuatan fiskal, untuk
mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua, keynes menyatakan bahwa rasio terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata avarage prospensity to consume, turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehinggai
ia berharap orang kaya menabung dalam propersi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes
menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebtas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari pengaruh tingkat bunga
terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi keynes sering ditulis
sebagai berikut : C = a + Cy, C 0, 0 c 1
Keterangan :
C = konsumsi Y = pendapatan disposebel
a = konstanta c = kecenderungan mengkonsumsi marginal N.G Mankiw, 2003
Harga merupakan hal yang terpenting dalam sebuah bisnis, barang yang di jual
harus ditentukan harganya sehingga seluruh pihak akan memperoleh keuntungan dari pemberian harga yang pas, dari mulai karyawan, pemilik perusahaan, sampai
para pemegang saham juga mendapatkan hasil yang memuaskan karena strategi penetapan harga yang pas, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang harga:
Menurut Alex S Nitisemito 1991:55 harga diartikan sebagai nilai suatu barang
atau jasa yang di ukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan tersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki
kepada pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai dua sisi,yaitu penawaran dan permintaan.Harga merupakan sinyal kelangkaan scarcity suatu sumberdaya yang
mengarahkan pelaku ekonomi untuk alokasi Sumberdayanya.Perpotongan kurva penawaran dengan kurva permintaan suatu komoditi dalam suatu pasar
menentukan harga pasar komoditi tersebut,dimana jumlah komoditi yang diminta sama dengan jumlah komoditi yang ditawarkan.Dengan kata lain,keseimbangan
harga pasar merupakan hasil interaksi kekuatan penawaran dan permintaan komoditi di pasar Nicholson,2002.
Harga impor turut dalam fungsi permintaan impor karena faktor harga merupakan
faktor utama dalam fungsi permintaan ceteris paribus.Harga impor sejalan dengan fungsi permintaan memiliki hubungan negatif dengan permintaan impor itu
sendiri.Dimana pada umumnya impor dilakukan dikarenakan tidak mempunyai kebijakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus turut
menerima bantuan dari negara lain khususnya dalam perdagangan international itu sendiri.Jadi,meskipun harga barang impor naik,apabila impor dilakukan karena
tingkat kebutuhan yang bersifat penting maka permintaan akan tetap naik.Sukirno,2005:97
Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dan perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu di diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan
nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita sering dianggap sebagai gambaran tingkat kesejahteraan, sedangkan besarnya
pendapatan perkapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka tingkat pendapatan penduduk maningkat,.
Sebaliknya apabila tingkat pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk, maka pendapatan perkaoita mengalami prenurunan
Suryana, 2001. Pendapata perkapita sering kali digunakan sebagai indikator pembangynan selain
untuk membadakan tingkat kemajuan ekonomi antar negara-nefgara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain, pendapatan perkapita selain bisa
memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan nasyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara. 2.4 Penelitian Terdahulu
Hotmaida Veronika Samosir 2008 yang berjudul faktor-faktor yang
mempengerahui perilaku konsumen terhadap permintaan telur ayam kampung study kasus : Kota Medan propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, untuk mengetahui hubungan fator umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat
pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Daerah penelitian kajian perilaku konsumen telur ayam kampung yaitu kota
Medan, dimana daerah ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur ayam kampung di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
purposive di beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan yang ada di kota Medan. Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan metode
Universitas Sumatera Utara
penelusuran Accedental. Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi liner berganda dan kolerasi rank spearman.
Ester B.A Purba 2014 faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
membeli sayuran di pasar tradisional study kasus : pasar tradisional di kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional dan untuk mengetahui hubungan antara karateristik konsumen umur, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan dengan tingkat keputusan konsumen dalam membeli sayuran di pasar tradisional. Penentuan
daerah penelitian dilakukan secara sengaja purposive di lima pasar tradisional yang ada di kota Medan. Metode penentuan sampel untuk sampel konsumen
adalah penelusuran Accedental dengan jumlah sebanyak 50 orang. Lisa Lestari 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan konsumsi
pangan strategis Di Sumatera Utara menggunakan metode penelitian regresi linier berganda dengan tahun periode 2001-201. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketersediaan beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi oleh stok, produksi, impor, dan ekspor, sedangkan secara parsial ketersediaan beras
dan cabai hanya dipengaruhi produksi. Konsumsi beras dan cabai di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi jumlah penduduk, harga dan PDRB,
sedangkan secara parsial konsumsi beras dan cabai hanya dipengaruhi PDRB.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Pemikiran